Mendikbudristek Apresiasi Berjalannya Program Kampus Merdeka di Sumatra Utara  26 Oktober 2021  ← Back

Medan, 26 Oktober 2021—Pada kunjungan kerja hari kedua di Sumatra Utara, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) berdialog secara hybrid dengan perwakilan perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) se-Sumatra Utara di Kampus Universitas Sumatra Utara (USU), Kota Medan (26/10/2021).

Mendikbudristek memberikan apresiasi pada mahasiswa dan pihak perguruan tinggi Sumatra Utara yang telah melaksanakan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
 
Selain itu, dalam kesempatan tersebut Menteri Nadiem juga mendengarkan berbagai masukan tentang berjalannya program MBKM pada tahun pertama, baik dari mahasiswa, dosen, maupun rektor.
 
Rektor USU, Muryanto Amin menyampaikan bahwa pada saat ini USU telah melaksanakan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Salah satunya dengan menjalin kerja sama dengan lima mitra BUMN.
 
Sampai dengan saat ini USU telah mengirimkan 94 mahasiswa untuk mengikuti program MBKM dan mulai terlihat hasilnya. “Selama magang dinilai, kalau bagus akan lanjut bekerja di perusahaan tempat magang tersebut sebagai pimpinan lokal,” ujar Muryanto.
 
Sebelum memulai diskusi, Mendikbudristek mengingatkan bahwa pada tahun depan akan ada beberapa peningkatan program. Magang Bersertifikat, Kampus Mengajar, dan semua program yang setara 20 SKS akan ditingkatkan. Ia meminta agar perguruan tinggi dan rektor di Sumatra Utara tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut.  
 
“Tahun ini ada 50 ribu mahasiswa yang berpartisipasi dalam belajar di luar kampus. Tahun depan kita targetnya 150 ribu. Jadi tolong dorong untuk mencari program lokalnya,” tutur Menteri Nadiem.
 
Dalam dialog, Mendikbudristek menerima banyak masukan terkait pelaksanaan MBKM. Tantangan utama yang banyak dihadapi oleh mahasiswa dan perguruan tinggi adalah terhambatnya proses konversi SKS dan sulitnya kerja sama dengan mitra industri.
 
Mendikbudristek mengapresiasi semua pihak yang dengan susah payah mengikuti program MBKM. Ia menilai wajar bahwa pada pelaksanaan tahun pertama MBKM masih menemui banyak permasalahan karena mengusung perubahan besar. Namun, ia yakin bahwa pelaksanaan MBKM pada tahun-tahun berikutnya akan mengalami perbaikan dan berjalan lebih lancar.
 
“Jadi ini adalah proses adaptasi. Kalau kita tidak memulai, tidak akan sampai pada tujuan. Pada cita-cita. Mohon kesabaran dan dedikasi untuk bersama memecahkan masalah,” tutur Menteri Nadiem.
 
Terkait permasalahan sulitnya konversi SKS bagi peserta MBKM, Nadiem menegaskan bahwa tiga semester di luar program studi (prodi) merupakan hak mahasiswa. Alasan diberikan 20 SKS adalah karena pemerintah ingin memastikan mahasiswa seperti bekerja penuh waktu saat magang, sehingga tidak harus menambah waktu belajar lagi di kampus. Oleh karena itu kampus wajib mengurasi program magang yang memperbolehkan bekerja penuh waktu.

Selain itu kesempatan tersebut, Mendikbudristek juga menyampaikan mulai ditegaskannya isu tiga besar dosa dalam dunia pendidikan yang terdiri dari kekerasan seksual, perundungan, dan intoleransi. Salah satu perjuangan bersama yang mulai dilakukan adalah memastikan para mahasiswa dan dosen merasa aman dan bebas dari kekerasan seksual.

Turut hadir dalam acara dialog tersebut Anggota Komisi X DPR RI, Sofyan Tan dan Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nizam.







Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Laman: kemdikbud.go.id    
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id

#MerdekaBelajar
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 644/sipres/A6/X/2021

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 465 kali