Mendikbud: Instruktur Ahli dari Luar Negeri Untuk Mempercepat Proses Peningkatan Kapasitas Guru  16 Mei 2019  ← Back

Jakarta, Kemendikbud --- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menepis isu yang beredar bahwa Pemerintah akan mendatangkan guru asing untuk mengajar di Indonesia. Menurut Mendikbud, yang tepat adalah pemerintah berencana mengundang atau mendatangkan para instruktur ahli dari negara-negara dengan kualitas pendidikan yang maju untuk dapat memberikan pelatihan (training of trainers) kepada para instruktur di dalam negeri.

"Sekali lagi saya tegaskan. Menko Puan Maharani tidak pernah mengatakan 'import', tetapi mengundang para guru dan instruktur dari luar negeri untuk memberikan pelatihan kepada guru kita sesuai bidangnya. Pelatihan tidak hanya untuk guru-guru saja, tetapi juga untuk instruktur di balai-balai latihan kerja kementerian lain," disampaikan Mendikbud Muhadjir Effendy usai buka puasa bersama awak media di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta, Senin (13/5/2019).

"Dan ini tidak pribadi. Tetapi melalui lembaga-lembaga penyedia pelatihan. Kita sudah punya kerja sama dengan Belanda, Perancis, Jerman, dan lain-lain," tambah Muhadjir.

Rencana ini merupakan respons atas arahan Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas kabinet terkait upaya menggenjot pembangunan sumber daya manusia. "Selama ini sudah kita lakukan, tetapi jumlahnya masih terbilang kecil. Presiden ingin lebih masif lagi, agar dampaknya juga lebih 'nendang'," katanya kepada awak media.

Para instruktur ahli yang didatangkan dari luar negeri tersebut akan difokuskan untuk meningkatkan kapasitas guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Khususnya di bidang prioritas seperti pariwisata dan perhotelan, kemaritiman, teknologi informasi dan komunikasi, advanced robotic, mekatronik, dan lain-lain. "Sasaran utamanya adalah untuk peningkatan kapasitas pembelajaran vokasi di SMK. Dan juga pembelajaran science, technology, engineering and mathematics (STEM)," tutur mantan Guru Besar Universitas Muhammadiyah Malang itu.

Kedatangan para instruktur dari luar negeri tersebut bukanlah untuk menggantikan peran para guru di Indonesia. Mendikbud mengatakan, instruktur asing akan membantu percepatan proses peningkatan kapasitas para guru. "Sama sekali bukan impor atau kemudian diangkat menjadi PNS atau dikontrak dalam jangka panjang. Apalagi sampai menggantikan guru-guru di sekolah. Itu saya jamin tidak akan terjadi," ungkapnya.

Selain memberikan pelatihan, para instruktur ahli yang didatangkan dari luar negeri tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan kapasitas melalui sertifikasi dengan rekognisi internasional. "Instruktur asing punya banyak manfaat. Yang pertama untuk skilled-up, untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan yang dimiliki instruktur kita. Kemudian yang kedua, untuk benchmarking. Kita bisa mengukur tingkat kemampuan instruktur kita. Maka itu, yang kita undang ke sini pasti yang terstandar," jelas Mendikbud.

"Kita punya P4TK (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan) yang saya kira bengkel dan laboratoriumnya cukup representatif. Sehingga mereka tidak akan kesulitan kalau datang ke Indonesia. Kita harap tidak hanya melatih, tetapi juga membantu mendesain pelatihan yang lebih baik," tutur Muhadjir.

Salah satu keuntungan yang didapatkan dengan mendatangkan para instruktur ahli dari luar negeri adalah efisiensi biaya. "Misalkan saja kalau kita mengirimkan guru-guru ke luar negeri, ada biaya pelatihan, biaya hidup, dan juga biaya perjalanan. Kalau kita datangkan ke sini, menurut saya jauh lebih efisien," jelas Mendikbud.

"Agar di dalam memberikan materi, para instruktur asing itu tidak berdasarkan persepsi. Tetapi betul-betul tahu realitas lapangan di Indonesia," lanjut Muhadjir.

Mendikbud optimistis program pelatihan dapat dilaksanakan pada tahun 2019. Detil pelaksanaan dan anggarannya sedang dibahas di tingkat Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).

Kendati demikian, program pelatihan guru di luar negeri untuk jangka pendek tetap dilakukan. Pada Februari lalu Kemendikbud mengirim 1.200 guru ke sejumlah negara untuk menjalani pelatihan. “Sehingga target pengiriman 7.000 guru untuk kursus ke luar negeri tahun ini bisa tercapai,” pungkas Mendikbud (*)





Jakarta, 14 Mei 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber : Siaran Pers BKLM, Nomor: 187/Sipres/A5.3/HM/V/2019

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2961 kali