Mahasiswa Kalimantan Tengah Siap Mengajar Meski Akses ke Sekolah Sulit  21 Februari 2023  ← Back



Palangka Raya, Kemendikbudristek
—Pekan ini, sebanyak 38 orang mahasiswa di Kalimantan Tengah memulai tugas mengajar di sekolah-sekolah dalam rangka mengikuti program Kampus Mengajar Angkatan 5. Program Kampus Mengajar merupakan peluang bagi para mahasiswa untuk keluar dari zona nyaman dan berkontribusi langsung dalam meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa di sekolah. Meski sudah mendapat pembekalan, mereka menyadari bahwa tak sedikit tantangan yang akan dihadapi saat bertugas, seperti sulitnya akses menuju sekolah saat hujan lebat dan banjir.

Hal tersebut diungkapkan oleh Muhammad Iksan Affandi, mahasiswa jurusan Pendidikan Guru SD (PGSD) Universitas Muhammadiyah Palangka Raya semester 6 yang ditemui pada saat acara Pelepasan Mahasiswa Kampus Mengajar Angkatan 5 Tahun 2023 di Kantor BPMP Kalimantan Tengah (17/2).

Hingga masa akhir pembekalan, yakni 16 Februari 2023, Iksan belum pernah sekalipun menilik langsung bangunan SD Negeri 1 Tanjung Pinang, Palangka Raya, sekolah tempatnya akan mengajar selama 1 semester ke depan. Namun, berdasarkan informasi yang ia dapatkan dari warga sekolah tersebut, sekolah kerap tutup ketika banjir menerjang. Padahal, jarak dari rumah ke sekolah penempatan Iksan hanya sekitar 30 menit dengan kendaraan motor.

Tutupnya sekolah bukan tanpa alasan. Tinggi banjir yang biasanya seukuran dengkul orang dewasa menjadi risiko tersendiri bagi peserta didik usia SD. Selain itu, belum ada sarana seperti perahu untuk mengatasinya. Oleh karena itu, Iksan bertekad tak mau sekadar mengajar. Demi pembelajaran tetap bisa berlangsung walaupun akses ke sekolah banjir, ia ingin mengupayakan solusi pembangunan jalan atau perahu, agar pembelajaran peserta didik tidak terhambat.

“Kami dari PGSD Universitas Muhammadiyah ingin menyiasati supaya anak-anak tetap bisa belajar meskipun banjir, salah satunya dengan meminta bantuan kades (kepala desa) membangun jalan atau menyediakan perahu,” tutur Iksan.

Ditemui pada kesempatan yang sama, Ni'matul Mar'ah atau biasa disapa Uni, mahasiswa semester 6 jurusan Pendidikan Biologi Universitas Palangka Raya, mengungkapkan bahwa dirinya memiliki tantangan serupa dengan Iksan. Beberapa waktu lalu ia telah menyempatkan diri untuk menilik sekolah tempatnya bertugas di SD Negeri Satu Atap 9 Palangka Raya. Di situ ia mempelajari bahwa selain medannya sulit, sekolah pun sering mengalami banjir.

Namun, berbeda dengan Iksan, meskipun sering banjir tetapi sekolah penempatan Uni tetap menyelenggarakan pembelajaran. Saat banjir tiba, para siswa dan pendidik yang sebagian berasal dari Kota Palangka Raya akan memanfaatkan getek atau perahu untuk menuju sekolah. Uni berencana untuk menyusun strategi yang tepat bersama sekolah agar pembelajaran tetap berjalan dengan baik dalam kondisi banjir.

“Saya dan DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) akan berkoordinasi dengan sekolah, langkah apa yang tepat semisal banjir ketika nanti semester ganjil, mengingat jarak yang cukup jauh juga dan tugas yg cukup berat,” tutur Uni.

Sesuai dengan jurusannya yakni Pendidikan Biologi, di SD Negeri Satu Atap 9 Palangka Raya nanti Uni ingin pembelajaran yang ia berikan kepada siswa mengarah kepada pentingnya kesadaran akan pengelolaan lingkungan sekitar, mengorganisasi sampah, menyediakan prasarana untuk tumbuhan, dan menyediakan taman baca atau taman lain dengan tumbuhan lokal sekitar, agar bisa dimanfaatkan dengan baik.

Menanggapi antusiasme para mahasiswa di Kalimantan Tengah untuk mengikuti program Kampus Mengajar, Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Palangka Raya, Natalina Asi, menyampaikan bahwa kesempatan ini benar-benar memberikan pengalaman baru bagi mereka. Ia berharap generasi muda yang melek teknologi dapat memanfaat teknologi tersebut untuk pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

“Ini mengajak mereka, lebih kreatif, inovatif di lapangan. Kalau mengajar kan juga bermain dengan media pembelajaran. Bagaimana mereka memanfaatkan teknologi itu untuk bisa mengajar,” harapnya.
Sejak diluncurkan pada 2020 hingga angkatan kelima tahun ini, program Kampus Mengajar telah berhasil menerjunkan lebih dari 90.000 mahasiswa ke lebih dari 20.000 SD dan SMP. Pelaksanaan Kampus Mengajar angkatan 5 ini diharapkan mampu menjaga tren positif dan terus memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas pendidikan Indonesia pada tingkat pendidikan dasar. (Prani Pramudita)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 810 kali