Direktur Kursus dan Pelatihan: Hasil Pembelajaran Terbaik Mampu Mengubah Pola Pikir  23 Maret 2023  ← Back

Jakarta, Kemendikbudristek—Direktur Kursus dan Pelatihan (Dirsuslat), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Wartanto, menyampaikan bahwa lulusan lembaga kursus dan pelatihan (LKP) yang berkualitas adalah mereka yang tidak hanya memiliki bekal ilmu dan bantuan modal, tetapi juga memiliki pola pikir (mindset) untuk berwirausaha. Oleh karena itu, LKP didorong agar memantau lulusannya ketika mereka baru merintis usaha.
 
“LKP yang bagus dalam proses pembelajarannya bukan hanya sekadar (menambah) keterampilan peserta didik, tapi bagaimana mengubah karakter sikap perilaku anak untuk mendukung kemampuan mereka mengelola usaha,” jelasnya dalam acara Pembukaan Pembelajaran Perdana Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Tahun 2023 di Jakarta, Selasa (21/3).
 
Lebih lanjut, Wartanto mengatakan bahwa idealnya dengan jumlah sekitar 260 juta penduduk Indonesia, dunia wirausaha yang tumbuh dan berkembang di negara ini berada di kisaran puluhan juta. “Oleh karena itu, pola pikir anak-anak perlu diubah menjadi lebih didorong untuk membuka lapangan kerja baru. Karakter dan perilaku wirausaha ini harus terus ditanamkan,” tuturnya.
 
Program PKW merupakan salah satu program prioritas Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek. Dalam program ini, para peserta didik akan mendapatkan kurikulum yang mencakup pendidikan karakter kewirausahaan, pendidikan keterampilan, pemasaran dan akses permodalan, pengelolaan hasil usaha, dan keselamatan serta kesehatan kerja.
 
Seperti tujuannya, PKW adalah layanan pendidikan melalui kursus dan pelatihan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan menumbuhkan sikap mental wirausaha dalam mengelola potensi diri dan lingkungan sebagai bekal berwirausaha. Berdasarkan tujuan tersebut, Wartanto mengharapkan agar program PKW ini dapat mengubah pola pikir (mindset) peserta didik dari bekerja berubah menjadi membuka lapangan pekerjaan.
 
Sebagai program prioritas nasional, Direktur Wartanto menyadari bahwa kolaborasi dengan para pemangku kepentingan memegang peranan penting agar tujuan program PKW bisa terlaksana lebih optimal. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, ia mengajak agar usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), dinas pendidikan, industri, dunia usaha, dan dunia kerja (Iduka) secara kontinu dapat terlibat.
 
“Program ini tidak bisa dikerjakan sendiri melainkan harus melibatkan UMKM karena anak-anak yang wirausaha tanpa digandeng oleh UMKM maka akan kesulitan. Misalnya dalam melaksanakan pameran, mendapatkan peluang usaha, bermitra dengan perbankan supaya usaha mereka semakin berkembang,” tegasnya.
 
Wartanto berharap, ketika peserta didik mendapat dana bantuan maka bisa digunakan untuk mengembangkan rantai distribusi pemasaran untuk memenangkan persaingan pasar. 
 
Pembukaan Pembelajaran Perdana Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Tahun 2023 diselenggarakan secara hibrida dan disiarkan melalui YouTube KursusKita. Acara ini melibatkan organisasi mitra, dinas pendidikan, dan LKP penerima bantuan pemerintah program PKW tahun 2023. Lima LKP yang terlibat adalah 1) LKP Nuning, Kota Cimahi, Jawa Barat; 2) LKP Berlian Salon dan SPA, Kabupaten Lombok Tengah, NTB; 3) LKP Rahman Komputer, Kota Bengkulu, Bengkulu; 4) LKP Kiara, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah; dan 5) LKP Tatik Modes, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
 
Masih dalam acara rangkaian acara, Ketua Pokja PKW, Kastum, melaporkan bahwa program PKW tahap satu mendapatkan total dana bantuan pemerintah senilai Rp47 miliar yang menyasar bagi 7.910 peserta didik. “Untuk program PKW tahun ini hanya terdapat kategori silver. Pembiayaan kategori silver dengan rentang dana bantuan Rp3–6 juta/peserta didik,” tutur Kastum dalam laporannya.
 
Melalui acara ini, Kastum menegaskan agar seluruh LKP yang memperoleh bantuan untuk memahami program secara komprehensif untuk meminimalisasi masalah di lapangan. Dalam laporannya, ia menyampaikan bahwa pengajuan yang diterima oleh panitia secara keseluruhan untuk realisasi tahun 2023 sebanyak 1.112 lembaga, namun hanya 72 lembaga yang lolos seleksi. Tahap awal, bantuan akan menyasar bagi 1.660 orang peserta didik dengan jumlah dana yang dicairkan sebesar Rp7.782.500.000,00.
 
Bukan hanya dana bantuan, peserta didik juga akan mendapatkan sarana dan prasarana pembelajaran yang disesuaikan dengan standar industri. Dengan demikian, lembaga penyelenggara PKW harus memiliki mitra usaha yang relevan dengan jenis keterampilannya.
 
LKP Taktik Modes di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur adalah contoh lembaga yang sudah menjalin kerja sama dengan Tokopedia. Setiap produk yang dihasilkan dari PKW dimasukkan ke platform Tresno Trenggalek. Guna memperluas pasar, LKP menjaring konsumen dari dalam dan luar negeri. Untuk memenuhi pesanan, LKP mendorong peserta didik untuk terlibat langsung menjalankan usaha dengan menggandeng pengusaha batik. Hingga saat ini, sebanyak 90 persen lulusan telah berhasil membuka usaha secara mandiri.
 
Pelaksanaan program PKW di 2023 di lembaga penyelenggara dilakukan sepanjang Maret sampai November. Sementara itu, monitoring mulai dilakukan sejak Juni. Sampai saat ini, lima besar jenis keterampilan pengajuan terbanyak PKW adalah tata busana, tata rias pengantin, desain grafis, pastry and bakery, dan barista. Kelima jenis keterampilan pengajuan terbanyak ini menandakan tren kebutuhan calon peserta didik pada keterampilan tersebut.
 
Untuk menyukseskan program PKW 2022, Direktorat Kursus dan Pelatihan melakukan proses kegiatan PKW menggunakan pendekatan “4 in 1”. Pendekatan “4 in 1” tersebut merupakan identifikasi peluang usaha dan peserta didik, pembelajaran kewirausaaan dan keterampilan, evaluasi hasil pembelajaran, serta perintisan dan pendampingan rintisan usaha. Dari proses tersebut, diharapkan penyiapan calon-calon wirausahawan muda ini benar-benar dilakukan secara komprehensif dari hulu ke hilir untuk memastikan kualitas SDM yang dihasilkan.
 
LKP lain yang turut hadir dalam acara ini melalui telekonferensi adalah LKP Berlian Salon dan Spa, Kabupaten Lombok Tengah, NTB. Ketua LKP tersebut yakni Sri Handayani mengatakan bahwa dalam menentukan jenis keterampilan pada suatu LKP, sangat penting untuk memperhatikan potensi daerah sekitar. “Di sini letak LKP prospeknya tinggi dan strategis. Jasa spa sangat dibutuhkan,” ujarnya menyebutkan jenis keterampilan yang ia kembangkan.
 
LKP Berlian Salon dan Spa telah berdiri sejak dimulai 2016 dan setahun setelahnya membuka jurusan spa. “Anak-anak kami didik untuk membuka usaha mandiri. Selama enam tahun ini sudah para alumnus terus kami pantau perkembangan usahanya,” tutur Sri lebih lanjut.
 
Salah satu peserta didik LKP Berlian Salon dan Spa, Uswatun Hasanah, mengaku senang mengikuti kursus di LKP Berlian Salon dan Spa. “Awalnya, saya mendapat informasi soal LKP ini dari pemda setempat dan tertarik belajar keterampilan spa untuk meningkatkan skills. Harapannya setelah lulus, saya dapat membuka lapangan kerja untuk memberdayakan masyarakat sekitar,” tutur Uswatun.
 
Berikutnya adalah LKP Kiara untuk bidang keterampilan barista. LKP yang memiliki fokus di bidang hospitality ini membuat strategi kewirausahaan agar peserta didik yang dapat merintis usahanya bisa sukses menjadi barista. Melalui pemaparannya, Direktur LKP Kiara, Ida Zulaekhah, menyampaikan bahwa target pasar untuk perintisan usaha peserta didik adalah generasi milenial dan anak-anak muda.
 
“Maka dari itu, pembelajaran yang akan diajarkan dalam PKW 2023 di LKP Kiara adalah membuat kopi dan minuman kekinian. Salah satu teknik penyeduhan kopi yang diajarkan adalah manual brew,” jelas Ida.* (Penulis: Denty A./Editor: Arifin)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 903 kali