Pahlawan Versi Generasi Z  19 November 2020  ← Back



Jakarta, Kemendikbud – Memperingati Hari Pahlawan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) kembali menggelar web seminar (webinar) bertema “Kita Semua Bisa Menjadi Pahlawan”. Webinar kali ini menghadirkan tokoh pahlawan masa lalu dan masa kini.
 
Kepala Puspeka, Kemendikbud, Hendarman mengatakan, webinar ke-14 ini diselenggarakan untuk memperingati hari Pahlawan. “Yang disebut pahlawan tidak saja pahlawan masa lalu tapi juga masa kini, bahkan generasi Z berhak menjadi pahlawan”, ucapnya saat membuka webinar yang berlangsung secara virtual di Jakarta, Sabtu (14/11).
 
Webinar kali ini menghadirkan empat narasumber yaitu Deborah Mambrasar (Orang Tua Hebat, 2019), Laninka Siamiyono (Pendiri Lipstik untuk Difabel dan Kreator Konten), Andri Rizki Putra (pendiri Yayasan Pemimpin Anak Bangsa) dan Hendarman (Kepala Puspeka Kemendikbud).
 
Deborah Mambrasar, seorang ibu milenial yang dalam keterbatasan ekonomi tetap berjuang bagi ketuntasan pendidikan putra-putrinya. “Ada 4T yang ditanamkan Deborah kepada anandanya, yakni tak ada akar rotanpun jadi, tabah, tekun, dan tetap semangat,” pesan Deborah yang akrab disapa Mama Deborah. 
 
Mengomentari kisah tersebut, Hendarman memberi apresiasi atas perjuangan Deborah yang menginsiprasi. “Ibu penting bagi kita, karena beliau adalah pahlawan bagi keluarga seperti halnya Mama Deborah karena perjuangannya menginspirasi termasuk dari penyandang disabilitas” ujar Hendarman.
 
Laninka Siamiyono, narasumber kedua dalam webinar ini adalah penyandang disabilitas yang menggagas inisiatif Lisptik untuk Difabel (LUD). Ia bercerita, dulu dirinya sempat mengalami keterpurukan  ketika mengalami sakit yang mengakibatkan kelumpuhan di usia 13 tahun. Laninka bangkit karena tersentuh dengan ajaran agamanya yang mengatakan, bahwa manusia yang terbaik adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
 
Pendiri Lipstik untuk Difabel dan Kreator Konten itu memilih kata “lipstik” karena dia ingin menanamkan citra bahwa kalangan disabilitas juga berhak untuk tetap merasa cantik secara lahir, dan tetap bisa berkontribusi untuk masyarakat dengan cara gerakan LUD. “Sederhananya, dari sekian banyak alat kecantikan, lipstik adalah salah satu alat kecantikan dasar yang mampu mewarnai wajah dan membangkitkan semangat positif bagi perempuan,” ujar Laninka yang terus menjalin kolaborasi dengan sesama penyandang disabilitas guna memotivasi mereka.
 
Saat ini Laninka aktif mengembangkan kelas-kelas kecantikan dan membagikan lisptik pada siswa. Menurutnya, kelas kecantikan tidak hanya untuk siswa umum, tapi juga untuk sesama perempuan penyandang disabilitas. Terbukti, Gerakan LUD berkembang semakin besar dan mendapat dukungan dari banyak perusahaan besar dan media massa nasional.
 
Pembicara selanjutnya adalah Andri Rizki Saputra, peraih penghargaan CNN Indonesia Heroes di tahun 2018. Kritiknya atas pendidikan formal menjadi motivasinya mendirikan Yayasan Pemimpin Anak Bangsa. “Menjadi berbeda dan melawan arus besar memang sulit, tapi memilih berbeda dapat menjadikan kita memiliki nilai lebih dan dapat melakukan inovasi, “tegas Rizki yang pernah mendapat predikat mahasiswa berprestasi di Universitas Indonesia jurusan Hukum itu. 
 
Pendiri Yayasan Pemimpin Anak Bangsa ini aktif menyampaikan pesan-pesan positif pada masyarakat melalui kanal Youtube miliknya. Rizki berpesan agar generasi muda membatasi penggunaan gawai untuk mengekpos diri secara berlebihan di media sosial, lebih menjaga perilaku serta fokus untuk kegiatan produktif dan positif,” tuturnya yang hanya memiliki satu akun media sosial.
 
“Harapan saya, narasumber yang dihadirkan dapat menginspirasi masyarakat untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila,” ucap Hendarman mengakhiri sambutan. *(Dina Ayu/Denty. A/Aline. R)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2350 kali