Sambut Hari Kemerdekaan, KBRI Tokyo Gelar Wayang Kulit Bilingual  19 Agustus 2021  ← Back

Tokyo, 18 Agustus 2021 --- Sebagai upaya menyambut dan memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 Republik Indonesia, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo menyelenggarakan pagelaran Wayang Kulit dengan lakon Dewa Ruci. Yang menarik dalam pagelaran kesenian ini, sang dalang yang berasal dari grup Hana Joss, Rofit Ibrahim menggunakan dua bahasa (bilingual) yaitu Bahasa Jawa dan Bahasa Jepang.

Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang, Heri Akhmadi menyampaikan bahwa pagelaran ini merupakan rangkaian kegiatan peringatan HUT ke-76 RI. "Indonesia dan Jepang dikenal sebagai bangsa yang memiliki filosofi hidup yang mendalam. Semoga pagelaran Wayang Kulit ini semakin mempererat tali persaudaraan masyarakat Indonesia dan Jepang sebagai bangsa yang melestarikan tradisi, filosofi dan warisan budaya," terang Dubes Heri saat membuka acara di Wisma Duta KBRI Tokyo, pada Minggu (15/8).

Pada kesempatan yang sama, mantan Dubes Jepang untuk Indonesia, Ishii Masafumi yang turut hadir pada pagelaran ini menyampaikan apresiasinya pada pagelaran Wayang Kulit secara bilingual. "Kami mengucapkan selamat memperingati Hari Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia. Pementasan wayang kulit ini sangat membahagiakan dan akan menjadi memori yang tidak terlupakan. Saya terkesan dengan wayang yang dikemas dalam Bahasa Jepang. Apalagi dalangnya mampu menyelipkan humor dalam berbagai adegan," papar Ishii Masafumi.

Sementara itu, Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) RI, Yusli Wardiatno, mengatakan selain untuk merayakan HUT ke-76 RI, pagelaran ini menjadi upaya memopopulerkan seni Wayang Kulit bagi warga Jepang serta meningkatkan rasa cinta warga Negara Indonesia pada budaya Indonesia. "Banyak lakon dalam pergelaran Wayang Kulit yang memiliki filosofi edukasi dalam berkehidupan. Penggunaan bahasa Jepang dalam pentas kali ini juga merupakan upaya diplomasi budaya KBRI Tokyo untuk lebih mengeratkan hubungan bilateral kedua negara," ungkap Yusli.

Turut hadir pada pagelaran ini, Direktur Jenderal/Asisten Menteri Urusan Global Kementerian Luar Negeri Jepang, Keiichi Ono bersama istrinya, Hikariko Ono; istri Ishii Masafumi, Sayoko Ishii; serta para pemimpin perusahaan dan asosiasi bisnis Jepang.

Pagelaran Wayang Kulit yang dipentaskan selama 90 menit ini diiringi oleh grup gamelan Lambang Sari yang anggotanya merupakan warga negara Jepang. Lakon Dewa Ruci berkisah tentang pencarian makna hidup salah satu dewa dalam epos cerita Pewayangan Mahabarata.

Mengenai isi ceritanya, pagelaran Wayang Kulit ini berkisah tentang pertemuan Dewa Ruci dengan Bima atau Werkudara, tokoh Pandawa Lima. Bima dalam kisah ini tengah dalam misi mencari air kehidupan. Perjalanan Bima mencari air kehidupan yang penuh dinamika ini sarat akan pesan moral tentang perjuangan manusia mengalahkan hawa nafsu.

Sementara itu, sang dalang, Rofit Ibharim yang berusia 34 tahun merupakan salah satu diaspora yang tinggal di Osaka bersama istrinya Hiromi Sasako selaku sinden yang konsisten mempromosikan gamelan khas Jawa dan seni pewayangan di Jepang sejak 16 tahun lalu. Rofit adalah lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta yang kemudian membentuk kelompok gamelan HannaJoss dan mendirikan Bintang Laras, sekolah musik gamelan di rumahnya.

Agar dapat dinikmati oleh warga negara Indonesia dan para pecinta seni Wayang Kulit di seluruh dunia, pagelaran Wayang Kulit ini juga disiarkan secara langsung melalui media zoom dan youtube KBRI Tokyo. Untuk menonton tayangan ulangnya dapat diakses melalui laman https://youtube/eW1glMitzc4.
 






Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 411/sipres/A6/VIII/2021

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 730 kali