Mendikbud-Bupati Kutai Kertanegara Tandatangani Nota Kesepahaman Pusat Vokasi  27 Juli 2019  ← Back

Malang, Kemendikbud--Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menandatangani nota kesepahaman dengan Bupati Kutai Kertanegara Edi Damansyah tentang penyiapan Kabupaten Kutai Kertanegara sebagai pusat atau sentra pendidikan vokasi di Provinsi Kalimantan Timur.

Kabupaten Kutai Kertanegara merupakan salah satu dari 10 kabupaten/kota di Kalimantan Timur, dengan luas wilayah sebesar 27. 253 KM2, dan luas lautan yaitu 4. 907 KM2.

Bupati Edi menjelaskan pendirian pusat vokasi sebagai dukungan terhadap pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di Kutai Kertanegara. Menurutnya, sumber daya ini dapat menjadi sumber kekuatan untuk meningkatkan pembangunan di Kalimantan Timur, khususnya Kabupaten Kutai Kertanegara. "Terdahulu, terdapat era, di mana betapa kaya Kaltim dengan kayu sebagai sumber daya alam. Di era itu tidak memperbaharui sumber daya, bahkan infrastruktur pun belum terselenggara dengan baik, sehingga sumber daya manusia dapat menjadi transformasi kekuatan (pembangunan) di Kaltim," ujar Bupati Edi.

Menurut Edi, pendirian pusat vokasi berawal dari inisiasi rencana vokasi gizi di wilayah Kutai Kertanegara. "Vokasi itu hasil diskusi dengan rencana hanya rumah vokasi gizi dengan beberapa kondisi tertentu," ujarnya. Kemudian, vokasi pun beranjak dengan menyasar penyiapan SDM sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. "Kami membuat klinik pemuda mandiri, dan membuka pusat vokasi di Kutai Kertanegara," jelasnya. Ke depan, Bupati Edi berharap, pusat vokasi dapat memfasilitasi pelatihan dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan di Kutai Kertanegara. " Klinik pemuda mandiri agar bisa mendorong jiwa kewirausahaan di kalangan pemuda Kutai Kertanegara," ujarnya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengungkapkan, penyiapan SDM Indonesia di bidang vokasi haruslah menyesuaikan kemampuan lulusan dengan kebutuhan pasar. Sehingga, menurut Menteri Muhadjir, pihak sekolah perlu membekali para lulusan dengan kemampuan menggunakan teknologi informasi yang faktual. "(para SMK) harus melakukan lompatan, tidak lagi vokasi dahulu, harus bisa menangkap perkembangan, menggunakan teknologi untuk siapkan (revolusi) industri 4.0," ujar Menteri Muhadjir. Dia mencontohkan pendidikan vokasi menjahit yang tidak lagi sebatas mengukur secara manual. "Jurusan tata busana bisa menggunakan 3D printing, dan augmented reality, sehingga, presisi bisa tinggi, mau merakit secara langsung, sebelum itu pakai virtual dahulu," ujarnya.

Sehingga, ujar Menteri Muhadjir, penyiapan SDM yang kompatibel dan produktif dapat berhasil guna menghadapi bonus demografi di 2045, sebagai hadiah 100 tahun Indonesia merdeka. Cakupan pendidikan vokasi meliputi multi sektor, seperti teknologi informasi dan komunikasi, pariwisata, manajemen logistik, dan pengembangan ekonomi kreatif.







Malang, 27 Juli 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: www.kemdikbud.go.id
Sumber : Siaran Pers BKLM,  Nomor: 246/Sipres/A5.3/VII/2019

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 1628 kali