Tinjau Sekolah Pasca Gempa Di Maluku, Mendikbud Imbau Siswa Kembali Ke Sekolah  01 Oktober 2019  ← Back

Ambon, Kemendikbud --- Pasca gempa dengan kekuatan 6.5 skala richter yang mengguncang Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, dan Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy meninjau sarana dan prasarana pendidikan yang terdampak gempa di wilayah tersebut, Senin (30/09).

Pada kunjungan tersebut, Mendikbud mengimbau para guru dan tenaga pendidik untuk segera mengajak siswa-siswanya untuk segera kembali belajar di sekolah. "Guru-guru yang jadi korban, Kemendikbud akan memberikan tunjangan khusus, tapi kami juga berharap para guru dapat mengajak para siswanya untuk segera kembali ke sekolah, kalau perlu jemput bola, datangi ke rumah-rumah siswa,” kata Mendikbud saat meninjau sekolah terdampak gempa di SMAN 4 Salahutu, Maluku Tengah.

Kalau anak-anak tidak masuk sekolah dalam waktu yang lama, kata Mendikbud, akan masuk pada zona nyaman, sehingga minat belajar akan menurun. “Kalau kelamaan tidak masuk sekolah nanti pikirannya akan sulit untuk diajak belajar lagi. Karena itu, saya datang kesini untuk menjamin dan memastikan bahwa anak-anak ini tidak terlalu lama tidak sekolah,” jelas Mendikbud.

Setelah melihat beberapa sarana dan prasaran pendidikan yang terkena dampak gempa, Mendikbud berjanji, bersama pemerintah daerah akan melakukan rehabilitasi bangunan sekolah-sekolah yang rusak tersebut. "Nanti saya dengan Pak Gubernur akan segera merehabilitasi gedung-gedung SMA dan SMK yang rusak ini, untuk SD dan SMP sama, nanti bersama bupati. Saya lihat, sebetulnya bangunannya tidak rusak parah, jadi strukturnya masih bagus. Ini menujukkan bahwa pembangunan gedung-gedung ini bagus. Hanya atap dan plafonnya yang rusak dan akan kita perbaiki," ujar Mendikbud.

Mendikbud berharap perbaikan sekolah rusak dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama, sehingga proses belajar mengajar bisa segera dimulai. "Untuk itu, supaya diatur tempat belajar siswa. Kalau nanti perlu bantuan tenda akan disiapkan oleh Pemerintah. Tetapi tidak boleh lagi dibiarkan anak untuk tidak masuk sekolah. Ini secepatnya kita bantu dan kita benahi. Di tenda bisa, di mushola boleh, di gereja boleh, yang penting aman, dan gedung-gedung tidak dalam kondisi bahaya. Saya akan koordinasikan dengan dari tim PUPR (Kementerian PUPR) untuk mengecek semua, terutama struktur bangunan sekolah," jelas Mendikbud.

Mengenai jumlah siswa terdampak bencana yang akan diberikan bantuan, Mendikbud menerangkan bahwa pendataan masih terus dilakukan, dan data-data tersebut masih harus divalidasi. "Prinsipnya seluruh siswa yang terdampak akan memperoleh bantuan paket pendidikan untuk SD hingga SMA/SMK serta paket bermain untuk siswa TK dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)," kata Mendikbud.

Pada kesempatan ini, secara simbolis Mendikbud menyerahkan bantuan perlengkapan sekolah kepada para siswa PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA/SMK yang terdampak gempa. Bantuan yang diberikan berupa peralatan bermain untuk anak-anak PAUD dan TK, serta perlengkapan sekolah (tas, buku, sepatu dan seragam) untuk siswa SD, SMP, SMA/SMK.

Selain itu, Pemerintah juga akan memberikan komputer untuk mendukung penyelenggaraan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), khususnya untuk SMP, SMA dan SMK. "Semua siswa yang terdampak gempa di Maluku akan memperoleh bantuan pendidikan," ujar Mendikbud. Pembagian paket bantuan tersebut akan disalurkan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku.

Pada kesempatan yang sama, Mendikbud juga memberikan bantuan secara simbolis kepada perwakilan guru yang terdampak gempa, dilanjutkan dengan menyaksikan proses pencairan dana pendidikan melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang disalurkan oleh BRI Cabang Ambon. Bantuan ini, kata Mendikbud, merupakan bentuk perhatian Pemerintah Pusat dalam penanganan dampak gempa yang melanda Provinsi Maluku.

"Saya diperintahkan langsung oleh Bapak Presiden Joko Widodo untuk berkunjung ke Ambon. Melihat berbagai fasilitas yang rusak untuk segera ditangani termasuk memastikan para siswa dan guru memperoleh bantuan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, sehingga proses belajar mengajar dapat segera berlangsung kembali," ujarnya.

Merujuk data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku, tercatat 46 sekolah mengalami kerusakan yakni sebelas Sekolah Dasar (SD), dua Sekolah Menengah Pertama (SMP), dua puluh lima Sekolah Menengah Atas (SMA) serta delapan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Untuk tingkat kerusakannya, terdapat satu sekolah rusak ringan, 41 rusak sedang dan empat rusak berat.

Turut hadir mendampingi kunjungan kerja Mendikbud, yakni Bupati Maluku Tengah Abua Tuasikal, dan Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan Maluku, Saleh Thio, serta para pejabat eselon 1 dan 2 terkait dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.









Ambon, 30 September 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: www.kemdikbud.go.id
Sumber : SIARAN PERS BKLM, Nomor : 315/Sipres/A5.3/IX/2019

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 2100 kali