Jaipur Literature Festival 2020 Dikunjungi Pecinta Literatur dari Berbagai Negara  02 Februari 2020  ← Back



Jaipur, Kemendikbud -- Ada pemandangan tak biasa di kota Jaipur, Ibu kota Negara Bagian Rajasthan, India, pada tanggal 23 -- 27 Januari 2020 lalu.  Di kota yang berjuluk Pink City of India ini berlangsung perhelatan literatur akbar Jaipur Literatur Festival (JLF) 2020, sebuah platform literatur terbesar di India yang mempertemukan para tokoh dan pecinta literatur dari berbagai negara.

JLF 2020 yang disebut-sebut sebagai “The greatest literary show on earth” ini diselenggarakan di Hotel Diggi Palace yang berlokasi persis di jantung kota Jaipur. Sejak hari pertama dibuka, JLF dipadati ribuan pengunjung, baik yang berasal dari India maupun mancanegara. Kendati harus membayar 300 rupees atau sekitar Rp60 ribu untuk harga satu tiket masuk namun antusiasme pengunjung JLF 2020 tetap tinggi sejak hari pertama hingga berakhirnya festival.

Arsitektur Hotel Diggi Palace yang bernuansa klasik Rajasthan dan merefleksikan kedalaman nilai-nilai sejarah dari abad ke-18 menambah kesan bagi pelaksanaan JLF 2020. Festival ini menghadirkan narasumber ternama seperti pemenang Nobel Anand Girigharadas dan Shoba De yang mengangkat topik urban life. Penulis buku “Client Earth” Martin Goodman dan James Thornton pun hadir membahas perubahan iklim, polusi dan lingkungan.

Untuk sesi karya literatur fiksi, turut hadir di festival penulis Leila Slimani, Avni Doshi, Elizabeth Gilbert, John Lancerter dan Howard Jacobson. JLF juga menghadirkan peneliti dan pakar literatur seperti Stephen Greeblat dan Peter Frankopan, jurnalis ternama Christina Lamb, Katherine Eban, dan Dexter Filkins, serta biografer Jung Chang dan Benjamin Moser.

JLF tahun ini merupakan penyelenggaraan ke-13. Hal menarik dari festival ini, pengunjung justru didominasi oleh kaum muda, baik yang berasal dari India maupun dari Asia dan Eropa. Tren positif ini menunjukkan bahwa kaum milenial memberikan apresiasi tinggi kepada upaya revitalisasi dan modernisasi dunia literatur, yang sejalan dengan perkembangan global.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI (Atdikbud) New Delhi, Lestyani Yunarsih, yang turut hadir dalam festival mengatakan,  JLF adalah ajang literatur global yang sangat strategis untuk diikuti oleh Indonesia pada pelaksanaan mendatang, mengingat banyaknya narasumber papan atas dan kapasitas kegiatan yang sangat besar dengan jumlah pengunjung mencapai 60.000 orang.

“KBRI New Delhi merekomendasikan keikutsertaan Indonesia pada JLF mendatang dengan mengusulkan para literer ternama Indonesia untuk menjadi narasumber di ajang tersebut,” ujar Lestyani.

Salah satu ahli literatur Indonesia, Djoko Saryono, mengatakan, JLF dapat dijadikan kesempatan untuk menduniakan sastra Indonesia melalui kesertaan dalam ajang internasional. Guru Besar Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang itu juga berharap, agar dari ajang tersebut dapat dimanfaatan untuk mengembangkan jejaring oleh penulis Indonesia.

“Manfaatkan untuk mengembangkan jaringan dengan para penulis internasional dan tokoh-tokoh literer lainnya, untuk revitalisasi dan penguatan hubungan penulis Indonesia dan India khususnya, seperti yang pernah terjalin pada masa lampau,” tutur Djoko.

Menurut Lestyani, penjajakan atas partisipasi Indonesia pada JLF mendatang telah dilakukan melalui komunikasi langsung dengan pihak Team Work Arts. Rencana tersebut mendapat tanggapan positif dari pihak panitia dan mereka berharap rekomendasi nama-nama penulis Indonesia dapat dikirimkan pada akhir bulan Februari 2020. (Prani Pramudita)
 
Sumber : Atdikbud KBRI New Delhi

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 4775 kali