Seminar Semua Perempuan Berharga, Ajakan untuk Perempuan Agar Berani Bicara  09 Maret 2022  ← Back



Jakarta, Kemendikbudristek --- Saat ini perempuan banyak mengalami tantangan dalam hidupnya, sudah terjadi beberapa kasus perundungan dan kekerasan seksual yang tidak selesai karena perempuan tidak berani mengungkapkan apa yang mereka alami. Sejatinya, tidak ada satupun manusia yang mau mengalami hal tersebut, karena dampaknya yang fatal serta dapat mengganggu pendidikan yang sedang dijalani.

Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudiristek) memfasilitasi seminar yang bertajuk “Semua Perempuan Berharga” dalam memperingati International Woman’s Day setiap tanggal 8 Maret. Acara ini diselenggarakan dengan harapan dapat membantu perempuan untuk berani bicara.

Seperti yang disinggung oleh Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti, saat ini masih banyak para perempuan di lingkungan terdekat yang mengalami kekerasan. Para korban tidak berani melaporkan apa yang dialami.

“Harus kita advokasi bahwa semua perlu berani bicara, apa yang kita alami, kita lihat di dalam lingkungan kita. Salah satu penyebab dari kekerasan, karena mereka merasa tidak ada ruang aman, ada ketakutan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan lebih dari yang mereka sudah alami sebelumnya,” ucap Suharti dalam seminar tersebut.

Kemendikbudristek terus melakukan upaya agar kekerasan dapat diputus, seperti yang diatur dalam Permendikbud No. 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan Penanganan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan. Dengan semangat mewujudkan ruang aman bagi para perempuan untuk berani bicara dan menghapus tiga dosa besar dalam pendidikan, yaitu perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi.

Seminar ini menghadirkan Franka Makarim, selaku Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendikbudristek yang juga Co-Founder Tulola Jewelry. Franka mengatakan, perempuan harus memiliki kekuatan untuk melawan keraguan, ketakutan, atau hal-hal lain untuk melakukan sesuatu. Ia juga menyampaikan bahwa perempuan tidak boleh ragu untuk mengenali dan mengikuti kata hati untuk menghadapi tantangan yang datang dalam perjalanan kehidupan.

“Pada saat ini, menjadi diri sendiri semakin penting, karena saat ini pendidikan sudah mengarah ke arah kemerdekaan peserta didik dalam belajar. Sehingga, apabila kita sudah diberikan kebebebasan dalam memilih alangkah baiknya kita mengetahui apa yang ingin kita lakukan dan yang paling penting kita tidak boleh takut gagal, karena, ketika kita takut untuk gagal, maka kita tidak akan mau untuk mencoba, dan kesempatan itu akan hilang dengan sendirinya,” ujar Franka.

Di acara tersebut dihadiri pula oleh Psikolog sekaligus Co-Founder Tiga Generasi, Putu Andani. Ia mengatakan, keberanian untuk berbicara juga menunjukan bahwa seseorang percaya diri dan menganggap dirinya berharga. Karena sejatinya, kata dia, berani bicara adalah hak setiap manusia.

“Konsistensi perempuan dalam berani bicara harus memiliki pola pikir something is always better than nothing. Hal itu dilakukan bukan hanya untuk kebaikan diri sendiri tetapi juga untuk kebaikan bersama,” jelasnya.

Putu menekankan, sebagai sesama perempuan sudah sepatutnya untuk saling mendukung dengan perempuan lainnya. “Women support women yang sangat berharga adalah ketika kita mendukung dan memberikan validasi untuk para perempuan yang ingin maju dan melakukan perubahan. Dan kita harus memberikan contoh kepada orang lain bahwa kita adalah ekosistem yang baik, karena semakin banyak perempuan maka akan semakin berkembang,” tuturnya. (Aurellia, Nurul, Safira/Aline)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2288 kali