Mahasiswa Harus Jadi Garda Depan Penguatan Daya Saing Indonesia  25 Februari 2022  ← Back

Canberra, 24 Februari 2022 – Saat ini, Indonesia sedang melakukan investasi besar-besaran dalam bidang pendidikan dan penelitian guna meningkatkan inovasi dan daya saing nasional hingga internasional. Ribuan mahasiswa dikirim ke luar negeri, baik melalui program diploma, sarjana, hingga doktor dengan biaya negara dengan tujuan agar kelak bisa menjadi garda depan dalam penguatan inovasi dan daya saing bangsa. Selain itu juga, dalam bidang riset, pemerintah sedang mengembangkan ekosistem yang mendorong lahirnya inovasi bermanfaat bagi industri melalui platform Kedaireka.

Hal tersebut diungkapkan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Republik Indonesia di Canberra, Mukhamad Najib, dalam pidato pembukaan pada acara peresmian Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Institute, Sabtu (19/2), secara daring.

Dalam acara yang dihadiri oleh lebih dari 200 perserta ini, Atdikbud Najib menyampaikan bahwa saat ini Indeks Inovasi Global Indonesia masih harus ditingkatkan. Untuk mewujudkan hal tersebut, Najib mengajak mahasiswa yang saat ini sedang kuliah di berbagai negara kelak dapat membantu negara dalam meningkatkan daya saing nasional hingga internasional.

“Kunci kemakmuran di era modern ini adalah tingginya daya saing nasional, dan daya saing dipengaruhi oleh inovasi. Karena itu saya berharap mahasiswa bisa menjadi garda depan dalam penguatan inovasi dan daya saing nasional, bahkan hingga internasional, agar cita-cita bangsa dalam memajukan kesejahteraan umum bisa kita capai segera,” harap Najib.

Atdikbud Najib juga menyampaikan bahwa beragam kebijakan di bawah payung Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM) yang digagas Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, semakin mendorong lahirnya sumber daya kreatif yang memiliki pengalaman internasional.

“Apalagi, pemerintah memberikan beasiswa kepada mahasiswa sarjana dan vokasi untuk melakukan studi di luar negeri melalui Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) dan Indonesian International Vocational Student Mobility Awards (IIVOSMA). Saya harap, semakin banyak mahasiswa memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan emas ini,” ucap Najib.

Dengan peresmian PPI Institute ini, Atdikbud Najib berharap para pengurus PPI di seluruh dunia bisa membantu mahasiswa Indonesia yang ingin melaksanakan program MBKM dengan skema mobilitas internasional.

“Kerjasama mahasiswa Indonesia di luar negeri dan di dalam negeri sangat penting untuk menyukseskan program MBKM. Saya sangat berharap teman-teman PPI Dunia bisa bersolidaritas membantu mahasiswa Indonesia yang ingin ke luar negeri,” tutup Najib.

PPI Institute merupakan sebuah platform yang dibentuk oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia untuk para aktivis mahasiswa guna mengembangkan potensinya melalui organisasi dimanapun mereka berada baik di dalam negeri maupun luar negeri. Peresmian PPI Institute digelar dengan kuliah umum yang dihadiri perwakilan dari Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta Kementerian Badan Usaha Milik Negara.

Menurut Kordinator PPI Dunia, Faruq Ibnul Haqi, PPI Institute dikembangkan untuk menjadi sarana kolaborasi antara mahasiswa Indonesia yang saat ini sedang belajar di berbagai belahan dunia. “Tujuan PPI Institute adalah sebagai platform dalam membangun semangat bersama untuk mengembangkan Indonesia melalui pengembangan potensi mahasiswa sebagai agen perubahan. Selain itu juga untuk mewujudkan Good Organization Governance sebagai standar PPI Dunia,” jelas Faruq.







Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id

#MerdekaBelajar
#DemiKemajuan
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 86/sipers/A6/II/2022

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 912 kali