Menegaskan Kebinekaan Indonesia Melalui Pameran Asal Usul Orang Indonesia  29 Oktober 2019  ← Back



Jakarta, Kemendikbud – Siapakah sebenarnya orang asli Indonesia itu? Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan bekerja sama dengan majalah Historia.id mencoba menelisik siapa yang berhak disebut orang Indonesia asli itu. Penelitian dilakukan dengan menelusuri bukti arkeologis, antropologis, hingga pembuktian secara generis melalui tes DNA.
 
Pembuktian genetika sendiri dilakukan oleh Historia.id bekerja sama dengan peneliti Lembaga Eijkman, Herawati Sudoyo. Beberapa sampel Deoxyribonucleic Acid (DNA) yang berasal dari sejumlah tokoh publik seperti Ariel “Noah”, Najwa Shihab, Mira Lesmana, dan Budiman Soedjatmiko. Selain itu, dilibatkan pula masyarakat dari beragam profesi lainnya. Sampel DNA mereka dikirimkan ke Laboratorium DNA di Australia untuk dilakukan tes selama dua hingga tiga bulan. Hasilnya mengejutkan sekaligus membuktikan bahwa leluhur orang Indonesia itu bermacam-macam asal-usulnya.

Hasil penelitian tersebut kemudian ditampilkan dalam Pameran Asal usul Orang Indonesia (ASOI). Pameran ini digelar di Museum Nasional, 15 Oktober hingga 10 November 2019. Melalui pameran ini, beberapa koleksi arkeologis dan antropologis Museum Nasional Indonesia turut ditampilkan sebagai bukti keberagaman leluhur.

Sejarawan sekaligus pemimpin redaksi Historia.id, Bonnie Triyana, menyampaikan, pembuktian ini perlu dilakukan untuk menyadarkan masyarakat bahwa takdir orang Indonesia memang beragam. Bonnie merasa prihatin dengan konstruksi sosial yang terbentuk di tengah masyarakat Indonesia belakangan ini. Misalnya saja rasialisme dan diskriminasi yang menjadi stigma, dan digunakan dalam setiap perhelatan politik. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia perlu disadarkan dengan takdirnya.
 
“Artinya dengan proyek ini kita berharap bisa melawan stigma tadi, stigma yang diciptakan dari konstruksi sosial, untuk tujuan-tujuan tertentu yang sebenarnya merugikan kita sebagai bangsa Indonesia,” tutur Bonnie pada pembukaan pameran ASOI, 15 Oktober 2019 lalu.

Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, memandang satu hal yang menarik dari keberagaman tersebut justru terlihat adanya pola atau kesamaan, baik dalam ekspresi artistik, maupun nilai kebudayaan masyarakat Indonesia. “Ini menegaskan sekali lagi semboyan yang kita punya, Bhinneka Tunggal Ika. Waktunya kita memeriksa ini lebih mendalam, pameran ini memfasilitasi keperluan itu. Titik temu yang menentukan bahwa kita Indonesia,” ujar Hilmar.
 
Sebagai pesan penutup, Bonnie menyampaikan pesan inti dari proyek penelitian ini. “Orang Indonesia itu, selama kamu punya KTP Indonesia, selama punya paspor Indonesia, ya kamu Indonesia. Kamu taat pada konstitusi Republik Indonesia, yang tidak berdasarkan pada latar belakang agama, ras, etnis, siapapun kamu,” tegasnya. (Prani Pramudita)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3868 kali