Kota Salatiga Sambut Baik Pembelajaran Tatap Muka Secara Terbatas  06 April 2021  ← Back



Salatiga, Kemendikbud – Hasil survei dari Studi SMERU Research Institute yang menyatakan bahwa terdapat 30 persen guru di Pulau Jawa dan 50 persen guru di luar Pulau Jawa yang tidak melakukan proses belajar mengajar setiap hari kerja. Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan bagi dunia pendidikan Indonesia, sehingga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Dewan Perwakilan Rayat Republik Indonesia (DPR RI) mengimbau kepada satuan pendidikan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas bagi satuan pendidikan, khususnya di daerah Salatiga, Jawa Tengah.

“Pengurangan waktu belajar menghambat perkembangan mereka (siswa,-red) secara keseluruhan. Semakin lama siswa tidak belajar, potensi putus sekolah juga semakin tinggi,” jelas Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih, pada kegiatan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi X DPR RI di Selasar Balai Kota Salatiga, Jawa Tengah, Kamis (1/4/2021).

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19, opsi PTM secara terbatas ini dapat dilakukan bagi satuan pendidikan yang  guru dan tenaga pendidiknya sudah divaksinasi di daerah tersebut. Kemendikbud pun sedang berupaya mempercepat vaksinasi bagi pendidik dan tenaga kependidikan di bebagai daerah di Indonesia. “Jadi kami mohon kepada Pak Wali Kota Salatiga, ketika ada pengiriman vaksin berikutnya bisa diprioritaskan untuk pendidik dan tenaga kependidikan,” ujar Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus Kemendikbud, Samto.

Wali Kota Salatiga, Yuliyanto, menjelaskan bahwa Kota Salatiga sudah mulai melakukan simulasi PTM secara terbatas dari awal tahun 2021 yang dilaksanakan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 06 Kota Salatiga dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 9 Kota Salatiga. Bahkan, kata dia, Dinas Pendidikan Kota Salatiga sudah melakukan simulasi untuk menggunakan angkutan umum yang sesuai dengan protokol kesehatan. Namun, hal ini harus dihentikan karena adanya peningkatan jumlah kasus Covid-19. Pada Maret 2021, Dinas Pendidikan Kota Salatiga melanjutkan program simulasi PTM secara terbatas di beberapa sekolah dalam jangka waktu dua minggu.

Dinas Pendidikan Kota Salatiga sudah melakukan beberapa upaya dalam menyukseskan penyelenggaraan PTM secara terbatas seperti pembuatan regulasi, penyusunan prosedur operasional standar terkait proses pembelajaran  maupun proses  pulang dan pergi peserta didik dari sekolah masing-masing, penyediaan tempat cuci tangan, pembentukan Tim Satgas Covid-19 di sekolah-sekolah, memaksimalkan fasilitas sanitasi di sekolah, serta dilakukan juga terobosan pelayanan untuk anak berkebutuhan khusus, dan lainnya. “Anak-anak ABK pun tetap menjadi prioritas dari Dinas Pendidikan Kota Salatiga,” tegas Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga, Yuni Ambarwati.
 
Yuni melanjutkan, simulasi kegiatan PTM di Kota Salatiga ini juga melibatkan banyak pihak, tidak hanya dari pemangku kepentingan bidang pendidikan dan kebudayaan saja. “Bahkan kami melakukan monitoring bersama tidak hanya dari dinas pendidikan, tapi juga melibatkan teman-teman dari transportasi (penyedia jasa transportasi,-), Satpol PP, Dinas Kesehatan, dari kepala wilayah juga,” tambah Yuni.
 
Kebijakan PTM secara terbatas ini juga direspon sangat baik oleh pihak sekolah di Kota Salatiga, satu di antaranya Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kota Salatiga. Ketua Komite SMA Negeri 2 Kota Salatiga, Agus mengungkapkan, 99 persen orang tua murid siap dan mau mendukung anak-anaknya dalam melaksanakan PTM secara terbatas. Namun, bagi orang tua yang masih khawatir akan kegiatan PTM secara terbatas ini juga tidak perlu risau karena pemerintah tetap memberikan opsi bagi mereka untuk tetap belajar dari rumah. (Mutia/Agi)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 6804 kali