Gelaran Agricultural Youth Online Focus Group Discussion Tahun 2021  25 September 2021  ← Back

Canberra, 23 September 2021 --- IPB University bekerja sama dengan Deakin University menggelar Agricultural Youth Online Focus Group Discussion. Kegiatan ini bertujuan untuk mempertemukan organisasi-organisasi dalam pengembangan pertanian, baik di Indonesia maupun Australia untuk melakukan pemetaan awal mengenai aktivitas yang sudah dan sedang dijalankan. Selain itu, juga untuk mengidentifikasi area-area potensial yang bisa dikerjasamakan antara kedua negara dalam mendukung kaum muda bergerak di sektor pertanian.

Dalam sambutannya, Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud), Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra, Australia, Mukhamad Najib mengutarakan jika kaderisasi petani mengalami stagnasi bahkan sampai menurun, tidak ada lagi yang mau memproduksi pangan, maka bahaya besar sedang mengancam umat manusia.

”Bayangkan kita punya lahan tapi tidak punya petani. Setiap tahun jumlah penduduk naik, artinya jumlah kebutuhan pangan meningkat. Namun sebaliknya, jumlah petani yang sejatinya adalah produser pangan berkurang setiap tahun. Jika ini terjadi terus menerus, kira-kira apa yang akan kita makan di masa depan?”, ungkapnya dalam acara Agricultural Youth Online Focus Group Discussion, pada Rabu (22/9).  

Proyek kerja sama ini sangat penting kata Najib, karena dapat mempromosikan pertanian kepada anak muda di Indonesia dan Australia. Ia berharap dari proyek ini akan menjadi sarana pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara petani muda di Indonesia dan Australia dan pada akhirnya dapat mendorong motivasi anak-anak muda untuk menjadi wirausaha bidang pertanian.

Kegiatan Agricultural Youth Online Focus Group Discussion adalah bagian dari kemajuan inovasi dan ketahanan di bidang pertanian bagi para pemuda, yang merupakan kegiatan kerja sama antara IPB University dan Deakin University. Tim inti yang terlibat dari Deakin University adalah Dr. Risti Permani. Sedangkan dari IPB University adalah Dr. Sahara yang juga menjabat sebagai Ketua Departemen Ilmu Ekonomi, dan Dr. Suprehatin yang merupakan Dosen Agribisnis.

Risti Permani sebagai pemimpin proyek dari kegiatan ini mengatakan bahwa proyek kerja sama antara Deakin dan IPB memiliki tujuan untuk memajukan inovasi dan ketahanan pemuda yang bergerak di sektor pertanian. Mekanismenya adalah dengan mengumpulkan berbagai keahlian dari para pemimpin muda di Indonesia dan Australia mengenai pencapaian, inovasi, dan ketahanan mereka dalam menavigasi bisnis di bidang pertanian. “Proyek ini juga melingkupi aktivitas penelitian dan perumusan kebijakan di bidang pertanian khususnya untuk mendukung pemuda dalam berkarir di sektor pertanian,” jelasnya.  

Selanjutnya, kepada pimpinan proyek juga Najib menyampaikan bahwa kantor Atdikbud di Canberra sepenuhnya mendukung setiap inisiatif yang dapat mendorong kerja sama antara Indonesia dan Australia khususnya di bidang pendidikan dan kebudayaan. “Saya berharap bu Risti dan tim dapat melibatkan juga sebanyak mungkin mahasiswa dalam proyek ini. Hal ini sejalan dengan agenda Merdeka Belajar. Harapannya mahasiswa memiliki pengalaman yang lebih karena bisa bekerja sama dengan peneliti dari Australia, dan yang lebih penting, mahasiswa menjadi tertarik untuk terjun ke dunia pertanian setelah mereka lulus kelak,” harap Najib.

Kolaborasi Antar Pemangku Kepentingan Sukseskan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka

Mukhamad Najib menyampaikan bahwa kesuksesan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka membutuhkan kolaborasi yang melibatkan semua pemangku kepentingan. Kolaborasi tersebut secara konkret berupa kesediaan universitas di luar negeri untuk bekerja sama menerima mahasiswa Indonesia yang secara teknis mencakup credit learning, research attachment maupun short course.

Dalam kesempatan tersebut Najib menjelaskan bahwa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikburistek RI) memiliki program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Program ini memberi kesempatan kepada seluruh mahasiswa Indonesia untuk bisa belajar apa saja dan dari mana saja.

Dengan program Merdeka Belajar, mahasiswa bisa melakukan pertukaran mahasiswa dengan kampus lain baik di dalam negeri maupun di luar negeri yang sudah memiliki kerja sama. Mahasiswa juga bisa melaksanakan proyek penelitian, pelatihan kerja maupun proyek kemanusiaan dan kewirausahaan sebagai pilihan penyelesaian tugas akhir. “Pemerintah berkomitmen untuk memfasilitasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka ini dengan berbagai kegiatan maupun pendanaan yang diperlukan,” jelas Najib.

Kegiatan ini berlangsung secara daring dan dilaksanakan pada tanggal 23 september 2021, dengan melibatkan wakil dari pemerintah, akademisi dan peneliti, mahasiswa, serta pengusaha muda yang bergerak di sektor pertanian dari Indonesia dan Australia. Selain dihadiri oleh para pengusaha muda yang bergerak di sektor pertanian baik di Indonesia maupun Asutralia, kegiatan ini juga dihadiri oleh Konsulat Jenderal RI untuk Victoria dan Tasmania, board member Australia-Indonesia Institute, perwakilan dari The Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia.







Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 541/sipres/A6/IX/2021

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 620 kali