Satu Desa Satu PAUD, Kolaborasi Pendidikan di NTT untuk Desa Golo Ndoal  13 November 2021  ← Back

Perwakilan Kemendikbudristek dan Danone Indonesia mengunjungi PAUD Suka Maju di Desa Golo Ndoal,
Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Jumat (12/11/2021). 

Manggarai Barat, Kemendikbudristek --- Kolaborasi berbagai pihak untuk bidang pendidikan menjadi hal yang sangat penting mengingat besarnya tantangan yang ada dalam meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di Indonesia. Kolaborasi lengkap terjadi saat pihak-pihak yang terlibat meliputi unsur pemerintah, sektor swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan unsur masyarakat. Wujud dari kolaborasi lengkap tersebut salah satunya menghasilkan sebuah sarana fisik berupa bangunan untuk PAUD Suka Maju di Dusun Wae Werang, Desa Golo Ndoal, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendukung sektor swasta dalam upaya peningkatan akses dan layanan pendidikan, salah satunya yang dilakukan oleh Danone Indonesia. Danone Indonesia berkolaborasi dengan pemerintah daerah, sektor swasta lain, LSM lokal, dan masyarakat, berhasil membangun sebuah sarana fisik untuk pendidikan anak usia dini di Kabupaten Manggarai Barat, NTT. Pihak-pihak yang berkolaborasi tersebut adalah pemerintah daerah Kabupaten Manggarai Barat, Danone Indonesia, Alfamart, dan LSM lokal Happy Hearts Indonesia. Kolaborasi itu menjadi lebih lengkap dengan adanya kontribusi masyarakat setempat yang telah menghibahkan tanah untuk mendirikan bangunan PAUD Suka Maju di Dusun Wae Werang, Desa Golo Ndoal, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, NTT.

Pengelola PAUD Suka Maju, Elisabet Jemamun menuturkan, secara kelembagaan PAUD Suka Maju sudah ada sejak tahun 2013 karena ada program pemerintah, yaitu Satu Desa Satu PAUD. Namun secara operasional, PAUD Suka Maju baru beroperasi pada tahun 2014 tanpa adanya gedung atau sarana fisik. Saat itu kegiatan belajar mengajar dilakukan di rumah warga secara bergiliran.

“Pertama-tama sangat susah, tidak ada yang merespons. Orang tua menganggap ini bukan sekolah karena belum ada tempat untuk anak-anak belajar. Untuk pendaftaran juga kami yang berkunjung ke rumah, mendatangi anak-anak dari rumah ke rumah. Awalnya sangat sulit meyakinkan orang tua dengan penjelasan kami,” tuturnya.

Elisabet pun terus berupaya meyakinkan para orang tua agar mau memasukkan anak-anaknya ke PAUD Suka Maju dengan harapan suatu hari nanti keadaan bisa membaik dan anak-anak bisa dididik dengan baik agar menjadi generasi yang berakhlak mulia. “Dengan fasilitas yang sangat tidak memadai kami tetap semangat. Meskipun orang tua tidak bisa mengantar anak-anak, kami yang pergi menjemput. Kami ajarkan mereka sesuai dengan materi yang ditentukan dari dinas pendidikan,” kata Elisabet.

Setelah bertahun-tahun menjalankan PAUD dari rumah ke rumah tanpa bangunan fisik, kini ia sangat bersyukur sudah ada tempat bagi anak-anak didiknya untuk menikmati layanan PAUD. Elisabet pun mengucapkan terima kasih dan apresiasinya kepada para donatur dan keluarga yang menghibahkan tanahnya untuk membangun PAUD. “Puji Tuhan ada seorang Bapak yang mau menghibahkan tanahnya unuk membangun gedung PAUD,” tuturnya.

Sejak hadirnya bangunan fisik PAUD Suka Maju, partisipasi masyarakat untuk mengirimkan anak-anaknya belajar di PAUD tersebut meningkat drastis. Jika sebelumnya hanya ada 20 anak, kini PAUD Suka Maju memiliki 51 peserta didik yang dibagi menjadi dua kelompok. Ada 28 anak di Kelompok A untuk usia 4 s.d. 5 tahun, sedangkan di Kelompok B untuk usia 5 s.d. 6 tahun ada 23 anak. Mereka belajar di sekolah selama dua jam di ruang kelas yang berbeda. Terdapat dua ruang kelas di PAUD Suka Maju yang dilengkapi dengan alat permainan edukatif (APE) dan sarana sanitasi berupa toilet dan fasilitas cuci tangan. Anak-anak pun sangat bersemangat datang ke sekolah. Elisabet mengatakan, sebenarnya pembelajaran di PAUD Suka Maju dimulai pada pukul 08.00 WITA, namun anak-anak sudah berdatangan ke sekolah sejak pukul 07.00 WITA karena ingin bermain lebih dulu bersama teman-temannya.

Government and External Scientific Affairs Danone, dr. Sarah Angelique, mengatakan, dalam Gerakan Ayo Tunjuk Tangan, Danone Indonesia secara kolektif mengajak berbagai pihak untuk berkolaborasi, salah satunya dengan Alfamart. “Kebetulan untuk memilih PAUD mana yang perlu kita bantu untuk rehabilitasi, biasanya kita berdiskusi dan me-review berbagai proposal yang masuk,” katanya. PAUD Suka Maju merupakan salah satu PAUD binaan Alfamart yang bekerja sama dengan Happy Hearts Indonesia, sebuah LSM lokal yang bergerak peduli untuk pendidikan.
Dokter Sarah menuturkan, setelah pihaknya melakukan peninjauan, mereka melihat kondisi di  Desa Golo Ndoal sangat membutuhkan bangunan fisik PAUD. Apalagi di desa tersebut terdapat cukup banyak anak usia dini yang berharap bisa lebih nyaman dan yakin bersekolah jika ada bangunan fisik. “Jadi itu yang mendasari kami untuk mendukung pembangunan atau rehabilitasi PAUD di sini, sehingga mendukung sarana belajar yang layak dan nyaman untuk anak-anak di sini,” tuturnya. Selain itu, Danone Indonesia juga memberikan edukasi-edukasi terkait kesehatan dan nutrisi yang memberikan peningkatan kapasitas tenaga pengajar di PAUD untuk memberikan edukasi tentang nutrisi dan hidup sehat bagi anak usia dini.

Koordinator Penjaminan Mutu Pendidikan dan Kerja Sama Ditjen PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Katman, mengatakan PAUD Suka Maju merupakan hasil kolaborasi berbagai pihak yang berkontribusi untuk penyediaan akses pendidikan bagi anak-anak usia dini. Menurutnya, kolaborasi tersebut menjadi salah satu praktik baik di bidang pendidikan. “Kolaborasi masyarakat ini kalau diberdayakan akan berdampak positif dalam meningkatkan partisipasi pendidikan bagi anak PAUD. Apalagi kolaborasi ini secara riil bangunannya berasal dari perusahaan Danone dan grup Alfamart, kemudian untuk lahannya disediakan oleh masyarakat, yaitu lahan hibah,” katanya saat mengunjungi PAUD Suka Maju di Desa Golo Ndoal, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Jumat (12/11/2021).

Katman juga mengapresiasi penyediaan sarana dan prasarana PAUD yang lengkap sehingga mampu meningkatkan partisipasi anak-anak di Desa Golo Ndoal untuk belajar di PAUD. “Informasi dari pengelola PAUD, sebelum ada gedung ini, peserta didiknya hanya 20 anak. Setelah ada (bangunan fisik), jadi meningkat lebih dari 100 persen. Saya kira pola kolaborasi ini bisa menjadi contoh untuk direplikasi di daerah lain,” ujarnya. Katman menambahkan, karena ada peningkatan jumlah peserta didik, maka dari Kemendikbudristek juga bisa meningkatkan besaran Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) PAUD untuk melengkapi sarana lain yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Ia berharap, kehadiran PAUD Suka Maju bisa memberikan akses bagi masyarakat sekitar untuk mengirimkan anak-anaknya ke lembaga PAUD sehingga angka partisipasi PAUD secara nasional juga akan meningkat. (Desliana Maulipaksi)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 5816 kali