Pentingnya Perubahan Perilaku dalam Kampanye Perang Plastik  24 Agustus 2021  ← Back



Bogor, Kemendikbudristek --- Southeast Asian Regional Centre for Tropical Biology (SEAMEO Biotrop) bekerja sama dengan IPB University, Direktorat Kerjasama dan Hubungan Alumni IPB (DKHA IPB), dan Himpunan Alumni IPB (HA IPB) mengadakan kegiatan webinar “Environment Leaders Talk Series 2 - Plastic War: Challenge and Solution” pada 21 Agustus 2021 secara daring.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai tantangan permasalahan yang diakibatkan oleh sampah plastik baik bagi lingkungan maupun bagi kesehatan manusia. Selain itu juga mencari solusi yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak buruk akibat penggunaan plastik tersebut.

“Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran terhadap dampak plastik terhadap perubahan lingkungan serta mengajak mereka lebih bijak dalam penggunaan kantong plastik dan mulai menyesuaikan dengan gaya hidup,” ucap Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Arif Satria dalam pidatonya pada Sabtu (21/8).

SEAMEO BIOTROP sebagai pusat penelitian di bidang biologi tropika tentu tidak terlepas dari isu permasalahan lingkungan yang dapat mengancam keanekaragaman hayati. Pada kesempatan ini, Direktur SEAMEO BIOTROP, Zulhamsyah Imran menyampaikan bahwa setidaknya ada tiga program thrust yang dilakukan untuk menjawab permasalahan lingkungan, yaitu: melakukan restorasi dan konservasi ekosistem; bagaimana caranya memanfaatkan biodiversity, bioenergy dan foodsecurity; serta bagaimana caranya meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim.

Ketiga isu tersebut menurutnya akan saling berkaitan dengan permasalahan lingkungan. “Masalah ini tidak akan terlepas dari plastik, masalah ini akan saling sejalan dan terhubung, oleh karena itu perubahan perilaku kita menjadi penting dalam rangka perubahan untuk berperang dengan plastik,” tekan Zuhamsyah.

Lebih lanjut, Arif Satria menyampaikan dua pendekatan yang perlu ditempuh dalam merespon permasalahan perubahan lingkungan yaitu pendekatan ecological modernization dan political sturctural ecology. Menurutnya, permasalahan lingkungan berasal dari pertumbuhan penduduk, sehingga solusi dari permasalahan ini yaitu dengan meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya melalui peningkatan pengetahuan, inovasi teknologi, serta perubahan perilaku lifestyle seperti gerakan car free day, penggunaan tumbler, dan diet kantong plastik.

Solusi lainnya yakni mempersiapkan seorang pemimpin yang peduli terhadap lingkungan. “Leadership environment harus memiliki karakteristik peningkatan sumber daya manusia, membangun kolaborasi, pemulihan keanekaragaman hayati, kolaborasi penegakan hukum, dan advokasi kebijakan,” tambahnya.

Sejalan dengan itu, Ketua Himpunan Alumni IPB, Fathan Kamil menyatakan bahwa acara ini adalah momentum untuk memberikan wawasan perlunya komitmen dari generasi muda dalam menjaga lingkungan. “Kita mempunyai tanggung jawab untuk bisa mendorong kelestarian lingkungan untuk mendukung keseimbangan kehidupan dan ini dibutuhkan oleh generasi mendatang,” tegasnya.

Acara ini menghadirkan empat narasumber dari berbagai sektor, yaitu: Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Reza Cordova; Kepala Divisi Lingkungan Berkelanjutan PT Unilever, Maya Tamimi; Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah, Kementerian Koordiantor Bidang Kemaritiman dan Investasi, Rofi Alhanif; serta Koordinator Nasional Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, Rahyang Nusantara.

Acara ini diikuti oleh 1.039 peserta baik yang mengikuti melalui zoom maupun Live YouTube. Para peserta berasal dari berbagai sektor mulai dari akademisi, pemerintah, swasta, aktivis lingkungan, NGO, serta masyarakat umum yang tersebar di seluruh Indonesia.***   (day/rf/Denty A.)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 6099 kali