Rumah Budaya Indonesia Tokyo menggelar “Selamatan” pada Giat Budaya ke-50  07 Desember 2021  ← Back



Tokyo, 7 Desember 2021 ---  Rumah Budaya Indonesia di Tokyo menggelar kegiatan budayanya yang ke-50 secara daring dengan tema ‘Selamatan ala Indonesia’ yang diterjemahkan menjadi “Oiwaigoto”. Acara diikuti 58 peserta pada Sabtu, 29 November 2021.
 
Pembawa Acara, Imelda Coutrier menjelaskan ritual kehidupan orang Indonesia dari berbagai suku, mulai dari kelahiran sampai kematian. Imelda memaparkan juga tentang budaya selamatan yang dilaksanakan berdasarkan agama, kegiatan masyarakat seperti waktu panen atau sebelum menanam padi, juga kegiatan tidak rutin seperti pindahan, pembangunan rumah baru dan lain-lain.
 
Acara berlanjut dengan peragaan selamatan waktu mitoni/tingkeban, atau ritus kehamilan tujuh bulan, yang dilaksanakan tidak hanya di Jawa, tetapi juga di Aceh dan Sulawesi. Peragaan dilakukan oleh salah satu diaspora Indonesia yang juga berprofesi sebagai Guru Bahasa Indonesia di Jepang,Tini Kodrat bersama Sanggar Tari  Duta Melati. Tini dan Duta Melati memperlihatkan siraman, sungkeman, pergantian kain 7 kali dan pemotongan kelapa. “Memang tidak lengkap namun bisa memberikan gambaran kepada orang Jepang tentang upacara Tujuh Bulan oleh suku Jawa,” ungkap Tini saat dimintai komentarnya secara terpisah, Jumat (3/12).
 
Atase Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di Tokyo, Yusli Wardiatno, menegaskan bahwa kegiatan Rumah Budaya Indonesia bukan suatu institusi yang mempunyai gedung tersendiri. “Rumah Budaya Indonesia adalah nama program dari Kemendikbudristek yang dilakukan di 19 negara yang mempunyai atase pendidikan dan kebudayaan,” terang Yusli.
 
Dijelaskan Yusli, dengan program ini, para atdikbud diharapkan bisa memberikan informasi seni dan budaya Indonesia kepada masyarakat di negara akreditasi. “Namun, RBI juga dimaksudkan untuk mengingatkan warga negara Indonesia di negara akreditasi akan akar budaya tempat mereka berasal,” terang Yusli.
 
Kegiatan RBI yang selama ini diadakan sebulan sekali, diharapkan Yusli, dapat diperluas di kemudian hari dengan kunjungan ke sekolah dan universitas, sesuai dengan arahan Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi.
 
“Dengan demikian anak-anak muda milenial yang di kemudian hari bakal menjadi pemimpin Jepang diharapkan sudah banyak yang mengenal Indonesia,” tutur Yusli.
 
Ketua Dharma Wanita Persatuan di Tokyo, Nuning Heri Akhmadi, menjelaskan sekilas tentang selamatan kepada peserta. Nuning mengaku amat mendukung kegiatan-kegiatan RBI. “Selamatan tidak hanya merupakan suatu ritual kehidupan manusia Indonesia, tetapi juga suatu kegiatan masyarakat sekitar secara bersama. Saya sangat berharap para peserta dapat lebih memahami kebudayaan Indonesia dengan mengikuti acara RBI ini,” harap Nuning.
 
Acara ditutup dengan demo masak nasi kuning yang mudah oleh diaspora Indonesia  Ai Sunarni sehingga diharapkan peserta Jepang juga bisa mencoba memasak nasi kuning dan nasi tumpeng di rumah masing-masing.
 
“Kebetulan hari ini, kegiatan RBI persis kegiatan yang ke 50 kali sehingga suasana selamatan terasa pas,” ucap Yusli.
 
Sebagai informasi, aktivitas dapat disaksikan melalui tautan Youtube dalam Bahasa Jepang, yaitu https://youtu.be/rr1Wn4XjGjo. (Atdikbud Tokyo/ Lydia Agustina/ Seno Hartono).
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3701 kali