Berbagi Ilmu, Berbagi Semangat melalui Program Kampus Mengajar di SDN Banua Anyar 9  14 Juni 2023  ← Back



Kemendikbudristek, Banjarmasin
- Bangunan SDN Benua Anyar 9 berdiri di tepian rawa dengan ketinggian air yang bisa berubah sewaktu-waktu. Sekolah yang memiliki kurang dari 60 siswa ini hanya dapat diakses dengan kendaraan roda dua, melalui jalan beton selebar satu meter yang baru dibangun setahun lalu. Sebelumnya, desa di mana sekolah ini berada bahkan tidak terjangkau kendaraan bermotor dan warga sekitar menggunakan perahu sampan untuk berjualan atau melakukan aktivitas yang mengharuskan mereka untuk pergi ke luar desa.
 
Di sekolah inilah empat mahasiswa Program Kampus Mengajar Angkatan 5 bertugas, mengemban misi untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi para siswa yang sempat mengalami ketertinggalan pembelajaran selama masa pandemi. Setelah bertugas selama hampir empat bulan, perjalanan yang harus mereka tempuh untuk menuju ke sekolah tidak lagi terasa jauh, dan ruang-ruang kelas dengan guru dan siswa yang ada di dalamnya sudah terasa seperti rumah bagi mereka.
 
“Pertama kali kami ke sini, sekolah dalam kondisi banjir karena air pasang. Minggu-minggu pertama pun kami hanya menggunakan sandal. Tapi yang paling mengesankan adalah anak-anak selalu memberi salam kepada kami, meskipun saat itu belum kenal,” ucap Yahya, salah satu peserta Kampus Mengajar dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM).
 
Tiga mahasiswa lain yang bertugas di sekolah ini adalah Maulida, yang juga merupakan mahasiswa ULM, serta Maria Ulfah dan Melda yang berkuliah di Universitas Sari Mulya. Dari keempat mahasiswa tersebut, hanya dua yang berlatar belakang program studi pendidikan.
 
Di sekolah ini masih ada cukup banyak siswa yang belum lancar membaca, terutama siswa kelas satu hingga kelas tiga. Meski ada pula siswa kelas empat dan lima yang belum terlalu lancar membaca. Mereka yang sudah lancar membaca pun ternyata masih sulit untuk memahami isi bacaan yang diberikan di kelas, terlihat dari hasil tes awal Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Kelas di mana jumlah siswa yang lulus nilai minimum tidak mencapai 50 persen.
 
Untuk menumbuhkan semangat baca para siswa sekaligus meningkatkan kemampuan literasi mereka, para mahasiswa menjalankan program membaca selama 10 hingga 15 menit setiap harinya, serta rumah dongeng di mana siswa didorong untuk membaca dan menceritakan ulang cerita yang mereka baca dengan bahasa mereka sendiri.
 
Mahasiswa ini juga menata ulang perpustakaan menjadi ruang yang nyaman bagi para siswa, sehingga mereka pun tertarik untuk menjelajahi dunia ilmu pengetahuan melalui buku-buku yang sudah tersedia di sekolah. “Awalnya mereka masih kebingungan ketika ditanya tentang cerita yang mereka baca. Tapi lama kelamaan mereka mulai bisa mengekspresikan isi dari bahan bacaan tersebut,” imbuh Maulida.
 
Para mahasiswa mengaku sempat merasa kesulitan untuk masuk dalam peran mereka di sekolah pada awal masa penempatan, terutama ketika mereka harus berhadapan langsung dengan anak-anak dengan karakter mereka yang beragam. Tidak jarang juga mereka kewalahan menghadapi tingkah para siswa yang masih sulit diatur.
 
Namun seiring dengan bergulirnya masa penugasan para mahasiswa mulai bisa beradaptasi dan para siswa pun merasa nyaman untuk berinteraksi dengan guru-guru baru mereka. Bahkan, siswa-siswa cukup antusias untuk belajar dari para mahasiswa.
 
“Beberapa waktu lalu ada salah satu anak yang belum lancar membaca tahu-tahu datang ke perpustakaan minta diajari membaca,” tutur Melda.
 
Selama menjalani penugasan, para mahasiswa berkoordinasi dengan Sa’dillah, salah satu wali kelas di SDN Benua Anyar 9 yang bertindak sebagai guru pamong bagi peserta Kampus Mengajar. Ia mengaku belum pernah mendengar tentang Kampus Mengajar hingga para mahasiswa datang ke sekolah dengan membawa surat penugasan dan ia mulai mencari informasi tentang program ini melalui internet.
 
Namun ketika penugasan mulai berjalan, ia aktif dalam mendampingi para mahasiswa serta memberikan masukan atau usulan program yang bisa dijalankan oleh para mahasiswa. Ia pun senang dengan kehadiran peserta Kampus Mengajar yang membawa sesuatu yang berbeda bagi sekolah, tidak hanya bagi siswa namun juga bagi para guru.
 
“Sebagian program dari sekolah, sebagian lagi dari inisiatif mahasiswa. Manfaatnya terasa sekali, guru banyak yang merasa terbantu dengan kehadiran mahasiswa. Saya sendiri dapat banyak hal-hal baru dan wawasan baru dari diskusi dengan mahasiswa,” ucap Sa’dillah.
 
Informasi lebih lanjut terkait Program Kampus Mengajar dapat diakses melalui laman kampusmerdeka.kemdikbud.go.id serta akun Instagram @kampusmengajar.*** (Penulis: Tim MBKM/Editor: Denty)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 306 kali