Bulan Bahasa dan Sastra di Beijing: Menduniakan Bahasa Daerah  21 Oktober 2020  ← Back



Jakarta, Kemendikbud -- Dalam rangka memperingati Bulan Bahasa dan Sastra tahun 2020, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing, Tiongkok, menggelar berbagai kegiatan yang ditujukan bagi warga negara Tiongkok. Salah satu kegiatan utama yang dilakukan adalah pengenalan bahasa daerah melalui program pembelajaran Bahasa Jawa dan Sunda bagi pemelajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di Tiongkok.

Kegiatan lain yang diselenggarakan selama bulan Oktober antara lain berupa lomba puisi, lomba pidato, serta lomba menyanyi lagu nasional dan daerah. Rangkaian kegiatan tersebut menjadi ajang berkarya atau berekspresi, serta sebagai ajang peningkatan kualitas berbahasa Indonesia bagi penutur asing.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing, Yaya Sutarya menyebutkan, ada dua universitas yang mendukung program pembelajaran bahasa daerah tersebut, yakni Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan  Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. UNY akan memberikan materi pembelajaran Bahasa Jawa, sedangkan UPI akan memberikan materi pembelajaran Bahasa Sunda. "Semuanya digelar secara daring dulu," ujar Yaya.

Berbagai usaha telah dilakukan KBRI Beijing dalam penguatan diplomasi bahasa. Hal tersbeut dilakukan melalui pengiriman guru BIPA, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), diskusi terpumpun, bantuan modul pembelajaran, penerbitan buku, penerjemahan, perkamusan, seminar kebahasaan, serta mendorong bahasa daerah, khususnya untuk saat ini bahasa Sunda dan Jawa, untuk menjadi program minor melalui stimulasi kursus bahasa daerah.

Sampai saat ini, terdapat tujuh belas perguruan tinggi di Tiongkok yang membuka program studi BIPA dengan jumlah pemelajar secara keseluruhan mencapai 5.760 orang. Dimulai dengan kursus, Yaya berharap Bahasa Jawa dan Bahasa Sunda itu nantinya akan menjadi program minor di beberapa perguruan tinggi dan tujuh Pusat Studi Indonesia di China.

"Ini bagian dari diplomasi kita dalam menjembatani keragaman bahasa daerah untuk membuka gerbang pemahaman budaya Indonesia secara holistik," tutup Yaya. (Lutfia Sari/Prani Pramudita)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1630 kali