UKBI Adaptasi Merdeka, Hasil Inovasi Badan Bahasa di Tengah Pandemi  30 Januari 2021  ← Back

Jakarta, Kemendikbud – Banyak hikmah yang bisa kita ambil dibalik bencana. Istilah ini pula yang seolah menggambarkan semangat Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam melakukan inovasi layanan di masa pandemi Covid-19.
 
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim mengatakan, saat ini Badan Bahasa telah banyak melakukan berbagai inovasi dalam hal pengembangan, pembinaan, dan peningkatan fungsi Bahasa Indonesia. Mendikbud optimistis, upaya tersebut dapat bermuara pada layanan yang profesional di bidang kebahasaan dan kesastraan dalam konteks pembinaan kepada penutur Bahasa Indonesia.
 
Pengembangan UKBI Adaptif Merdeka dikatakan Nadiem merupakan bentuk keberhasilan pemerintah dalam pemajuan kebahasaan dan kesastraan melalui lompatan dalam hal desain dan sistem layanan uji. “Saya merasa bangga dan berterima kasih atas kerja keras seluruh tim dan jajaran di Badan Bahasa,” tutur Mendikbud dalam sambutannya ketika membuka secara resmi peluncuran UKBI Adaptif Merdeka secara daring di Jakarta, Jumat (29/1).
 
Tantangan pengujian di masa depan akan selalu ada. Untuk itu, Badan Bahasa akan berusaha menyikapi tantangan tersebut dengan sebaik-baiknya agar layanan pengujian kemahiran berbahasa Indonesia kepada penutur bahasa Indonesia dapat terus dilakukan secara profesional. Demikian disampaikan Kepala Badan Bahasa, Kemendikbud, E. Aminuddin Aziz pada kesempatan yang sama.
 
Lebih lanjut ia menjelaskan, UKBI Adaptif Merdeka digagas sebagai bentuk inovasi layanan di tengah pandemi. UKBI Adaptif menjadi jawaban agar layanan UKBI tetap berjalan di tengah krisis kesehatan yang salah satunya menyebabkan pembatasan sosial. Melalui sistem terbaru, pengujian dapat dilakukan secara daring.
 
Aminuddin Aziz mengurai, UKBI Adaptif membuat interaksi secara langsung antara peuji dan penguji menjadi sangat minim. Hal ini sejalan dengan program kampanye pemerintah tentang penerapan 3M yaitu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, memakai masker, dan menjaga jarak. “Termasuk sosialisasi UKBI ini juga yang dilakukan secara daring,” imbuhnya. 
 
Kemudian, laman ukbi.kemendikbud.go.id dapat diakses peserta untuk berlatih soal-soal UKBI. Peserta juga dapat mempelajari sistem adaptif ini dengan mengunduh secara bebas buku panduan UKBI Adaptif.
 
Selain itu, masalah yang selama ini dihadapi menyangkut pengiriman sertifikat kepada peserta yang kerap dikritik, akan dapat teratasi. Dengan UKBI Adaptif, harapannya masalah ini dapat terselesaikan. Begitu selesai ujian, otomatis peserta mendapat sertifikat digital. Sistem akan mengirimkan sertifikat tersebut secara otomatis ke alamat pos elektronik (e-mail) peserta.
 
Langkah ini tentu akan memudahkan peserta dalam memperoleh sertifikat. “Peserta tinggal mengunduh sendiri untuk mendapatkan (sertifikat) cetaknya,” imbuh Aminuddin Aziz. Dengan demikian, ia yakin, layanan baru ini dapat meminimalisir persoalan yang menjadi kekhawatiran masyarakat di era pandemi.* (Denty. A)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 4177 kali