Program SMK PK Dorong Pembangan SMK Maarif NU Bobotsari Miliki Bengkel Berstandar Astra Honda  19 September 2022  ← Back



Purbalingga, Kemendikbudristek – Program SMK Pusat Keunggulan (PK) merupakan salah satu program unggulan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Program yang dirilis sejak tahun 2020 ini telah dirasakan manfaatnya dan memberikan dampak yang signifikan dalam upaya mewujudkan transformasi SMK yang selaras dengan kebutuhan dunia kerja.
 
Program ini memiliki kurikulum yang selaras dengan kebutuhan industri dan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kepala sekolah, guru, dan peserta didik. Sejalan dengan program ini, sejumlah sekolah terus bergiat meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai, terutama untuk pembelajaran praktik. Program ini juga telah mendorong terjalinnya komitmen industri untuk mendukung dan menyerap lulusan SMK.
 
Hingga kini, ada 901 SMK yang telah menyelenggarakan program SMK PK. Hasilnya, sebanyak 80 persen sudah berada dalam tingkatan baik. Sebanyak 52 persen sudah melakukan project based learning (PBL) dalam bentuk teaching factory (tefa) dan 91 persen SMK sudah memiliki tenaga pengajar dari praktisi industri.
 
Salah satu penerima manfaat dari program SMK PK adalah SMK Maarif NU Bobotsari, Purbalingga, Jawa Tengah. Kepala SMK Maarif NU Bobotsari, M. Mas’ut mengatakan hadirnya program SMK PK sangat dirasakan manfaatnya. “Tidak saja untuk meningkatkan sarana dan prasarana praktik, tetapi juga meningkatkan kualitas tenaga pendidiknya,” jelasnya.
 
Di bidang sarana dan prasarana, SMK ini telah memiliki teaching factory yang sudah sesuai dengan standar industri, yakni berupa bengkel sepeda motor roda dua dan bengkel mobil. Mas’ut berharap, dengan adanya bengkel motor yang sesuai standar Industri, siswa dapat melakukan pembelajaran praktik yang sesuai dengan industri. “Bengkel ini menjadi sarana pembelajaran praktik siswa,” kata Mas’ut lebih lanjut.
 
Kepsek Mas’ut menjelaskan, bengkel sepeda motor ini dikelola oleh siswa dan guru. Dengan adanya tefa tersebut, siswa menjadi tahu caranya mengelola bengkel, mulai dari pelayanan kepada pelanggan (costumer service), teknisi, hingga keuangan. “Siswa juga diajarkan melayani tamu di ruang tunggu, termasuk melayani jika ada komplain dari konsumen,” jelas Mas’ut.
 
Oleh karena itu, menurut Mas’ut, bengkel yang dikembangkan tidak hanya berorientasi pada keuntungan (profit oriented), tetapi juga dikombinasikan dengan pembelajaran. Dengan adanya program SMK PK, kini SMK Maarif NU Bobotsari sudah menjalankan konsep ketautsesuaian (link and match) dengan industri, di antaranya PT Astra Honda Motor dan Daihatsu.
 
Melalui kerja sama ini, tidak sedikit siswa SMK Maarif yang magang di perusahaan tersebut. “Setiap tahun kami juga mengirim guru untuk dilatih di perusahaan tersebut,” ujar Mas’ut.
 
Sekadar diketahui, Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO) merupakan jurusan favorit di SMK Maarif NU Bobotsari. Jumlah siswanya paling banyak dibandingkan jurusan lain. “Dalam satu tahun saja, jumlah siswa yang mengambil jurusan TKRO bisa mencapai delapan kelas,” ujar Mas’ut.
 
Menurutnya, minat siswa menekuni bidang otomotif begitu besar karena memiliki peluang kerja yang menjanjikan dan terbuka. Apalagi, saat ini industri sepeda motor juga berkembang pesat. Produksi sepeda motor setiap tahunnya terus meningkat. “Kondisi itu membutuhkan teknisi sepeda motor yang banyak,” kata Mas’ut.
 
Oleh karena itulah, pada program SMK PK tahun 2021, Mas'ut mengajukan keunggulan untuk Jurusan TKRO. Dipilihnya Jurusan Otomotif ini karena sudah memiliki sertifikasi profesi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
 
SMK PK Dorong Siswa Lebih Mahir di Bidang Otomotif
 
Hadirnya SMK PK, juga dirasakan manfaatnya oleh Fahmi Maulana, siswa kelas XI, SMK Maarif NU Bobotsari. Ia mengaku, sejak dibangunnya tefa Bengkel Buana Motor di SMK Maarif NU Bobotsari, dirinya menjadi bertambah mahir memperbaiki sepeda motor. “Untuk sekadar ganti oli dan servis ringan, sudah bisa saya lakukan,” katanya.
 
Terlebih, selama pembelajaran praktik, ia dibimbing langsung oleh para praktisi dari Astra Honda Motor, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perakitan dan distributor sepeda motor merek Honda. “Banyak pengalaman baru yang saya dapatkan,” ujarnya.
 
Diakui Fahmi, Bengkel Buana Motor sudah seperti bengkel resmi Astra. Peralatannya juga lengkap sehingga ia dan teman-temannya tidak mengalami kesulitan ketika pembelajaran praktik. Bengkel yang berada di lingkungan sekolah itu juga melayani perbaikan sepeda motor untuk masyarakat. “Kami juga diajarkan memberikan pelayanan kepada konsumen,” kata siswa yang mengambil jurusan teknik sepeda motor ini.
 
Bahkan, saat praktik di bengkel, Fahmi juga diwajibkan untuk mengenakan seragam khusus (wearpack) berwarna putih, khas montir Astra. “Saya jadi lebih percaya diri,” kata Fahmi yang bercita-cita ingin menjadi montir setelah lulusan nanti. (Humas Setditjen Vokasi/Andrew Fangidae /Denty A.)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2183 kali