Mahasiswa Doktoral Indonesia di AS Serikat Paparkan Riset Terbaru Pendidikan dalam Bincang Karya  23 Maret 2022  ← Back



Washington, D.C., 23 Maret 2022– Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat, Rosan P. Roeslani, menegaskan peran penting pendidikan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. “Pendidikan merupakan dasar untuk membentuk tenaga kerja yang terdidik dan terlatih yang nantinya akan secara langsung berkontribusi dalam proses pembangunan ekonomi nasional,” tutur Rosan, ketika dihubungi Rabu (23/3).
 
Dubes Rosan menilai, era disrupsi menuntut Indonesia beradaptasi cepat pada teknologi dan inovasi terbaru, tidak terkecuali untuk bidang pendidikan. “Saya harap, kolaborasi antara universitas di Indonesia dan di Amerika Serikat, SDM muda bidang pendidikan dapat menajamkan kemampuannya dan menjadi inspirasi untuk yang lain,” tuturnya.
 
Senada dengan itu, Direktur Keuangan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Kementerian Keuangan, Republik Indonesia, Emmanuel Agust Hartono, mengungkapkan bahwa Pemerintah Indonesia terus berkomitmen meningkatkan investasi di bidang pendidikan dengan memperluas jangkauan beasiswa, mengadaptasi teknologi dan informasi terbaru, mengembangkan budaya kampus kelas dunia untuk memperkuat pengembangan riset dan inovasi terbaru.
 
“LPDP berkomitmen untuk terus mengawal amanat konstitusi Indonesia di mana minimal 20% APBN harus diperuntukkan bagi pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu elemen terpenting dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM). Jumlah keterlibatan siswa dan keberagaman capaian dan distribusi kualitas pendidikan yang merata pada semua level menentukan tingkat keberhasilan pendidikan,” tutur Agust dalam kesempatan Webinar Bincang Karya ke-26 yang digelar Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington D.C., Selasa (15/3) lalu.
 
Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) RI di Washington, DC, Popy Rufaidah menerangkan bahwa Bianka Seri 26 merupakan komitmen pemerintah dalam memfasilitasi potensi kerja sama riset dan pendidikan serta meningkatkan SDM Pendidikan di perguruan tinggi dan sebagai dukungan terhadap komitmen Merdeka Belajar Kampus Merdeka Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
 
“Secara khusus, Bianka bertujuan meningkatkan preferensi studi ke Amerika dan mengukuhkan kembali kerja sama RI dan Amerika Serikat dalam bidang Pendidikan khususnya antar perguruan tinggi di kedua negara,” ungkap Atdikbud Popy.
 
Dalam kesempatan ini, sejumlah mahasiswa doktoral asal Indonesia dengan kekhususan Curriculum and Instruction di tiga universitas di Amerika Serikat memaparkan riset pendidikan.
 
Penerima beasiswa Fulbright Pendidikan Tinggi Program Doktoral Bidang Teaching and Curriculum in Health Professions Education di Warner School of Education, University of Rochester, Natalia Puspadewi, yang juga seorang dokter, memaparkan bahwa risetnya bertujuan mendeskripsikan bagaimana mahasiswa preklinik mendefinisikan identitas profesional mereka dan mengidentifikasi serta menganalisis faktor yang mempengaruhi pengembangan identitas profesional mereka mulai dari kurikulum  hingga faktor sosiokultural yang spesifik di Indonesia.
 
“Penemuan menarik dari riset saya adalah faktor sosiobudaya Indonesia yang mencakup paternalisme dan kolektivisme, serta nilai-nilai Pancasila sangat mempengaruhi cara mahasiswa mendefinisikan identitas profesional mereka. Ini juga mempengaruhi pengalaman belajar mereka, serta mempengaruhi citra dokter ideal yang ingin mereka capai setelah lulus dokter,” jelas Natalia.
 
Natalia mengaku jika dirinya memiliki pengalaman menarik selama menjalani masa studi. Hal tersebut dikarenakan dirinya mempunyai profesor yang mendukung keberagaman dan kesetaraan. “Saya didorong belajar mandiri dan mendalam, tidak mementingkan nilai semata, tetapi menghargai proses belajar,” tutur Natalia.
 
Interim Dean dari Warner School of Education, University of Rochester, Douglas Guiffrida, serta mantan Dekan di Warner School of Education, Raffaella Borasi hadir mempresentasikan kemungkinan kerja sama riset antara University of Rochester dan perguruan tinggi di Indonesia. “Kerja sama riset dengan Indonesia saat ini sudah terjalin. Salah satu kolega kami ada yang bekerja sama riset dengan salah satu alumni kami yang juga seorang dosen di Indonesia,” tutur Rafaella.
 
Noor Q. Agustina, penerima beasiswa Fulbright Dikti Program Doktor Bidang Curriculum and Instruction di Kenn State University, memaparkan risetnya tentang penggunaan digital learning tools untuk pengajaran Bahasa Inggris berdasarkan persepsi instruktur Bahasa Inggris di pusat bahasa di universitas di seluruh Indonesia. “Ke depannya, diharapkan riset saya bisa menjadi batu loncatan untuk standar efektif bagi para guru bahasa di Indonesia dan memberi kontribusi untuk pengembangan profesi guru bahasa,” tuturnya.
 
Keikutsertaannya dalam kegiatan webinar ini juga didukung Associate Dean for Administrative Affairs and Graduate Education, College of Education, Health, and Human Services dari Kent State University, Steve Mitchell, yang juga turut hadir malam itu. Steve menyambut baik kemungkinan kolaborasi riset. ”Kami memiliki bidang riset yang beragam. Jadi kami terbuka untuk kerja sama riset bidang apapun. Anda bisa menghubungi saya,” tegas Steve.
 
Januar J. Tell, penerima beasiswa LPDP Program Doktoral Bidang Curriculum and Instruction di Pennsylvania State University, memaparkan risetnya mengenai analisis pertanyaan pada kelas membaca di Indonesia yang dibuat oleh pengajar Bahasa Inggris. Tujuan risetnya adalah untuk menemukan cara melatih guru Bahasa Inggris dalam membuat pertanyaan berpikir tingkat lanjut. Risetnya berangkat dari keprihatinannya akan tingkat literasi Indonesia yang masih harus ditingkatkan.  “Salah satu hasil penelitian 2019 menemukan bahwa level pertanyaan didominasi oleh cara berpikir tingkat dasar (Mengingat, Mengerti, dan Menerapkan). Inilah pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul dalam teks bacaan di kelas Bahasa Inggris,” tutur mahasiswa kelahiran Kupang, NTT ini.
 
Meskipun awalnya mengalami sedikit tantangan terkait perbedaan budaya dan bahasa, Januar yakin dapat menyesuaikan diri. “Dosen-dosen di sini sangat peduli dengan mahasiswa dan selalu menjadi partner belajar yang baik,” ungkap Januar.
 
Ashley N. Patterson, Co-Director of Social Justice in Education Minor, College of Education, Penn State University hadir mempresentasikan dukungan riset yang dilakukan mahasiswa program doktor serta dukungan akademik penunjang kelancaran riset akademik. “Walaupun saat ini memang tidak ada kerja sama dengan Indonesia dalam bidang riset, tapi kami sangat senang untuk berkolaborasi dengan Indonesia ke depannya,” terang Arshley.
 
Dihubungi terpisah, Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), Jamal Wiwoho,  mengatakan jika dirinya mendukung penuh kegiatan webinar ini dan berharap para akademisi muda Indonesia dapat menggali informasi lebih dalam terkait kesempatan studi di Amerika. “Harapan saya, mereka dapat membuka pintu komunikasi dengan perwakilan kampus-kampus top di Amerika, sehingga ke depannya dapat berkolaborasi dalam penelitian atau bahkan berkesempatan melanjutkan studi ke Amerika,” tutur Jamal.
 
Rekaman siaran langsung webinar Bincang Karya (BIANKA) Seri-26 Bidang Pendidikan dapat diakses di laman resmi Facebook Atdikbud USA dengan tautan https://bit.ly/fb-watch-bianka26.*** (Atdikbud Washington D.C./ Lydia Agustina/ Seno Hartono).
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1307 kali