Bertukar Ide Revitalisasi Bahasa Daerah Melalui Riung Wartawan  02 Juli 2022  ← Back



Jakarta, Kemendikbudristek – Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kemendikbudristek, menghelat kegiatan Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) bersama dengan sejumlah pewarta dari berbagai media cetak dan elektronik, Jumat, (1/7). DKT tersebut mengusung tema “Riung Wartawan: Badan Bahasa dalam Angka”.
 
DKT tersebut dimaksudkan untuk menyampaikan capaian dan praktik baik yang telah dilakukan oleh Badan Bahasa medio 2020 hingga 2022 di bawah kepemimpinan Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz, kepada pewarta yang diundang hadir secara luring.
 
Sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 28 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, pada Pasal 263, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa mempunyai tugas melaksanakan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan di bidang bahasa dan sastra. Badan Bahasa selalu berupaya memberikan layanan prima dan berkualitas.
 
“Terdapat 3 pusat dan unit pelaksana teknis yang tersebar di 30 provinsi yang menjadi penopang kekuatan di Badan Bahasa dalam mengimplementasikan program dan kegiatan strategis, yaitu Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, serta Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa,” urai Aminudin saat mengawali acara Riung Wartawan.
 
Badan Bahasa berhasil melakukan berbagai terobosan dalam hal peningkatan sumber daya manusia di internal Badan Bahasa. “Terkait eselonisasi, Badan Bahasa telah berhasil menaikkan status eselon dari 15 pimpinan di Balai Bahasa yang semula Eselon IV menjadi Eselon III.a. Selain itu, Badan Bahasa berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara/Reformasi Birokrasi Nomor 2 Tahun 2022 telah membuat jabatan Widyabasa,” tutur Aminudin.
 
Aminudin menambahkan, menghadapi digitalisasi dalam semua aspek kehidupan, tak ketinggalan Badan Bahasa turut berbenah diri dalam menyediakan layanan kebahasaaan yang diwujudkan melalui aplikasi “Halo Bahasa”, sebuah inovasi layanan dalam satu superaplikasi. “Di dalam superaplikasi tersebut, memuat banyak aplikasi tunggal seperti KBBI V, BIPA Daring, dan SIPEBI. SIPEBI adalah Sistem Penyuntingan Ejaan Bahasa Indonesia, sebuah layanan otokoreksi naskah khusus untuk bahasa Indonesia,” tegasnya.
 
“Layanan Halo Bahasa saat ini telah tersedia di platform Android, kami rencanakan di bulan Agustus dapat pula diunduh melalui platform iOS,” sambungnya seraya bersyukur anggaran yang diperuntukkan dalam pengembangan program prioritas Badan Bahasa terus bertambah dari tahun ke tahun.
 
Asa menjaga literasi kebahasaan dan kesastraan terus dibuktikan oleh Badan Bahasa melalui peningkatan jumlah penyediaan buku bacaan literasi berkualitas, baik itu produksi Badan Bahasa maupun terjemahan dari bahasa asing dan bahasa daerah di Indonesia. “Kondisi saat ini yang terjadi adalah minat baca anak-anak khususnya usia sekolah tinggi. Namun demikian, buku bacaan yang sesuai minat mereka sangat sedikit,” jelas Aminudin.
 
 
“Guna memperluas jangkauan minat baca anak-anak yang telah menggunakan ponsel pintar, Badan Bahasa telah melakukan penerjemahan sejumlah 1.375 buku cerita anak berbasis Science, Technology, Engineering, Arts, dan Mathematics dari bahasa asing dan bahasa daerah di Indonesia yang kesemuanya dapat diakses secara gratis melalui laman Storyweaver dan Let’s Read Asia,” tegas Aminudin.

Diplomasi kebahasaan atau kerapkali disebut internasionalisasi bahasa Indonesia turut menjadi program prioritas Badan Bahasa. “Di awal tahun 2020, kami mulai merintis revolusi Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) yang semula berbasis kertas (paper based) yang seringkali dianggap merepotkan, menjadi berbasis elektronik (internet based). UKBI berbasis elektronik tersebut secara resmi dinamakan UKBI Adaptif Merdeka dan diluncurkan pada tanggal 29 Januari 2021 oleh Mendikbudristek,” ucap Aminudin.
 
Ia menambahkan, setelah resmi diluncurkan, tampak kenaikan signifikan dari peserta tidak hanya dari Indonesia bahkan hingga mancanegara. Tercatat sepanjang bulan Januari hingga Juni 2022, 80.881 orang terdaftar mengikuti UKBI Adaptif Merdeka. “Bahkan, pada tanggal 28 November 2021 pada peringatan Hari Sumpah Pemuda, Badan Bahasa melalui Balai Bahasa Sumatra Utara meraih rekor MURI atas pelaksanaan UKBI Adaptif Merdeka yang diikuti oleh 5.000 pelajar SMA dan SMK dengan mengenakan busana adat daerah Sumatra Utara,” terang Aminudin penuh antusias.
 
Hal lain yang disampaikan Aminudin dalam acara ini yaitu berkenaan dengan internasionalisasi bahasa Indonesia melalui program bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). “Pada tahun 2022 ini, program BIPA telah diselenggarakan di 50 negara dengan melakukan kolaborasi bersama Kantor Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dan para penutur asing yang telah menjadi alumni program BIPA.
 
“Dengan melibatkan para alumni program BIPA di negara setempat, kami mengharapkan mereka dapat meneruskan praktik baik pembelajaran BIPA yang telah diperoleh kepada warga negara tempat mereka tinggal, sehingga proses internasionalisasi bahasa Indonesia menjadi lebih cepat serta menghemat anggaran,” tekan Aminudin.
 
Praktik baik revitalisasi bahasa daerah
 
Program prioritas Badan Bahasa yang menjadi perhatian penting sejak tahun 2020 yakni program revitalisasi bahasa daerah. Program tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan daya hidup bahasa daerah. Program tersebut mutlak dilakukan meningkat berdasarkan laporan dari United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) yang dirilis pada tahun 2018 menyatakan bahwa dalam setiap 2 minggu ada satu bahasa daerah yang punah.
 
“Sebagai garda terdepan dalam kebahasaan, Badan Bahasa memiliki komitmen dalam melindungi dan mengembangkan bahasa ibu/bahasa daerah. Sejak tahun 2020, kita sudah memulai dengan 5 provinsi dilanjutkan pada tahun 2021 diperluas menjadi 17 provinsi yang menjadi sasaran program revitalisasi bahasa daerah. Tujuannya adalah bahasa daerah dalam kondisi kritis serta terancam punah di provinsi tersebut, dapat statusnya dapat diperbaiki/ditingkatkan”, ucap Aminudin.
 
Dalam hal memperkuat regulasi dan jangkauan program, Revitalisasi Bahasa Daerah telah menjadi salah satu program kebijakan Merdeka Belajar, yakni Merdeka Belajar episode 17 yang diluncurkan secara resmi oleh Mendikbudristek pada tanggal 22 Februari 2022.
 
“Di tahun 2022, Badan Bahasa telah menganggarkan Rp31,9 miliar ditujukan untuk merevitalisasi 38 bahasa daerah yang berada di 12 provinsi, dengan pelibatan siswa, guru, tenaga kependidikan, serta pemangku kepentingan pendidikan lainnya di daerah,” urai Aminudin.
 
Menutup acara, Kepala Badan Bahasa menyampaikan apresiasi kepada pewarta yang telah hadir serta mendorong meluasnya penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik. “Kiranya para pewarta dapat menjadi mitra Badan Bahasa dalam memberikan edukasi yang positif tentang pentingnya penggunaan Bahasa Indonesia dengan tetap melestarikan bahasa daerah sekaligus dalam upaya mendukung niat mulia Badan Bahasa untuk di tahun 2023 sedang bersiap diri menjadi tuan rumah penyelenggaraan Hari Bahasa Ibu Internasional,” pungkas Aminudin. (Andrew F./Meryna A./Aline)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2254 kali