Film Indonesia “The Fabulous Udin” Membuka Festival Film Indonesia di Bollywood  25 Oktober 2019  ← Back



Jakarta, New Delhi --- “Sudahkah kita menertawakan masalah kita, sehingga masalah itu akan malu dan pergi dengan sendirinya?”. Begitu kalimat pembuka yang diucapkan seorang anak remaja kampung yang cerdas bernama Udin, pemeran utama di film Indonesia berjudul “The Fabulous Udin”. Kalimat bijaksana ini cukup mampu membuat penonton tertegun dan semakin penasaran untuk mengikuti alur cerita film yang disutradarai oleh Herdanius Larobu, produksi Starvision Plus. Film ini pun menjadi film perdana yang ditayangkan pada pekan Indonesian Film Festival (IFF) 2019 di New Delhi, 22 Oktober 2019.

Pekan Indonesian Film Festival 2019 menayangkan lima film Indonesia pilihan untuk menghibur publik India selama lima hari, tanggal 22 s.d. 26 Oktober 2019 di The Stein Auditorium, India Habitat Centre, New Delhi. Lima film tersebut adalah “The Fabulous Udin”, “Sekala Niskala-The Seen and “Unseen” garapan Kamila Andini, “Knight Kris” garapan Antonius William Fajito, “Bavon Digoel” karya FX Purnomo dan “One Sign of Symphony” garapan Alex Latief.

Meskipun publik India terkenal sebagai pecinta sinema Bollywood, nyatanya film karya sineas berbakat Indonesia ini tidak kalah menarik. Ceritanya sukses menyentuh perasaan para penonton hingga terbawa rasa sedih dan haru menyaksikan alur cerita dalam film “The Fabulous Udin”. Seorang perempuan di kursi bagian belakang yang mengenakan pakaian sharee khas India sesekali menyeka air mata saat melihat adegan-adegan sedih di film itu.  

Indonesian Film Festival (IFF) 2019 diselenggarakan atas kerja sama KBRI New Delhi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dan India Habitat Centre dalam rangka untuk merayakan 70 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan India. IFF 2019 membawa pesan besar yang menyimbolkan kedekatan historis kedua bangsa yang sudah terjalin sejak berabad silam. Kedekatan tersebut dimanifestasikan melalui kemajuan kerja sama multisektoral, baik politik, ekonomi, perdagangan, pendidikan, dan budaya.

Duta Besar RI untuk India, Sidharto R. Suryodipuro, mengatakan saat ini kerja sama bilateral antara Indonesia dengan India semakin harmonis dan solid. “Pada waktu yang bersamaan, kedua negara harus terus mendorong berbagai potensi yang dilandasi oleh fondasi kedekatan sejarah yang sudah terjalin dengan sangat baik, salah satunya melalui penayangan beberapa film kontemporer karya sutradara Indonesia pada malam hari ini. Semoga kita dapat menemukan esensi kesamaan untuk membangun keakraban yang lebih kokoh” ujar saat menyampaikan sambutan dalam pembukaan IFF 2019.

Penayangan film “The Fabulous Udin” sebagai film perdana mendapat beragam komentar positif dari para penonton, salah satunya dari wartawan All India Radio (AIR), Kishore Kumar Dass. “Film yang luar biasa, saya biasanya menangis setelah nonton film India bergenre sedih, tapi malam ini air mata saya menetes karena film Indonesia yang penuh dengan pesan indah tentang kehidupan dan motivasi yang membangun. Semoga film ini bisa di-dubbing ke dalam bahasa Hindi dan ditayangkan ke seluruh penjuru India,” ujarnya.  

Dr. Vinod K. Verma, Vice President-Group Corporate Affairs perusahaan besar Aditya Birla Group juga tidak ketinggalan memberikan komentar. “Saya dibuat terkesima dengan alur cerita film ini. Mencerminkan kecerdasan seoarang anak remaja yang mampu menyelesaikan banyak persoalan kehidupan. Udin is merely a simple boy, but yes he is really fabulous!” ujarnya dengan penuh antusias.    
Untuk menjaring banyak penonton, IFF 2019 dibuka secara gratis untuk masyarakat umum. KBRI juga mengundang secara khusus para akademisi, budayawan, diplomat asing, pengusaha, NGO, profesional, dan para mahasiswa India yang belajar bahasa Indonesia (BIPA) di KBRI New Delhi untuk turut menikmati film-film Indonesia.

Penyelenggaraan IFF 2019 juga sejalan dengan misi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk mendorong geliat pertumbuhan industri perfilman Tanah Air, salah satunya secara pro-aktif mendukung kegiatan-kegiatan promosi film sebagai wadah promosi untuk menjaring minat produser film India agar mau melakukan pengambilan gambar di lokasi-lokasi menarik di Indonesia.

IFF 2019 di New Delhi juga diharapkan bisa melahirkan kerja sama antara sineas India dan Indonesia, khususnya mendorong minat industri film Bollywood dan Tollywood untuk melakukan syuting di Indonesia seperti halnya film “Kaappaan” yang mengambil syuting di Gunung Bromo, Jawa Timur dan film “Vaazhl” yang mengambil lokasi syuting di Bali, Yogyakarta dan Jawa Timur.

Untuk menampilkan suasana keindonesiaan pada malam IFF 2019 di New Delhi, semua panitia mengenakan baju batik khas beberapa daerah di Indonesia. Kemudian ada poster film yang dipajang di beberapa sudut ruang lobi auditorium. Bahkan beberapa penonton warga India juga tampak mengenakan batik.

Tidak ketinggalan promosi kuliner Indonesia atau  kue-kue khas nusantara, seperti onde-onde, nasi kuning serundeng, pastel, klapertat dan kacang goreng, menjadi camilan favorit yang disajikan setelah penayangan film “The Fabulous Udin”. Penonton juga mendapatkan suvenir menarik, yaitu pembatas buku berbentuk wayang yang terbuat dari bahan kulit kerbau. (Desliana Maulipaksi/ Sumber: Atdikbud KBRI New Delhi)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 4816 kali