Kunjungi Sekolah Roboh, Mendikbud Pastikan Investigasi Tuntas dan Cegah Terulangnya Insiden   08 November 2019  ← Back

Pasuruan, Kemendikbud --- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim meninjau Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gentong I Kota Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (7/11/2019). Mendikbud kembali menegaskan komitmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam mendukung penuntasan investigasi serta mencegah terulangnya insiden yang sama.

"Seharusnya kita melakukan hal yang lebih baik lagi dari semua pihak, baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah. Semua harus bergotong-royong memastikan hal ini tidak terjadi lagi. Karena keamanan murid, guru, dan orang tua itu harus nomor satu. Agar kita bisa belajar dengan aman dan dengan senang," disampaikan Mendikbud Nadiem usai meninjau bangunan ruang kelas di SDN Gentong I Pasuruan yang roboh pada Selasa (5/11/2019) yang lalu.

Bagi Nadiem, keamanan dan kenyamanan murid dan guru dalam pembelajaran adalah hal utama. Dia meminta agar pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, dengan azas gotong royong, bekerja sama menghadirkan sekolah aman dan nyaman.

"Dengan azas gotong royong, dengan pemerintah setempat, dengan pemerintah provinsi, dan dengan semua instansi di Kemendikbud, untuk memastikan bagaimana kita menghindari ini ke depannya. Agar murid dan guru dapat merasa aman belajar di sekolah," tegas Menteri Nadiem.

Dalam kesempatan tersebut, Mendikbud mendengarkan kesaksian Kepala Sekolah dan beberapa guru yang mengalami langsung robohnya atap ruang kelas.

Sebagian besar guru menyatakan kekagetannya. Menurut mereka, musibah robohnya atap kelas terjadi begitu cepat dan tidak terduga. Mereka juga tidak menemukan keanehan pada bangunan.

Kepala Sekolah SD Negeri Gentong I, Endang Ganeva, melaporkan saat ini terdapat enam siswa sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sudarsono. Kondisi para korban luka sudah membaik, tetapi masih menyisakan trauma. Begitu juga dengan para guru dan tenaga kependidikan sekolah.

Kepsek Endang mengungkapkan saat ini sesuai arahan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, para siswa diminta untuk belajar di rumah. Dikatakannya, banyak siswa yang mengungkapkan keinginan untuk segera kembali bersekolah. "Anak-anak kami itu ya sedikit trauma, tetapi ingin kembali sekolah. Jadi, anak-anak kami itu merindukan kapan diajar lagi sama teman-teman guru," tuturnya.

Hal itu, menurut Mendikbud, menunjukkan bahwa para guru yang mengajar di SDN Gentong I telah melakukan peran dan tugasnya dengan sangat baik sehingga menimbulkan semangat belajar yang tinggi dari para siswa.

Menteri Nadiem mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas upaya para guru SDN Gentong I dalam menjalankan tugasnya selama ini. "Tolong lanjutkan tugas ini dengan sebaik-baiknya. Demi anak-anak kita," ujarnya

"Terima kasih untuk keberanian ibu dan bapak. Saya tahu ini luar biasa sulit. Saya doakan bapak, ibu, dan juga murid dan orang tuanya," tambah Mendikbud.

Usai meninjau reruntuhan dan berdialog dengan para guru SDN Gentong I, dengan berjalan kaki, Mendikbud Nadiem mengunjungi kediaman korban meninggal, Irza Almira (8), siswa kelas II B, yang berada di belakang sekolah. Kemudian beranjak ke kediaman korban meninggal, Sevina Arsy Putri Wijaya (19), guru pengganti, di Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan.

Mendikbud menyampaikan belasungkawa secara langsung kepada keluarga korban. Sebelumnya, tim dari Kemendikbud juga telah memberikan santunan kepada keluarga korban.

Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kota Pasuruan Bahrul Ulum menyampaikan bahwa bangunan ruang kelas yang roboh di SDN Gentong I dibangun pada tahun 2012 dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan menggunakan sistem swakelola.

Saat ini pihaknya sedang berupaya mencari lokasi ruang belajar baru untuk menghindarkan jatuhnya korban lain dengan risiko pelaksanaan kegiatan belajar tetap di lokasi reruntuhan serta menghindari ketidaknyamanan akibat trauma. "Alternatifnya menggunakan ruang kelas yang masih ada yang tidak mengalami kerusakan. Tetapi, harus dipastikan, ditinjau, bahwa itu kondisinya aman," ujar Bahrul Ulum.

"Saya sudah menugasi Dinas PU (pekerjaan umum) dan Dinas Pendidikan supaya secepatnya melihat kondisi bangunan yang masih ada. Kalau aman dan sudah tidak ada alternatif, maka ini menjadi solusi pembelajaran meski harus double shift. Jadi, masuk pagi dan siang," imbuh Bahrul Ulum.

Dalam rangka memastikan tidak berulangnya insiden yang sama, Sekda Bahrul Ulum telah memerintahkan kepada Dinas PU dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk memeriksa semua sekolah. "Kalau tidak aman dan tingkat kerusakannya parah, harus dikosongkan. Tidak boleh digunakan untuk kegiatan belajar mengajar," jelasnya.

Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pasuruan Siti Zunniati melaporkan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan UNICEF untuk segera melakukan terapi psikologi kepada para korban. "Mulai besok (8/11) sudah bisa kita mulai terapinya di lapangan. Dari UNICEF sudah menyiapkan tenaga psikolognya," jelasnya.

Adapun program konseling/terapi juga ditawarkan oleh beberapa fakultas psikologi perguruan tinggi di sekitar Pasuruan. Tawaran tersebut akan dipertimbangkan melihat perkembangan kondisi yang ada. (*)







Pasuruan, 7 November 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: fb.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI

#SekolahAman
#PendidikanUntukSemua
Sumber : SIARAN PERS Nomor: 361/Sipres/A5.3/XI/2019

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2159 kali