Cara Orang Tua SDN Pegadungan 11 Pagi Biasakan Kelola Sampah kepada Anak Sejak Dini  20 Februari 2023  ← Back



Jakarta, Kemendikbudristek
—Menciptakan bumi sebagai tempat tinggal yang bersih, sehat, dan nyaman bagi semua makhluk hidup adalah tanggung jawab semua orang. Oleh karena itu, generasi muda masa kini harus memahami bagaimana cara mengelola sampah sejak dini tak terkecuali bagi anak berkebutuhan khusus/inklusi.
 
Penanaman edukasi dan kebiasaan baik tentang pengelolaan sampah telah lama dipraktikkan oleh orang tua siswa di SDN Pegadungan 11 Pagi. Tak heran jika seluruh warga sekolah begitu antusias menyambut kehadiran rombongan dari Pusat Penguatan Karakter (Puspeka), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk hadir dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2023.
 
“Kita harus punya generasi muda yang peduli lingkungan yang tuntas mengelola sampah untuk kesejahteraan masyarakat. Namun langkah ini perlu diawali dengan keteladanan yang berasal dari guru dan orang tua,” Kepala Puspeka, Rusprita, dalam sambutannya dalam acara Aktivasi Hari Peduli Sampah Nasional 2023 di SD Negeri Pegadungan 11 Pagi, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Senin (20/2).
 
Dalam acara ini, Puspeka sengaja mengundang orang tua dan anak-anak untuk hadir bersama mendengarkan materi yang berjudul “Tuntas Mengelola Sampah” yang dibawakan oleh Nahdya Maulina dari Komunitas Pilah Sampah. “Untuk bisa didaur ulang bahan baku yang berasal dari sampah ini harus bersih, kering, dan terpilah,” pesan Nahdya.
 
Dede Tuti Nuryanti, salah satu orang tua murid yang hadir mengaku senang terlibat dalam acara ini. Menurutnya, edukasi kepada anak-anak sejak dini tentang pengelolaan sampah sangat bagus dilakukan. “Dengan mengedukasi mereka, anak-anak akan lebih peduli lingkungan baik di rumah maupun di sekolah. Mereka jadi tahu mana jenis sampah yang bisa didaur ulang dengan yang tidak bisa didaur ulang,” ujarnya.
 
Di lingkungan sekitar, Dede juga mengajarkan anak-anak dan masyarakatnya untuk rajin memilah sampah. “Saya sebagai IRT mengumpulkan sisa makanan. Saya masukan ke dalam tong plastik bekas cat yang bagian bawahnya sudah saya beri lubang. Di dalam ember tersebut saya beri tanah di sekelilingnya dan sampah organik saya taruh di bagian tengah,” jelasnya memberi contoh praktik pengelolaan sampah yang ia lakukan secara sederhana di rumah.
 
Wanita yang aktif sebagai humas pada komite sekolah dan Koordinator Dasawisma di lingkungannya, juga rajin menanam bunga maupun tanaman obat pada wadah plastik bekas. “Pupuk kompos yang saya hasilkan tadi saya gunakan pada tanaman dan hasilnya tanaman menjadi lebih kuat dan subur,” urainya yang kerap mengajak putranya yang bernama Anugrah Tri Gumilang untuk ikut terlibat.
 
Melalui program Kamis Cinta Kebersihan (KACIHAN) di sekolah, setiap Kamis, Anugrah Gumilang membawa sampah plastik bekas kemasan untuk disetorkan ke bank sampah sekolah. “Nanti di sekolah, sampah yang saya bawa dipilah terlebih dahulu, mulai dari warna, ukuran, dan bentuknya,” katanya.
 
Dede berharap, ke depan makin banyak kegiatan edukasi pengelolaan sampah bagi anak-anak. Supaya mereka makin paham dan mengerti tentang kebersihan dan pelestarian lingkungan. “Saya yakin, hal-hal baik yang diketahui dan dibiasakan sejak kecil kepada anak, akan terbawa hingga dewasa. Maka sebagai orang tua, jangan bosan-bosan memberi tahu dan mencontohkannya kepada anak,” terang Dede.
 
Selain menjadi kompos, sampah bisa didaur ulang menjadi barang kerajinan yang bernilai ekonomis. Itulah yang diajarkan Nurmah, orang tua murid dari Qiqa Aurelia Rabbani siswi yang duduk di bangku kelas 5 ini.
 
“Saya suka membuat keterampilan dari sisa sampah yang masih bisa digunakan. Saya bilang kepada anak-anak: “Jangan dibuang, disimpan, nanti dibuat kerajinan!”,” tuturnya mengulang nasehat yang sering ia sampaikan kepada anak-anaknya di rumah. Bahkan jika ia melihat ada orang di sekitarnya yang membuang sampah, ia juga kerap menegur.  
 
Nurmah sering mengajak anaknya untuk membuat kerajinan dari tutup botol plastik, stik bekas es krim, kaleng bekas, maupun bungkus bekas kemasan rokok. Barang-barang tersebut dibuatnya menjadi ucapan selamat datang di kelas, hingga tempat alat tulis. Nurmah berharap, edukasi semacam ini terus digalakkan kepada anak-anak dan masyarakat yang dimulai dari aktivitas memilah jenis sampah.
 
Qiqa Aurelia yang aktif sebagai dokter kecil mengaku senang ketika berhasil menciptakan barang baru yang bisa digunakan kembali dari barang bekas. “Waktu saya buat tempat alat tulis untuk disetorkan sebagai salah satu karya ke sekolah, rasanya sayang sekali,” ungkap siswi kelas 5 ini.
 
Praktik baik lainnya juga diceritakan Desi, ibu dari Shafira, siswi kelas 5. Desi meyakini, kebiasaan baik itu harus dimulai dari lingkungan terdekat yakni sekolah dan rumah. Praktik sederhana yang ia lakukan di rumah adalah mengajarkan anak-anak menghemat air dan tisu. Menurutnya, anak-anak harus tahu bahwa apa yang mereka lakukan hari ini akan berdampak bagi kehidupan bumi di masa yang akan datang.
 
“Saya harap, acara seperti ini dapat dilaksanakan terus menerus supaya makin kuat tertanam dalam benak anak-anak tentang perilaku peduli lingkungan dan bagaimana mengelola sampah dengan tuntas,” tegasnya.
 
Kegiatan Aktivasi Hari Peduli Sampah Nasional 2023 dilaksanakan untuk mengedukasi pentingnya pengelolaan sampah yang baik hingga tuntas. Hal ini sebagai perwujudan dari nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila bagi peserta didik, orang tua, pendidik, dan tenaga kependidikan di jenjang sekolah dasar. Nilai Profil Pelajar Pancasila yang menjadi fokus pada kegiatan ini, yaitu 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, dan akhlak kepada alam; 2) Gotong royong; serta 3) Kreatif.
 
Bekerja sama dengan Komunitas Pilah Sampah, kegiatan yang bertajuk Penguatan Karakter melalui Aksi Peduli Lingkungan pada Tri Pusat Pendidikan itu, para siswa inklusi atau anak-anak penyandang disabilitas diberikan pengetahuan dan pengalaman untuk mengelola sampah dengan baik.*** (Penulis: Denty A./Editor: Seno H.)




Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 777 kali