Kemendikbud Dorong Pendidikan Vokasi Cetak Lulusan yang Mandiri, Tangguh dan Sejahtera  06 Februari 2021  ← Back

Yogyakarta, 4 Februari 2021 --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi menyelenggarakan kegiatan Rapat Koordinasi dan Kick Off Program Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Tahun Anggaran 2021. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 3 – 5 Februari 2021 di Yogyakarta.⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
“Pendidikan vokasi baik pada level SMK maupun Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) harus mampu mendorong agar lulusannya menjadi wirausahawan mandiri dan tangguh sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan hidupnya,” ucap Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kemendikbud, Wikan Sakarinto dalam sambutannya, di Yogyakarta, Kamis (4/2).⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Lebih lanjut, Dirjen Wikan menyampaikan bahwa di tahun 2021 ini, Ditjen Pendidikan Vokasi melakukan revitalisasi pendidikan vokasi pada lima area yakni 1) penguatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 2) penguatan Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi, 3) dukungan dan percepatan link and match serta kemitraan dengan DUDI, 4) dukungan pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) PTN Vokasi (BOPTN) dan 5) program Kursus dan Pelatihan. ⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Merujuk pada era industri 4.0, fokus pertama Ditjen Diksi berfokus pada revitalisasi 900 SMK yang menjadi Pusat Keunggulan (SMK PK) atau center of excellent (CoE). Selanjutnya, pada area kedua fokusnya terletak pada penguatan 200 di pendidikan tinggi. Di antaranya adalah dengan memberikan sertifikasi kompetensi kepada 300 dosen, penguatan 75 Pendidikan Tinggi PNBP/BLU dengan alokasi anggaran sebesar Rp 742,62 milyar serta menyediakan Rp 596,356 milyar untuk penguatan sarana prasarana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) delapan PTV. ⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Di area ketiga, fokus Ditjen Diksi ada pada kemitraan dengan dunia usaha, dunia industri (DUDI), dan dunia kerja. Di antaranya berupa dukungan dan penguatan link and match. Program ini ditujukan kepada 5.690 orang dan 250 DUDI. Selain itu pula, dukungan juga diberikan kepada kepada 47 politeknik negeri untuk pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) PTN Vokasi (BOPTN). Terakhir, untuk area kelima adalah program kursus dan pelatihan yang memperioritaskan pada program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan program Pendidikan Kecakapan Kewirausahaan (PKW) kepada 66.678 orang.⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Dirjen Diksi mengingatkan agar lembaga pendidikan vokasi tidak hanya sekadar fokus pada keahlian teknis (hard skills) tapi juga memperhatikan keahlian non-teknis (soft skills). ”Empat karakter dasar (soft skills) yang harus dimiliki lulusan vokasi adalah kemampuan berkomunikasi, kemampuan bekerja dalam target, kemampuan bekerja secara team work, kemampuan berpikir kritis, dan tidak mudah bosan dan menyerah dalam berkarya,” tambah Wikan. ⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Strategi Ditjen Diksi Sukseskan Program Prioritas Tahun 2021⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Dirjen Diksi, Kemendikbud, Wikan Sakarinto menyampaikan beberapa strategi dalam menyukseskan program prioritasnya. Strategi pertama yaitu mentautsuaikan (link and match) seluruh kampus vokasi, seluruh SMK, seluruh Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) se-Indonesia melalui konsep paket 8+1. ⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
“Di dalamnya mencakup 1) kurikulum, 2) soft skills, 3) visiting teacher expert from industry, 4) internship, 5) certificate of competence, 6) training, 7) applied research, 8) commitment absorbing graduates, dan 9) scholarship/job contract/donation dari industri. Jadi tidak hanya melalui MoU, yang kemudian MoU tersebut ‘tidur’, sehingga kita mengutamakan kualitas yang akan menghasilkan output dan dampak yang signifikan”, terang Wikan.⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Strategi kedua adalah seluruh dana hibah/dana bantuan hanya akan diberikan kepada SMK, kampus vokasi maupun LKP yang memiliki sumber daya manusia ataupun pemimpin yang berkarakter subur. Yang dimaksud berkarakter subur dijelaskan Wikan adalah menghasilkan buah yang diharapkan. Ia mengibaratkan, apabila tanahnya gersang walaupun ditanam dana berapa milyar pun hanya akan menghasilkan gedung dan alat namun buahnya tidak sesuai. ⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Wikan Sakarinto menekankan pentingnya kesiapan mindset dan leadership dari guru, pendidik maupun dosen ketika tersedia dana bantuan. “(Yang menjadi) strategi ketiga dikatakan Wikan adalah training mindset, leardership dan networking yang diperuntukkan bagi dosen, kepala sekolah, direktur dan pelaku pendidikan vokasi lainnya dalam melakukan eksekusi link and match dengan konsep paket 8+1 tersebut,” terangnya.⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Rapat Koordinasi dan Kick Off  Pelaksanaan Kebijakan dan Program Ditjen Pendidikan Vokasi Tahun 2021 ini dilaksanakan dalam bentuk workshop dengan metode hybrid. Diikuti oleh kurang lebih 780 orang peserta, rakor ini menghadirkan sekitar 18 narasumber dari lingkungan Kemendikbud maupun dari kementerian dan lembaga lainnya. Acara ini sekaligus membuka secara resmi penggunaan aplikasi Sistem Manajemen Data Kerja Sama Pendidikan Vokasi (Sikemardiksi) yaitu sebuah sistem yang akan memudahkan penjaringan data kerja sama baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Sistem yang berada di bawah naungan Ditjen Diksi ini dibangun dalam rangka mendukung program link and match.⁣⁣⁣
⁣⁣⁣






Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat⁣⁣⁣
Sekretariat Jenderal⁣⁣⁣
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Laman: kemdikbud.go.id⁣⁣⁣
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI⁣⁣⁣
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri⁣⁣⁣
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri⁣⁣⁣
Youtube: KEMENDIKBUD RI⁣⁣⁣
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
#merdekabelajar ⁣⁣⁣
#bersamahadapikorona ⁣⁣⁣
#vokasikuatmenguatkanindonesia⁣⁣⁣
Sumber : Siaran Pers⁣⁣⁣ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 18/sipres/A6/II/202

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1364 kali