Joint Working Group (JWG) Indonesia-Inggris ke-5, Perkuat Kerja Sama bidang Pendidikan Tinggi 27 Juli 2021 ← Back
Jakarta, 27 Juli 2021 --- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama dengan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta menyelenggarakan the 5th Joint Working Group (JWG) on Higher Education secara daring, Senin (26/7). JWG tersebut dilaksanakan untuk mengkaji kembali perkembangan yang terjadi sejak pelaksanaan JWG ke-4 pada November 2020.
“Pelaksanaan JWG tersebut juga sebagai momen untuk saling memperbaharui informasi, seperti penggabungan bidang riset dan teknologi ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang kini menjadi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi,” terang pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Jenderal (Sesjen), Ainun Na’im, yang juga sebagai ketua delegasi Indonesia, saat hadir dalam acara tersebut.
Sementara itu, delegasi Inggris diketuai oleh Sir Steve Smith selaku United Kingdom (UK) Government International Education Champion beserta rombongan terdiri dari Aisling Conboy (Higher Education Specialist-Department for International Trade (DIT), Hugh Moffatt (Country Director-British Council Indonesia), dan perwakilan dari DIT dan Department for Education (DfE) Inggris serta Kedutaan Besar Inggris di Jakarta.
Pertemuan yang berdurasi selama satu setengah jam tersebut membahas dua topik utama yang berfokus pada pengembangan kerja sama di bidang pendidikan tinggi dan kebijakan Kampus Merdeka. Pertama, mengenai Trans-National Education (TNE) yang merupakan penyediaan pendidikan, kursus, atau program studi dari universitas-universitas Inggris di luar negeri.
Pembahasan kedua mengenai Student Mobility yang membahas tentang dukungan institusi pendidikan tinggi di Inggris dalam mengoptimalisasi dukungannya terhadap program Kampus Merdeka, salah satunya adalah potensi keberlanjutan kerja sama dengan Indonesian International Students Mobility Awards (IISMA) yang menjadi salah satu program unggulan Kampus Merdeka, serta membahas lebih lanjut peluang kerja sama antara program IISMA dengan program beasiswa milik pemerintah Inggris lainnya, salah satunya adalah Turing Scheme scholarship.
Pelaksanaan program IISMA dengan negara tujuan Inggris, tahun ini akan mengirimkan 181 mahasiswa yang berasal dari 51 universitas di Indonesia ke sepuluh universitas ternama di Inggris. Dengan kerja sama berkelanjutan tersebut, kata Sesjen Ainun, akan memberikan manfaat secara institusional antar universitas di kedua negara tersebut, dan mendorong kemitraan yang berkelanjutan.
“Indonesia memiliki keinginan yang kuat untuk meningkatkan kualitas Pendidikan Tinggi. Kami berharap universitas-universitas berkelas dunia seperti yang ada di Inggris dapat berkerjasama dengan universitas di Indonesia dan mendirikan kampus cabang di Indonesia,” tutur Sesjen Ainun.
Pada kesempatan ini, perwakilan dari pemerintah Inggris, Sir Steve Smith menyampaikan, “Saya sangat senang, sekali lagi, untuk berpartisipasi dalam Kelompok Kerja Pendidikan Tinggi Inggris-Indonesia, bersama dengan Wakil Ketua Sekretaris Jenderal, Pak Ainun yang saya hormati. Kelompok Kerja Senior ini telah terbukti menjadi forum bilateral yang sempurna dalam memberikan arahan dan mendorong hubungan kerja sama dalam pendidikan di tingkat kebijakan pemerintah, yang akan menjadi fondasi bagi peningkatan kegiatan pendidikan transnasional, untuk mendorong kolaborasi universitas Inggris dengan institusi publik dan swasta di Indonesia, serta dengan tujuan untuk mendorong kampus cabang Inggris di Indonesia.”
Sir Steve Smith menambahkan, “Dalam konteks mobilitas mahasiswa, saya bangga mengetahui bahwa universitas-universitas di Inggris adalah tuan rumah terbaik bagi mahasiswa Indonesia di bawah skema IISMA yang luar biasa; dan Inggris memiliki skema Turing yang setara, di mana kami ingin siswa Inggris mendapatkan manfaat secara budaya dan akademis dari penempatan di universitas luar negeri. Pada akhirnya kelompok ini dan kegiatan-kegiatan yang bernilai dari kelompok ini adalah mengenai hubungan jangka panjang yang akan berlangsung selama beberapa dekade, dan kami, Inggris, ingin menjadi mitra Anda dalam bidang pendidikan yang sangat penting ini.”
Turut hadir dalam acara tersebut, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, serta pimpinan unit utama Eselon II di Ditjen Pendidikan Tinggi dan Ditjen Pendidikan Vokasi terkait pendidikan tinggi, serta Atase Pendidikan dan Kebudayaan, dan Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI London.
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 362/sipres/A6/VII/2021
“Pelaksanaan JWG tersebut juga sebagai momen untuk saling memperbaharui informasi, seperti penggabungan bidang riset dan teknologi ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang kini menjadi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi,” terang pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Jenderal (Sesjen), Ainun Na’im, yang juga sebagai ketua delegasi Indonesia, saat hadir dalam acara tersebut.
Sementara itu, delegasi Inggris diketuai oleh Sir Steve Smith selaku United Kingdom (UK) Government International Education Champion beserta rombongan terdiri dari Aisling Conboy (Higher Education Specialist-Department for International Trade (DIT), Hugh Moffatt (Country Director-British Council Indonesia), dan perwakilan dari DIT dan Department for Education (DfE) Inggris serta Kedutaan Besar Inggris di Jakarta.
Pertemuan yang berdurasi selama satu setengah jam tersebut membahas dua topik utama yang berfokus pada pengembangan kerja sama di bidang pendidikan tinggi dan kebijakan Kampus Merdeka. Pertama, mengenai Trans-National Education (TNE) yang merupakan penyediaan pendidikan, kursus, atau program studi dari universitas-universitas Inggris di luar negeri.
Pembahasan kedua mengenai Student Mobility yang membahas tentang dukungan institusi pendidikan tinggi di Inggris dalam mengoptimalisasi dukungannya terhadap program Kampus Merdeka, salah satunya adalah potensi keberlanjutan kerja sama dengan Indonesian International Students Mobility Awards (IISMA) yang menjadi salah satu program unggulan Kampus Merdeka, serta membahas lebih lanjut peluang kerja sama antara program IISMA dengan program beasiswa milik pemerintah Inggris lainnya, salah satunya adalah Turing Scheme scholarship.
Pelaksanaan program IISMA dengan negara tujuan Inggris, tahun ini akan mengirimkan 181 mahasiswa yang berasal dari 51 universitas di Indonesia ke sepuluh universitas ternama di Inggris. Dengan kerja sama berkelanjutan tersebut, kata Sesjen Ainun, akan memberikan manfaat secara institusional antar universitas di kedua negara tersebut, dan mendorong kemitraan yang berkelanjutan.
“Indonesia memiliki keinginan yang kuat untuk meningkatkan kualitas Pendidikan Tinggi. Kami berharap universitas-universitas berkelas dunia seperti yang ada di Inggris dapat berkerjasama dengan universitas di Indonesia dan mendirikan kampus cabang di Indonesia,” tutur Sesjen Ainun.
Pada kesempatan ini, perwakilan dari pemerintah Inggris, Sir Steve Smith menyampaikan, “Saya sangat senang, sekali lagi, untuk berpartisipasi dalam Kelompok Kerja Pendidikan Tinggi Inggris-Indonesia, bersama dengan Wakil Ketua Sekretaris Jenderal, Pak Ainun yang saya hormati. Kelompok Kerja Senior ini telah terbukti menjadi forum bilateral yang sempurna dalam memberikan arahan dan mendorong hubungan kerja sama dalam pendidikan di tingkat kebijakan pemerintah, yang akan menjadi fondasi bagi peningkatan kegiatan pendidikan transnasional, untuk mendorong kolaborasi universitas Inggris dengan institusi publik dan swasta di Indonesia, serta dengan tujuan untuk mendorong kampus cabang Inggris di Indonesia.”
Sir Steve Smith menambahkan, “Dalam konteks mobilitas mahasiswa, saya bangga mengetahui bahwa universitas-universitas di Inggris adalah tuan rumah terbaik bagi mahasiswa Indonesia di bawah skema IISMA yang luar biasa; dan Inggris memiliki skema Turing yang setara, di mana kami ingin siswa Inggris mendapatkan manfaat secara budaya dan akademis dari penempatan di universitas luar negeri. Pada akhirnya kelompok ini dan kegiatan-kegiatan yang bernilai dari kelompok ini adalah mengenai hubungan jangka panjang yang akan berlangsung selama beberapa dekade, dan kami, Inggris, ingin menjadi mitra Anda dalam bidang pendidikan yang sangat penting ini.”
Turut hadir dalam acara tersebut, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, serta pimpinan unit utama Eselon II di Ditjen Pendidikan Tinggi dan Ditjen Pendidikan Vokasi terkait pendidikan tinggi, serta Atase Pendidikan dan Kebudayaan, dan Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI London.
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 362/sipres/A6/VII/2021
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2712 kali
Editor :
Dilihat 2712 kali