Mendikbudristek Tinjau Pengembangan Pemanfaatan Kebudayaan di Kompleks Candi Muaro Jambi  23 September 2021  ← Back

Muaro Jambi, 22 September 2021 --- Setelah bermalam di pemukiman masyarakat Suku Anak Dalam di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim menempuh perjalanan darat 225 kilometer untuk melanjutkan kunjungan kerjanya ke kompleks Candi Muaro Jambi, Kabupaten Muaro Jambi.

Dengan menggunakan becak motor (bentor), didampingi Gubernur Jambi, Al Haris dan Bupati Muara Jambi, Masnah Busro, Menteri Nadiem berkeliling meninjau pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan kompleks percandian Hindu-Budha terluas di Asia Tenggara yang ada sejak zaman Kerajaan Sriwijaya tersebut.

“Saya menyadari betapa besarnya potensi situs ini jika kita kembangkan. Ketika berkeliling, imajinasi saya berkembang saat melihat rumah-rumah dengan genteng-genteng Tiongkok, ada relief-relief seperti di Candi Borobudur. Jadi saya ingin generasi-generasi berikutnya menyadari bahwa Indonesia datang dari kebudayaan yang luar biasa majemuknya,” ungkap Menteri Nadiem sesaat setelah berkeliling kompleks Candi Muaro Jambi, pada Rabu (22/9).

Setelah berkeliling, Mendikbudristek bertemu maestro bujang gondang, Sambawi. Sambawi mengajarkan Menteri Nadiem bermain alat musik semacam rebana yang terpengaruh budaya Melayu dan Timur Tengah tersebut.

Selanjutnya, Mendikbudiristek berdialog dengan seniman, pemuka adat, pendidik, dan masyarakat sekitar cagar budaya untuk mendengarkan masukan terkait perkembangan cagar budaya Muaro Jambi.

Menurut Menteri Nadiem beberapa konsep yang unik dari Candi Muaro Jambi ini antara lain situs ini menjadi pusat pendidikan pada ratusan tahun yang lalu. “Ini adalah kampus yang sudah berdiri pada ratusan tahun yang lalu. Menurut saya, prototipe Kampus Merdeka ada disini, karena ada murid-murid datang dari India, Tiongkok, dan Tibet. Mereka sudah belajar di luar kampus asalnya dan pergi ke sini (Candi Muaro Jambi) untuk menekuni berbagai macam ilmu, lalu mereka kembali ke kampusnya masing-masing. Di kawasan percandian ini lah pusat pendidikannya,” ujar Menteri Nadiem.

Keunikan yang kedua, lanjut Menteri Nadiem, luas kompleks Candi Muaro Jambi adalah yang terluas di Asia Tenggara. Untuk diketahui, luas komplek Candi Muaro Jambi mencapai 3.981 hektare yang setara dengan delapan kali lebih luas dari pada Candi Borobudur.

Candi Muaro Jambi membentang sepanjang 7,5 kilometer dari barat ke timur tepian Sungai Batanghari. “Kalau kita serius melakukan restorasi pada situs ini, situs ini akan membuat bukan hanya tempat kunjungan bagi masyarakat Indonesia, tapi masyarakat dunia,” ujar Mendikbudristek.

Untuk itu, Menteri Nadiem berkomitmen untuk memperjuangkan situs Muaro Jambi menjadi area prioritas destinasi berbasis kebudayaan yang dapat mengangkat nama Indonesia di panggung dunia sebagai salah satu tuan rumah situs dunia. “Saya tidak akan menyerah mengambangkan situs ini. Saya akan berbicara dengan Bapak Presiden terkait apa yang saya lihat hari ini dan apa potensi yang bisa dijadikan suatu realita. Harapan saya situs ini menjadi salah satu kawasan destinasi wisata berbasis budaya,” tuturnya.

Di samping itu, Mendikbudristek juga berkomitmen untuk melakukan restorasi situs Muaro Jambi dengan menghadirkan talenta-talenta dari generasi muda melalui program Kampus Merdeka. “Kita harus hadirkan ratusan bahkan ribuan mahasiswa dari berbagai macam program studi.  Prodi sejarah, arkeologi, seni, musik, dan lain sebagainya. Mereka datang ke sini dapat turut membangun situs ini. Kemendikbudristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi) akan mendukung seratus persen,” ucap Menteri Nadiem.

Dalam dialog tersebut, Gubernur Jambi Al Haris menyampaikan bahwa Pemerintah Daerah Jambi menyerahkan kuasa atas pengembangan cagar budaya Candi Muaro Jambi kepada Kemendikbudristek. Ia berharap, di bawah pengelolaan Kemendikbudristek, cagar budaya Muaro Jambi dapat menjadi pusat pembelajaran budaya yang mendunia.

“Kami ingin sekali mengembangkan kawasan cagar budaya ini. Dan sekarang kami serahkan kepada Mas Menteri untuk dikembangkan, semoga bisa mendunia nanti,” ujar Gubernur Al Haris.

Untuk diketahui, sejak tahun 2009 situs Muaro Jambi telah diajukan ke UNESCO untuk dijadikan salah satu situs warisan budaya dunia. Namun, hingga saat ini situs ini belum juga diakui sebagai salah satu situs peninggalan dunia.

Dalam terakhir kunjungannya, Mendikbudristek bersama Gubernur Al Haris menyaksikan penandatangan kerja sama antara Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid dan Bupati Muara Jambi dalam pengembangan pemanfaatan kebudayaan kompleks Candi Muaro Jambi.







Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
 
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
 
#PemajuanBudaya
#BudayaSaya
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 529/sipres/A6/IX/2021

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1963 kali