Kurikulum Merdeka Dorong Siswa Ciptakan Teknologi Tangkap Udara hingga Membuat Aplikasi  05 Mei 2023  ← Back



Kupang, Kemendikbudristek
- Bicara tentang pembelajaran yang “merdeka”, kebijakan Kurikulum Merdeka mendorong siswa untuk berkreasi melalui metode yang lebih inovatif dan interaktif. Artinya, menjadikan dunia pendidikan yang lebih fleksibel dan melepas belenggu perguruan tinggi agar lebih mudah bergerak.
 
Implementasi Kurikulum Merdeka dirancang agar dapat mewadahi siswa untuk mengekspresikan ide-ide secara kreatif, memperlihatkan keterampilan di luar aspek akademik, dan membangun kepercayaan diri siswa dalam menyampaikan hasil karyanya. Melalui implementasi Kurikulum Merdeka, siswa didorong untuk melampaui batasan pembelajaran yang konvensional, mengeksplorasi minat dan bakat, serta memberikan ruang bagi siswa untuk berinovasi dan menemukan potensi terbaiknya.
 
Teknologi Tangkap Udara, Solusi Praktis yang dirancang Mahasiswa Undana
 
Pelaksanaan kebijakan Kurikulum Merdeka membuahkan dampak positif bagi satuan pendidikan. Salah satu inovasi yang dihasilkan melalui program Kurikulum Merdeka adalah pengembangan Teknologi Tangkap Udara yang diciptakan oleh mahasiswa Universitas Nusa Cendana (Undana), Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Inovasi tersebut kemudian berhasil mendapatkan bantuan dana dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui program Kedaireka.
 
Pengembangan teknologi tangkap udara merupakan inovasi dengan melakukan konversi wujud dari molekul udara menjadi air menggunakan tenaga surya. Proyek ini melibatkan 20 mahasiswa dalam melakukan penelitian dan pengembangan alat. Penerapan teknologi tersebut diterapkan di desa untuk mengaliri lahan pertanian yang ada di sekitarnya. Hasil kolaborasi ini secara nyata memberikan manfaat yang signifikan, baik dalam meningkatkan pengetahuan, maupun kemampuan kepemimpinan (leadership) mahasiswa.
 
Testimoni yang diberikan oleh mahasiswa juga sangat positif. “Manfaat yang dihasilkan dari program ini, yaitu meningkatkan kemampuan dalam hal studi kasus. Kami belajar mengidentifikasi masalah sebelum terjun langsung mencari solusi”, ucap Deprison Arianto, Mahasiswa UNDANA yang terlibat dalam pengembangan teknologi Tangkap Udara.
 
Bantu Ekonomi Nelayan, Undarma Ciptakan Teknologi Ikan Siap Saji
 
Inovasi teknologi juga datang dari Universitas Karya Dharma (Undarma), Kota Kupang, NTT yang berhasil mengembangkan Tunnel Fish Dryer berbasis kearifan lokal yang terinspirasi dari konsep bakar batu. Produk yang dihasilkan berupa alat pengering ikan dengan cara membakar batu. Artinya, ikan dikeringkan dengan uap panas yang dihasilkan dari batu. Teknologi “batu bakar” ini berhasil mendapat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dan Hak Cipta dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
 
Praktisi dari Undarma, Piter Boimau menyampaikan bahwa inovasi yang diciptakan ini bukan hanya memberi manfaat bagi mahasiswa dan satuan pendidikan, namun juga dapat menjawab permasalahan di masyarakat, khususnya Nusa Tenggara Timur. “Munculnya inovasi Tunner Fish Dryer ini berawal dari inisiasi untuk membantu nelayan yang ikan mentah hasil tangkapannya tidak terjual, sehingga dapat dikeringkan dengan alat ini. Ikan yang sudah dikeringkan dapat langsung dikonsumsi,” tutur Piter minggu lalu dalam sebuah pertemuan di Undana.
 
 
 
 
Giatkan Gagasan Digital Preneur, Siswi SMAK Giovanni Kupang Luncurkan Aplikasi Lokalive
 
Kepala SMAK Giovanni, Stefanus Mau mengatakan bahwa implementasi Kurikulum Merdeka terbukti mendorong siswa untuk makin berprestasi. “Melalui kegiatan Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), SMAK Giovanni berhasil meraih medali perunggu pada kategori Aplikasi, Game, dan Animasi pada FIKSI tahun 2022,” jelasnya pekan lalu dalam sebuah pertemuan di SMKN 4 Kupang, NTT.
 
Tiga siswa pemenang FIKSI tersebut adalah Zandrina Yualita, Irene V., dan Ni Luh Putu Agatha. Secara bergantinya mereka menjelaskan produk yang diciptakan. Produk yang berhasil memenangkan perlombaan  berupa pengembangan aplikasi Lokalive. “(Yaitu) Sebuah aplikasi yang menjual produk lokal. Pada aplikasi ini terdapat beberapa fitur, yaitu Lokal Wicara, Lokal News, Lokal Event, Lokal Serial, Lokal Merch,” Sebut Zandrina.  
 
Dengan gagasan kampanye yang berbunyi “HidupkanLokal”, pengembangan inovasi ini tidak hanya merancang aplikasi, tetapi juga menggaet usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal agar dapat bertahan dalam persaingan bisnis dan memiliki ekspansi pasar yang lebih luas.
 
“Melalui implementasi Kurikulum Merdeka, tujuan pembelajaran tidak hanya membantu siswa mengembangkan kemampuan secara kognitif dan emosional, tetapi juga mendorong  satuan pendidikan untuk berkolaborasi dengan mitra sehingga siswa diberikan bekal untuk mengatasi tantangan di dunia industri,” ujar guru pembimbing, Jagat Prawira, yang turut hadir pada kesempatan ini.*** (Penulis: Nadia Faradinna/Editor: Denty A.)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1274 kali