Cerita di Balik Upaya Inventarisasi Kosakata Bahasa Melayu di Kepulauan Riau, Kabupaten Natuna  07 Oktober 2021  ← Back




Ranai, Kabupaten Natuna, Kemendikbudristek --- Pengembangan kosakata melalui inventarisasi kosakata Bahasa Melayu di Kepulauan Riau, Kabupaten Natuna, terus dilakukan oleh Kantor Bahasa Kepulauan Riau. Inventarisasi kosakata telah dimulai sejak 24 Maret 2021 lalu oleh tim yang berkoordinasi dengan Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Natuna. Berbincang dengan dua narasumber yakni Umar Natuna dan Said Muhammad Rahimin, tim mengumpulkan kosakata Melayu Natuna yang berhubungan dengan percakapan sehari-hari. 
 
“Dengan kedua informan tersebut, tim berhasil mengumpulkan sejumlah kosakata Melayu Natuna yang berkaitan dengan ranah pekerbunan dan alat laut. Selain itu, tim juga mengumpulkan beberapa kosakata Melayu Natuna yang sudah mulai jarang digunakan oleh generasi muda di Natuna,” ungkap Kepala Kantor Bahasa Kepri, Asep (7/10). 

Asep menuturkan, data yang dikumpulkan timnya cukup bervariasi disebabkan adanya perbedaan dialek di antara kedua informan tersebut. Selain kosakata yang berhubungan dengan percakapan sehari-hari, tim juga berhasil mengumpulkan beberapa kosakata yang berkaitan dengan botani pesisir dan kosakata-kosakata tersebut belum terdapat di dalam KBBI. 

Tak sampai di situ, tim selanjutnya bertemu dengan Destriandi dan Wahyudi yang pernah tinggal di Midai dan Sedanau. Di sini, tim berhasil mengumpulkan kosakata yang berasal dari wilayah Ranai, yakni wilayah Serasan dan Sibauk. Tim juga berkoordinasi mengenai rencana pengambilan data di wilayah Ceruk. 

“Selanjutnya, tim bergerak menuju Ceruk bersama dengan Destriandi dan Wahyudi. Di sana, tim berkoordinasi dengan Noni untuk bertemu dengan informan Yusniadi. Yusniadi merupakan informan yang cukup paham dengan kosakata Melayu Natuna, khususnya kosakata unik di wilayah Ceruk,” jelas Asep.  

Untuk mencapai wilayah Ceruk, tim memerlukan waktu sekitar 45 menit perjalanan darat menggunakan mobil. Hal ini dilakukan karena di Natuna tidak terdapat moda transportasi umum seperti bus atau angkot. Wilayah Ceruk dipilih menjadi salah satu daerah pengamatan karena di wilayah tersebut, penutur masih menggunakan bahasa Melayu Natuna secara kental. Wilayah tersebut juga berpenduduk homogen, sehingga meminimalisir adanya ketercampuran dengan bahasa atau dialek lain. 

Upaya pengumpulan kosakata Melayu Natuna yang berasal dari wilayah Pulau Tiga berlanjut hingga ke narasumber berikutnya, yakni Mak Hatijah. Dari beliau, tim menemukan beberapa kosakata yang berbeda dengan yang umum digunakan di wilayah Ranai. “Selain itu, tim juga mendapatkan hasil inventarisasi berupa kosakata yang berkaitan dengan garis keturunan dalam konteks Melayu Natuna,” lanjut Asep yang selalu menekankan pengecekan data ulang kepada tim yang terjun ke lapangan. 
 
“Kegiatan Inventarisasi Kosakata Bahasa Melayu di Kabupaten Natuna berjalan dengan lancar. Wilayah setiap titik pengumpulan data masih dapat dijangkau melalui transportasi darat. Selain itu, tim juga dimudahkan dengan informan luar pulau yang tinggal di daerah Bunguran Timur. Data kosakata yang ditemukan cukup banyak dan sangat berpotensi untuk diusulkan ke dalam KBBI,” tutup Asep optimistis.* (Denty A.)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1818 kali