Tumbuhkan Nasionalisme, Pusat Penguatan Karakter Gelar Webinar “Pemuda dan Cinta Tanah Air” 13 Oktober 2020 ← Back
Jakarta, 10 Oktober 2020 --- Pusat Penguatan Karakter (Puspeka), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar webinar bertajuk “Pemuda dan Cinta Tanah Air” secara virtual pada Sabtu (10/10). Sebanyak 3.865 peserta dari seluruh Indonesia mengikuti kegiatan ini. Kepala Puspeka, Kemendikbud, Hendarman dalam sambutannya mengatakan, tujuan diselenggarakannya webinar ini adalah untuk menumbuhkan nasionalisme dan cinta tanah air pada generasi muda.
Senada dengan hal tersebut, Letnan Dua Penerbang Ajeng Tresnadewi yang menjadi pembicara dalam webinar tersebut menceritakan cara menumbuhkan cinta tanah air pada generasi muda adalah harus kenal dulu tanah air kita, baru bisa mencintainya. “Ibarat anak muda (untuk) bersahabat, harus saling mengenal dulu karena tidak mungkin kita mau dekat dengan orang jika belum kenal,” kata Ajeng, memakai ilustrasi yang relevan dengan anak muda.
Ajeng menilai bahwa mencintai Indonesia bisa dimulai dengan cara-cara yang mudah. “Jika kita menuntut ilmu, itu (artinya) kita sudah berusaha mencintai tanah air. Kita memberi kontribusi. Karena ilmu tidak akan habis, sepanjang masa, dan tidak akan sia-sia,” tutur pilot muda yang berdinas di Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi Madiun ini.
“Cara lainnya adalah dengan mencintai produk dalam negeri dan menjaga kerukunan umat beragama,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbud, Nizam pada kesempatan ini mengatakan bahwa generasi muda harus cepat beradaptasi dengan adanya revolusi industri 4.0 yang membawa perubahan teknologi sangat pesat.
“Kita membuka ruang anak-anak muda mengembangkan potensi dan passion sesuai cita-cita. Ini yang kita kenal dengan Kebijakan Kampus Merdeka,” tuturnyanya. Kampus Merdeka adalah kebijakan Kemendikbud untuk mendorong pembelajaran sepanjang hayat, agar generasi muda belajar dan mempraktekkan cinta tanah air secara nyata di tengah-tengah masyarakat.
Webinar ini turut menampilkan sosok guru muda berprestasi yang meraih predikat Guru Community Learning Center (CLC) Teladan Kemendikbud Tahun 2020, Adelia Aryani Putri. Ia kini mengabdi di Sabah, Malaysia untuk mendidik anak-anak tenaga kerja Indonesia.
Adelia bercerita bahwa rasa cintanya pada tanah air, dia salurkan pada minatnya di dunia pendidikan. “Saya mau pendidikan anak-anak di Indonesia bisa setara dan merata. Dan anak-anak Indonesia ini termasuk yang mereka yang tinggal di daerah 3T dan di luar negeri,” tutur Adelia.
Ia berpesan agar para peserta didik untuk raijn membaca, aktif mencari informasi dan bijak menggunakan teknologi. “Carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang Indonesia, supaya bisa mengenal Indonesia dan bisa cinta negara kita. Lakukan sesuatu mulai dari hal-hal yang kecil, jadilah bagian dari solusi,” ujarnya.
Ia berharap, lebih banyak anak-anak muda terinspirasi menjadi guru. Ketika mengajar adalah panggilan nurani, hambatan yang dihadapi menjadi sebuah peluang untuk terus berkontribusi demi mencerdaskan bangsa.
“Saya tinggal di tengah-tengah hutan, jauh dari mana-mana, jauh dari keluarga. Kita harus bisa beradaptasi. Because being a teacher is a really good job,” pungkasnya.
Sebagai komitmen Puspeka menguatkan pendidikan karakter bagi peserta didik mengadakan webinar secara rutin dua minggu sekali dari bulan Juli hingga Desember mendatang.
Senada dengan hal tersebut, Letnan Dua Penerbang Ajeng Tresnadewi yang menjadi pembicara dalam webinar tersebut menceritakan cara menumbuhkan cinta tanah air pada generasi muda adalah harus kenal dulu tanah air kita, baru bisa mencintainya. “Ibarat anak muda (untuk) bersahabat, harus saling mengenal dulu karena tidak mungkin kita mau dekat dengan orang jika belum kenal,” kata Ajeng, memakai ilustrasi yang relevan dengan anak muda.
Ajeng menilai bahwa mencintai Indonesia bisa dimulai dengan cara-cara yang mudah. “Jika kita menuntut ilmu, itu (artinya) kita sudah berusaha mencintai tanah air. Kita memberi kontribusi. Karena ilmu tidak akan habis, sepanjang masa, dan tidak akan sia-sia,” tutur pilot muda yang berdinas di Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi Madiun ini.
“Cara lainnya adalah dengan mencintai produk dalam negeri dan menjaga kerukunan umat beragama,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbud, Nizam pada kesempatan ini mengatakan bahwa generasi muda harus cepat beradaptasi dengan adanya revolusi industri 4.0 yang membawa perubahan teknologi sangat pesat.
“Kita membuka ruang anak-anak muda mengembangkan potensi dan passion sesuai cita-cita. Ini yang kita kenal dengan Kebijakan Kampus Merdeka,” tuturnyanya. Kampus Merdeka adalah kebijakan Kemendikbud untuk mendorong pembelajaran sepanjang hayat, agar generasi muda belajar dan mempraktekkan cinta tanah air secara nyata di tengah-tengah masyarakat.
Webinar ini turut menampilkan sosok guru muda berprestasi yang meraih predikat Guru Community Learning Center (CLC) Teladan Kemendikbud Tahun 2020, Adelia Aryani Putri. Ia kini mengabdi di Sabah, Malaysia untuk mendidik anak-anak tenaga kerja Indonesia.
Adelia bercerita bahwa rasa cintanya pada tanah air, dia salurkan pada minatnya di dunia pendidikan. “Saya mau pendidikan anak-anak di Indonesia bisa setara dan merata. Dan anak-anak Indonesia ini termasuk yang mereka yang tinggal di daerah 3T dan di luar negeri,” tutur Adelia.
Ia berpesan agar para peserta didik untuk raijn membaca, aktif mencari informasi dan bijak menggunakan teknologi. “Carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang Indonesia, supaya bisa mengenal Indonesia dan bisa cinta negara kita. Lakukan sesuatu mulai dari hal-hal yang kecil, jadilah bagian dari solusi,” ujarnya.
Ia berharap, lebih banyak anak-anak muda terinspirasi menjadi guru. Ketika mengajar adalah panggilan nurani, hambatan yang dihadapi menjadi sebuah peluang untuk terus berkontribusi demi mencerdaskan bangsa.
“Saya tinggal di tengah-tengah hutan, jauh dari mana-mana, jauh dari keluarga. Kita harus bisa beradaptasi. Because being a teacher is a really good job,” pungkasnya.
Sebagai komitmen Puspeka menguatkan pendidikan karakter bagi peserta didik mengadakan webinar secara rutin dua minggu sekali dari bulan Juli hingga Desember mendatang.