KBRI Tokyo Gelar Diskusi Mitos dalam Kebudayaan Indonesia dan Jepang  30 Juni 2022  ← Back



Tokyo, 25 Juni 2022 --- Mitos dapat mengandung kebijaksanaan, pengalaman, dan nilai budaya dalam suatu masyarakat. Metode pengajaran budaya lewat cerita yang mempunyai pesan moral sudah dilakukan sejak ribuan tahun lalu, cerita yang sama diteruskan dari generasi ke generasi.
 
Oleh karena itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo menggelar Diskusi Kebudayaan lewat Rumah Budaya Indonesia Online bertema mitos, Sabtu (25/6). Mitos memang kebanyakan tidak bisa dijelaskan secara akademis, tetapi ada dan merupakan bagian dari kebudayaan.
 
Dalam sambutan pembukaannya, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di Tokyo, Yusli Wardiatno, menyatakan bahwa mitos membantu mengenal kebudayaan suatu negara lebih dalam lagi, dan termasuk dalam upaya melestarikan dan memajukan kebudayaan serta kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun.
 
“Misalnya, mitos bahwa burung gagak membawa berita kematian, atau tidak boleh menyisakan nasi yang dimakan. Ternyata mitos ini juga terdapat di Jepang. Tetapi, di Jepang tidak ada mitos larangan memakai baju warna hijau seperti di pantai Selatan Jawa,” demikian Atdikbud Yusli memberi contoh perbandingan mitos Indonesia dan Jepang.
 
Diaspora Indonesia di Jepang, Imelda Coutrier, selaku narasumber acara ini, menjelaskan dengan rinci mitos-mitos yang ada di Jepang dan Indonesia. Imelda menerangkan ragam mitos yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, binatang, hingga anggota tubuh, dan ibu hamil serta makanan.  “Tentu ada mitos yang tidak ada kesamaannya sama sekali, namun bisa dicari hubungannya,” terang Imelda.
 
Tak kurang dari 65 orang peserta dengan antusias mendengarkan penjelasan yang dibawakan. Setelah penjelasan dari Ibu Imelda, peserta juga dihibur Diaspora Indonesia, Tini Kodrat, yang membawakan tarian tradisional dari Daerah Sumenep, Provinsi Madura.
 
“Tari Moang Sangkal, yang diciptakan oleh Taufikurrachman pada tahun 1972 ini, dipercaya sebagai penolak bala,” terang Tini.
 
Sebagai penutup, Diaspora Indonesia di Jepang, Ai Sunarni, mengajarkan resep membuat agar-agar dari air kelapa karena air kelapa diketahui mempunyai banyak khasiat. “Semoga resep menyegarkan khas Indonesia ini bisa dapat sedikit mendinginkan Jepang yang sedang mencapai suhu 38 derajat celcius,” ucap Ai.
 
Rekaman acara ini dapat disaksikan di kanal resmi Youtube RBI Online dengan tajuk “Mitos di Indonesia dan tautan https://youtu.be/6NJvuVbedGo. Adapun rekaman acara yang telah tayang di YouTube dan dokumen acara-acara lain yang sudah dilaksanakan, dapat dilihat di laman RBI Tokyo, yaitu http://rbi-tokyo.info. ***(Atdikbud Tokyo/Lydia Agustina/Seno Hartono)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1895 kali