Kemendikbudristek Dukung Lahirnya Talenta Digital melalui Kerja Sama dengan Huawei Indonesia  22 September 2021  ← Back



Jakarta, Kemendikbudristek --- Talenta Digital menjadi salah satu kunci dari transformasi digital. Presiden Joko Widodo menaargetkan setidaknya 9 juta talenta digital terampil pada 2030 mendatang lahir untuk mendukung transformasi digital nasional, atau sekitar 600.000 orang per tahun.

Pendidikan vokasi merupakan bagian penting dari sistem pendidikan nasional yang memiliki posisi strategis untuk mewujudkan sumber daya manusia dan tenaga kerja yang berkualitas. Guru sebagai garda terdepan dalam kemajuan pendidikan vokasi dituntut harus terus meningkatkan kompetensinya. Terlebih lagi perkembangan teknologi yang pesat menuntut guru untuk bisa adaptif terhadap perubahan serta memiliki kreativitas dalam memberikan pengajaran kepada peserta didik. Sehingga para guru dapat menghasilan lulusan yang unggul dan kompeten.

Dalam meningkatkan pemahaman guru kejuruan SMK di bidang komputer dan jaringan,  khususnya pada perangkat Wireless dan Microwave,  Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Instalasi Perangkat Wireless dan Microwave untuk Guru Kejuruan SMK.  

Kegiatan pelatihan ini diselenggarakan di Huawei ASEAN Academy Engineering Institute Jakarta berlangsung selama  6 hari  mulai tanggal 19 s.d. 24 September 2021 dan dibuka langsung oleh Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn.) Dr. Moeldoko. Turut hadir, CEO Huawei Indonesia, Jacky Chen dan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Wikan Sakarinto.

Dirjen Wikan saat membuka pelatihan mengungkapkan, kegiatan pelatihan merupakan bentuk upskilling dan reskilling bagi guru SMK. Di mana, para guru sekolah vokasi akan dibekali beragam pengetahuan tentang teknologi terbaru di bidang wireless dan microwave, serta berbagai studi kasus-studi kasus dari Huawei yang akan membantu dunia pendidikan memahami kebutuhan nyata industri beserta kualifikasi atas SDM yang dibutuhkan.

“Sehingga hal tersebut diharapkan akan meningkatkan kompetensi SDM Vokasi beserta para peserta didik,” tekannya dalam acara Pelatihan Instalasi Perangkat Wireless dan Microwave untuk Guru Kejuruan SMK, di Jakarta, Selasa (21/9).

"Awalnya anak-anak SMK yang diberikan latihan. Tapi tidak terkejar, karena jumlahnya sangat banyak, kami kemudian mengubah strategi,  guru-guru ini yang kita latih agar bisa menciptakan siswa-siswa yang kuat softskill dan hardskillnya," ungkap Wikan.

Dirjen Diksi berharap, pengetahuan yang didapatkan oleh para guru dapat disampaikan kembali kepada para peserta didik di sekolahnya masing-masing sehingga siswa mendapatkan kompetensi yang dibutuhkan saat bekerja kelak.

"Dengan pola pembelajaran project based  learning, para guru dapat men-deliver ilmu yang didapat sehingga bisa menciptakan lulusan SMK yang kompeten hardskill dan softskill-nya dan memiliki karakter kewirausahaan. Sehingga lulusan SMK tidak hanya bekerja/melanjutkan studi/wirausaha (BMW), tetapi wirausaha/bekerja/melanjutkan studi(WBM)," ucap Wikan menambahkan.

Selain sebagai upskilling dan reskilling guru SMK, pelatihan terhadap guru vokasi ini juga menjadi bagian dari revitalisasi pendidikan vokasi yang terus dilakukan oleh Ditjen Diksi untuk memenuhi amanah dari  Presiden yakni  memastikan pendidikan vokasi  menghasikan  lulusan yang kompeten, unggul, dan berdaya saing tinggi dengan melakukan pelatihan-pelatihan kepada para guru dan kepala sekolah.

Pelatihan Instalasi Perangkat Wireless dan Microwave untuk Guru Kejuruan SMK merupakan tindak lanjut kerja sama antara Kemendikbudristek dengan Huawei Indonesia yang telah berlangsung sejak tahun 2019. Sebelumnya, sudah ada 502 peserta didik SMK yang mengikuti pelatihan ini. Untuk tahun 2021, total peserta yang akan mengikuti pelatihan sebanyak 140 (seratus empat puluh) guru kejuruan dari SMK yang ditetapkan sebagai pelaksana Program SMK Pusat Keunggulan.

Peserta terbagi menjadi 7 angkatan. Setiap angkatan diikuti oleh 20 (dua puluh) orang guru. Selain itu, para peserta pelatihan diminta untuk melakukan alih pengetahuan baik teori atau praktik kepada peserta didik di sekolahnya masing-masing kepada minimal 60 peserta didik. "Dua puluh orang ini adalah awal, nanti akan dilanjutkan juga ke dosen-dosen di  perguruan tinggi  vokasi,” terang Wikan

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko dalam sambutan pembukaan di Huawei ASEAN Academy Engineering Institute Jakarta mengatakan bahwa program sinergis Training for Trainers (ToT) antara Ditjen Diksi, Kemendikbudristek dan Huawei Indonesia ini sangat strategis dalam mendukung kebutuhan industri terhadap lulusan-lulusan SMK siap kerja secara berkelanjutan dan akseleratif.

“Melalui program ini, para guru SMK dapat memperoleh pelatihan langsung dari Huawei yang telah diakui sebagai pemimpin industri TIK global. Dengan basis kemampuan mengajarnya, ilmu yang telah diperoleh para guru dari para pakar tentunya akan lebih mudah ditularkan kepada murid muridnya, sehingga proses alih pengetahuan dan teknologi menjadi lebih efektif," kata Moeldoko.

Moeldoko juga  mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan Ditjen Vokasi dalam menindaklanjuti kerjasama yang sudah dilakukan pada 2020 lalu, dalam bentuk pelatihan kepada guru-guru SMK.  Moeldoko menilai apa yang dilakukan Ditjen Diksi dengan melatih para guru SMK sangat tepat. “Kami di TNI juga dulu mengambil prajurit-prajurit terbaik kami untuk dilatih, kemudian dikembalikan untuk melatih prajurit-prajurit lainnya,” ujar Moeldoko.

Mantan Panglima TNI ini berharap program pelatihan yang dilakukan dapat mempercepat pencapaian target pemerintah untuk menyetak 9 juta SDM Digital di Indonesia pada 2030 serta mendukung terwujudnya visi Indonesia Emas pada 2045. “Apresiasi yang tinggi untuk sinergi Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek dan Huawei Indonesia,” ujar Moeldoko.
 
CEO Huawei Indonesia, Jacky Chen dalam sambutannya mengatakan, “Program Training for Trainers yang kami selenggarakan di bawah payung kegiatan Huawei ICT Training ini merupakan bagian dari program berkelanjutan Huawei yang fokus pada pengembangan kompetensi SDM Digital Indonesia yang telah kami mulai sejak pertama kali hadir di Indonesia lebih dari 21 tahun lalu,” tutur Jacky.

“Untuk optimalisasi program ini, kami menyediakan fasilitas dengan teknologi mutakhir serta pengajar berkompetensi dunia bagi para guru kejuruan SMK peserta pelatihan ini. Kami optimistis, program pelatihan ini akan mengakselerasi misi kami turut berkontribusi dalam menyetak 100 ribu SDM Digital berkompetensi dalam kurun waktu 5 tahun,” lanjutnya.  

Sementara itu, salah satu peserta pelatihan, Pebi Pebriadi mengatakan kegiatan pelatihan ini sangat diperlukan untuk mengupdate ilmu dan kompetensi guru. Terlebih perkembangkan teknologi wireless dan microwave di Indonesia berkembang sangat cepat. “Pelatihan ini membantu kami untuk bisa beradaptasi dengan perkembangan dunia teknologi yang sangat cepat perkembangannya,” kata Pebi yang juga merupakan guru SMKN 2 Tasikmalaya, Jawa Barat.* (Nani/Denty A.)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3403 kali