Kemendikbud Perkuat Peran Pendidikan Masyarakat Lahirkan Wirausahawan Muda  03 Desember 2019  ← Back

Yogyakarta, Kemendikbud --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus melakukan penguatan peran pendidikan masyarakat untuk melahirkan bibit-bibit wirausahawan muda yang berkualitas, terutama bagi pemuda putus sekolah dan berasal dari keluarga tidak mampu agar dapat meningkatkan kompetensi, khususnya dalam penguasaan teknologi.

“Kemajuan di bidang teknologi digital pada peradaban kehidupan di era revolusi industri 4.0 memberi perubahan yang cukup berarti di berbagai segi kehidupan, salah satunya dibidang pekerjaan. Perkembangan digitalisasi di segala bidang, berdampak tergantinya beberapa bidang pekerjaan. Namun di sisi lain, membuka bidang pekerjaan baru dan peluang baru yang menuntut kecakapan dalam bidang teknologi digital,” demikian disampaikan Direktur Jenderal PAUD dan Dikmas, Harris Iskandar, pada Seminar Nasional Pendidikan Masyarakat dan Evaluasi Kinerja Pengelolaan PAUD dan Dikmas tahun 2019, di Yogyakarta, Minggu (01/12).

Sejalan dengan tema penyelenggaraan seminar tersebut yakni "Peran Pendidikan Masyarakat dalam Mengakselarasi Produktivitas Bangsa di Era Ekonomi Digital”, Harris mengatakan bahwa Pemerintah terus berupaya mendorong masyarakat untuk lebih memanfaatkan potensi yang besar dari sumber daya digital dengan kompetensi penguasaan teknologi, dilengkapi dengan kemampuan berpikir kritis, problem solving, kreatif, inovatif, komunikatif dan kolaboratif.

“Melalui pemuda yang terdidik dan tercerahkan yang akan mengawal perubahan Indonesia di masa depan. Sebab dengan potensi sumber daya manusia yang berkualitas itulah yang akan mampu memanfaatkan kemajuan era digital untuk membuka jalan kemanfaatan yang lebih besar,” terang Harris.

Menurut data Ditjen PAUD dan Dikmas yang dipaparkan Harris, lembaga kursus tercatat pada Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dan telah memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) berjumlah sebanyak 16.926 lembaga. Sedangkan lembaga kursus yang telah terakreditasi (A,B,C) sebanyak 4.488 lembaga atau sebesar 26% pada tahun 2018. Adapun 10 jenis keterampilan yang paling banyak diminati adalah disain grafis, web aplikasi, digital marketing, teknik otomotif, fashion desain, tata kecantikan, tata boga, bordir dan sulam, akuntansi, dan elektronika.

“Mengantisipasi era industri 4.0, Ditjen PAUD dan Dikmas menyelenggarakan pendidikan berbasis digital melalui Massive Open Online Course (MOOC). Melalui sistem ini, peserta didik di mana pun bisa mengikuti. Gratis, dan dilakukan secara interaktif,” jelas Harris. Program Massive Open Online Course (MOOC) adalah sistem pembelajaran kursus online melalui internet. MOOC merupakan metode belajar jarak jauh dengan skala-besar, gratis, dan bisa diakses oleh siapa saja dan di mana saja. Tujuannya untuk memperluas akses dan pelatihan bagi masyarakat.

Untuk anak putus sekolah dan anak dari keluarga tidak mampu, Ditjen PAUD dan Dikmas melalui Direktorat Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, juga menyelenggarakan pendidikan berbasis online melalui seTARA daring. Program tersebut merupakan inovasi layanan pembelajaran pendidikan kesetaraan yang dapat dijadikan pilihan moda pembelajaran melalui ruang kelas digital yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja.

“Peserta seTARA daring tercatat ada sekitar 592 lembaga dengan 4.549 tutor dan 6.914 peserta didik yang mengikuti pembelajaran berbasis digital. Mereka belajar sambil bekerja. Bisa mengakses belajar melalui android,” terang Harris.

Sedangkan untuk peningkatan peserta didik kesetaraan, kata Harris, dapat dilacak melalui Ujian Paket Kesetaraan yang mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2018 diikuti sebanyak 79.639 peserta didik. Pada tahun 2019 meningkat menjadi 118.885 peserta didik. “Peserta ujian kesetaraan ini, semuanya mengikuti ujian nasional berbasis komputer atau sudah UNBK semua,” jelas Harris.

Pemerintah juga memberikan kemudahan bagi peserta didik atau warga belajar pendidikan kesetaraan dengan menyertakannya sebagai penerima Program Indonesia Pintar (PIP). Pada anggaran tahun 2019, usulan bagi warga belajar pendidikan kesetaraan paket A, B dan C sebanyak 376.014, namun yang direalisasikan sebanyak 169.127. Saat ini, besaran dana bantuan PIP untuk pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP) per bulan berkisar antara Rp450 ribu hingga Rp1 juta. Besaran PIP per tahun untuk Paket A/SD sebesar Rp. 450.000, Paket B/SMP sebesar Rp. 750.000, dan Paket C/SMA sebesar Rp. 1.000.000.

“Semua upaya pemerintah ini dalam rangka peningkatan layanan pendidikan bagi seluruh masyarakat. Pendidikan yang berkualitas dan merata,” pungkas Harris.

Pada kesempatan ini, Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraaan, Abdul Kahar, mengemukakan, tujuan dari penyelenggaraan seminar nasional tersebut adalah untuk mengevaluasi kebijakan dan strategi pengelolaan program PAUD dan Dikmas, menyebarluaskan praktik baik model-model program pendidikan keaksaraan, kesetaraan, kursus dan pelatihan, dan merumuskan strategi kebijakan pengembangan pendidikan masyarakat di era ekonomi digital.

Penyelenggaraan Seminar Nasional Pendidikan Masyarakat dan Evaluasi Kinerja Pengelolaan PAUD dan Dikmas tahun 2019 dihadiri sekitar 600 peserta, terdiri dari unsur pembuat kebijakan pusat dan daerah, akademisi, praktisi, peneliti, dan semua pihak terkait lainnya yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan nonformal.

Yogyakarta, 3 Desember 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: www.kemdikbud.go.id
Sumber : Siaran Pers Nomor: 394/Sipres/A5.3/XI/2019

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 929 kali