Kedaireka Bantu Unkhair Berinovasi, Ubah Sayur Lilin Menjadi Makanan Kaleng Siap Saji  22 Mei 2023  ← Back



Ternate
, Kemendikbudristek -- Universitas Negeri Khairun Ternate (Unkhair) berhasil mengembangkan teknologi pangan berbahan dasar sayur lilin menjadi makanan kaleng siap saji. Bekerja sama dengan CV Miristika, melalui program Matching Fund Kedaireka Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), sebanyak Rp130 juta dana telah dialirkan untuk penelitian dan produksi makanan kaleng berbahan dasar sayur lilin di tahun 2022.

Ide penelitian makanan pengalengan ini lahir dari masalah yang timbul setelah pandemi Covid-19. Kesulitan yang dialami penjual dalam menghadapi penjualan yang turun mengakibatkan banyaknya makanan yang basi karena tidak adanya teknologi pengalengan merupakan permasalahan yang dikeluhkan oleh UMKM.

Permasalahan ini memacu Tim Kedaireka Unkhair untuk bergerak memutus rantai permasalahan dengan mengembangkan teknologi pengalengan menggunakan sarana rumah produksi pengalengan milik mereka. “Kami berpikir, Ini lebih baik kita gunakan untuk masyarakat selain untuk penelitian.” ujar Dosen Fakultas Pertanian sekaligus perwakilan Tim Kedaireka Unkhair, Angela Wulansari.

Sayur lilin (Saccharum edule) adalah hidangan khas dari Maluku Utara yang masih belum banyak diketahui oleh banyak orang. Siti Nurhaliza, mahasiswa jurusan Teknologi Hasil Pertanian yang tergabung dalam penelitian ini, beranggapan bahwa ada potensi ekonomi wirausaha yang dapat digali lebih lanjut. 

“Ada potensi untuk dikembangkan lebih luas, disini kami membuat bagaimana sayur lilin ini memiliki masa simpan yang panjang dan bisa disebarluaskan sampai ke luar Maluku Utara dengan cara pengalengan”, ujar Siti saat ditemui oleh Tim Press Tour Kemendikbudristek di Ruang Senat Unkhair, Kamis (27/4/2023).

Harapannya, sayur lilin tidak hanya dijual dalam jumlah terbatas dengan masa simpan yang pendek, tetapi juga dijadikan sarana untuk mempromosikan produk tersebut sehingga dapat diekspor ke luar daerah Maluku Utara.

Siti juga menambahkan bahwa salah satu alasannya bergabung dalam penelitian ini karena topik yang diangkat linier dengan topik tugas akhirnya. “Manfaat penelitian ini terkait juga dengan tugas akhir saya tentang umur simpan”, tambah Siti.

Menggaet CV Miristika sebagai mitra yang bergerak di bidang produksi pangan dan non pangan tradisional Maluku Utara, Tim Kedaireka Unkhair telah mempromosikan produk sayur lilin kemasan kaleng ini ke berbagai event bahkan konferensi internasional.

Berbagai respon positif yang didapat membuat Tim Kedaireka Unkhair mantap mengajukan produk mereka ini untuk diuji Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Tim Kedaireka Unkhair berharap dapat menjual produk pangan kaleng ini secara bebas di masa mendatang. “Kita sekarang sedang mempersiapkan dokumen untuk diuji BPOM sehingga dapat izin untuk produksinya.” jelas Angela.

“Nantinya, jika sudah mengantongi izin BPOM, sayur lilin kemasan kaleng ini akan siap dijual di toko oleh-oleh di Maluku Utara dengan harga jual yang diperkirakan berkisar antara Rp25 ribu - Rp30 ribu per kaleng,” sambung Angela.

Memasuki tahun kedua mengikuti program Kedaireka ini, Unkhair kembali menerima suntikan dana berupa Matching Fund sebesar Rp211 juta untuk penelitian bertema yang sama, yaitu teknologi pengalengan makanan, dengan hasil produk yang berbeda.
 
“Produk yang akan kami buat tahun 2023 ini adalah ayam paniki ayam paniki, sambal cumi, dan ikan garu rica,” ucap Angela sembari menambahkan bahwa tema ini kembali diambil untuk menyesuaikan permintaan yang tinggi pada fokus pengalengan makanan.

Hadirnya Kedaireka disambut baik oleh Universitas Khairun Ternate dan dianggap sebagai “biro jodoh” yang andal dalam menjembatani antara animo dosen dan penelitiannya dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Wakil Dekan I Fakultas Teknik, Suyuti, menjelaskan bahwa dengan diberikannya slot untuk penelitian ini berarti ada kesempatan bagi dosen kaitannya dengan penelitian hilirisasi dari dosen itu sendiri.
“Kami sangat mengapresiasi kesempatan yang diberikan oleh Kemendikburistek kepada Unkhair dalam pelaksanaan program Kedaireka tahun ini”, ucap Suyuti.

Dosen Fakultas Ekonomi Unkhair sekaligus anggota tim Kedaireka Unkhair, Ikrimah, menuturkan kebanggaannya atas program Kedaireka yang berhasil mentautsuaikan akademisi dengan  dunia usaha dan dunia industri (DUDI). “Hal itu sangat penting sebab di bagian timur Indonesia ini sangat butuh perataan perekonomian,” tekannya.

Selanjutnya, Angela optimis akan perbaikan ekonomi lokal yang bisa tercipta melalui penelitian ini. “Platform Kedaireka sangat membantu. Biasanya Universitas hanya meneliti, meneliti, meneliti, publikasi, setelah itu selesai, sedangkan Kedaireka membantu kami berhubungan dengan pihak usaha/pengusaha untuk bekerja sama membuat produk baru yang bermanfaat terutama untuk pangan lokal dan ekonomi lokal juga tentunya” tutup Angela. (Sri Rezeki Clara Devi, Editor: Andrew Fangidae/Seno Hartono)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 538 kali