Kebermanfaatan Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya Jadi Inspirasi Pemenang Lomba AMB 2023  01 Juni 2023  ← Back

Yogyakarta, 1 Juni 2023 - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memberikan penghargaan Anugerah Merdeka Belajar kepada para pemenang Lomba Foto serta Lomba Artikel dan Karya Jurnalistik Tahun 2023 di Gedung Trimurti, Prambanan, Yogyakarta pada Senin (29/5/2023). Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kemendikbudristek, Suharti menerangkan bahwa karya para penerima penghargaan telah melalui proses kurasi dengan indikator yang jelas dan ketat, serta mendapatkan penilaian dari Tim Juri yang kompeten dan independen.

“Kami memberi apresiasi kepada para pemangku kepentingan yang sudah dan terus berkontribusi pada dunia pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi,” ungkap Sesjen Kemendikbudristek dalam sambutannya.

Selain pemenang lomba foto serta lomba artikel dan karya jurnalistik, Sesjen Kemendikbudristek menyampaikan bahwa Anugerah Merdeka Belajar diberikan kepada 76 Pemerintah Daerah, 57 penerima anugerah Kampus Merdeka, 33 penerima anugerah Mitra, 19 penerima anugerah sosok inspiratif, serta 10 penerima anugerah Media Daring dan Cetak.

Mengambil tema "Kebermanfaatan dan Praktik Baik Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya", lomba foto serta artikel dan karya jurnalistik tahun 2023 diikuti berbagai kalangan masyarakat. Setalah melalui proses penjurian, maka dihasilkan 16 Pemenang Lomba Foto, 10 Pemenang Lomba Artikel dan Karya Jurnalistik, serta 2 pemenang favorit. Para pemenang menerima langsung apresiasi dari Kemendikbudristek atas karyanya.

Penghargaan kepada Pemenang Lomba Artikel dan Karya Jurnalistik diserahkan oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminuddin Azis. Total peserta yang mengikuti lomba artikel dan karya jurnalistik ini mencapai 798 orang terbagi ke dalam kategori Guru dan Dosen, Umum, serta Wartawan. Artikel yang dapat diikutkan lomba harus telah tayang daring/ cetak pada yang kurun waktu 1 Mei 2022 s.d. 18 April 2023 pada media yang terverifikasi oleh Dewan Pers.

Sementara itu, penghargaan kepada Pemenang Lomba Foto diserahkan oleh Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek. Lomba foto ini diikuti oleh 2.277 orang peserta dari kategori Pelajar, Guru dan Dosen, Mahasiswa, dan Umum. Kemendikbudristek memberikan penghargaan kepada tiga pemenang untuk setiap kategori.

Cerita di balik Foto Para Pemenang

Salah satu perwakilan pemenang lomba foto, Arief Kurniawan, mengungkapkan rasa senangnya. Karyanya yang berjudul “Meniti Asa dalam Gelap” mendapatkan apresiasi sebagai juara pertama untuk kategori pelajar.

Melalui karyanya, Arief ingin berbagi cerita tentang seorang guru tuna netra yang sedang mengajarkan orientasi mobilitas kepada siswa-siswinya yang juga tuna netra. Siswa SLB Negeri Purbalingga ini ingin membagikan pesan bahwa mereka saja yang memiliki hambatan memiliki semangat untuk belajar. "Jangan pernah malu apalagi menyerah untuk mencapai cita-cita, karena disabilitas juga bisa berkarya dan berprestasi," pesan Arief.

Kemudian, pemenang pertama lomba foto kategori guru dan dosen, Gatot Sukarno Putra mengungkapkan karyanya mengangkat cerita Lomba Balap Karung yang dilaksanakan di SD Inpres Tiom, Papua. Lomba yang diabadikannya ini diselenggarakan dalam rangka Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77. Foto tersebut dipilihnya karena sejalan dengan praktik baik implementasi Kurikulum Merdeka.

“Melalui lomba itu (balap karung) dapat menanamkan rasa nasionalisme diikuti dengan kegembiraan dan penuh semangat merupakan kebermanfaatan dan praktik baik Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya,” ungkap Gatot.

Pemenang pertama lomba foto kategori wartawan adalah wartawan foto LKBN Antara, Aditya Pradana Putra. Karyanya berjudul “Upacara Bendera Kelas Jurnalis Cilik di Pesisir Cilincing” memotret para relawan di Kelas Jurnalis Cilik di kawasan kampung nelayan Cilincing, Jakarta. Ia berharap mereka terus bersemangat memberikan pelajaran kepada anak setempat agar mereka terhindar dari potensi kenakalan remaja dan kriminalitas. Dengan begitu anak-anak marginal dapat mengikuti kegiatan yang bermanfaat.

“Melalui foto karya saya, saya berharap ada gerakan edukasi ke masyarakat marginal, khususnya anak-anak pesisir seperti ini agar bisa lebih berkembang dan masif, bukan hanya di Jakarta saja,” tutur Aditya.

Berikutnya, pemenang pertama lomba foto kategori mahasiswa adalah Rudi Hariandi. Melalui karya yang berjudul “Karya Indonesiaku dengan Budaya”, ia membingkai potret kebahagiaan anak-anak bermain permainan tradisional. Di tengah kegemaran anak-anak bermain gawai di zaman sekarang maka foto anak-anak bermain gasing yang diambil Rudi menjadi sebuah edukasi dan ajakan kepada masyarakat khususnya generasi muda untuk lebih mengenal, mencintai, melestarikan budaya dan melakukan aktivitas permainan tradisional secara lebih masif.

Pada kesempatan ini, Rudi juga mengapresiasi Kemendikbudristek yang yelah menggagas Bulan Merdeka Belajar karena merupakan wadah bagi semua kalangan pendidikan, baik dosen, guru, murid, maupun masyarakat untuk mengembangkan budaya yang ada di Indonesia.

"Saya senang dapat memperoleh penghargaan dari Kemendikbudristek, ini adalah pengalaman yang luar biasa," ujar Rudi yang berkuliah di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Abdurahrrahman Kepulauan Riau.

Tak luput, pemenang pertama lomba foto kategori umum adalah Usman, seorang wiraswasta di Jember, Jawa Timur. Karyanya diberi judul “Semangat Belajar” berhasil menarik perhatian juri karena memotret proses pembelajaran yang berlangsung di tenda darurat. Nampak guru yang masih menggunakan sepatu karet, berpakai seragam dan dengan serius mengajarkan materi. Di sisi lain, peserta didik yang mengenakan pakaian seragam dengan penuh konsentrasi menyimak penjelasan dari gurunya.

“Terima kasih kepada Kemendikbudristek atas apresiasinya terhadap karya saya. Saya merasa sangat senang dan bangga sekali karena karya sederhana dari pelosok desa bisa menjadi foto terbaik dari sekian ratus foto yang mengikuti lomba ini,” ungkapnya.

Sedangkan untuk pemenang lomba foto terfavorit adalah Hary Kurniawan yang berjudul “Pelajar Indonesia Jangan Sampai Tak Kenal Budaya Daerahnya”. Hary yang bersekolah di SMA Negeri 8 Purworejo, Jawa Tengah ini menyampaikan rasa senangnya menerima penghargaan secara langsung dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim. "Ini adalah kali pertama saya menerima penyerahan hadiah yang dihadiri oleh Menteri," ungkapnya bangga.

Pada fotonya, Hary mengangkat kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Adapun objek dalam foto ini menangkap aktivitas muda mudi yang berbusana adat sedang melompat dengan berbagai ekspresi ceria. "Saya ucapkan terima kasih yang besar untuk Mas Menteri bersama para panitia penyelenggaraan lomba ini. Hadiah yang besar dari segi materi maupun batin," ucap Hary.

Cerita Pemenang Lomba Artikel

Sementara untuk lomba artikel dan karya jurnalistik (features), pemenang pertama untuk kategori wartawan adalah Maria Fatima Bona. Wartawan dari Berita Satu (B Universe) ini mengapresiasi Kemendikburistek yang telah memberikan penghargaan kepada insan media untuk berkarya. “Dengan demikian, guru, pelajar, dan dosen mempunyai ruang untuk berpartisipasi  melalui karya tulis,” ungkap wanita yang akrab disapa Fat ini.

Tulisan khas (feature) Fat yang berjudul “Berkat Merdeka Belajar, SMKN 2 Gorontalo Tampil di Indonesia Fashion Week”, telah tayang di Berita Satu pada 17 April 2022. Tak lupa, Fat menambahkan, Merdeka Belajar adalah kebijakan yang bagus karena memberi kebebasan kepada guru, siswa, dan mahasiswa, serta pegiat pendidikan untuk berekspresi sesuai minat dan bakat. Hal ini juga memungkinkan peserta didik untuk belajar dari banyak sumber, tidak hanya terfokus pada dari dan pada satu bidang tertentu.

“Suasana kelas menjadi lebih menyenangkan dan saya harap semoga Merdeka Belajar bisa diimplementasikan dengan baik di semua sekolah dan kampus di seluruh tanah air,” ucapnya.

Sementara itu, pemenang pertama untuk kategori artikel opini guru dan dosen adalah Kurniawan Adi Santoso. Kurniawan menyampaikan bahwa idenya untuk mengikuti lomba berangkat dari artikel yang ia muat di detik.com yang berisi pengalaman dirinya yang pernah diprotes murid-muridnya saat mengajar.

Guru SDN Sidorejo, Sidoarjo, Jawa Timur ini berpesan khususnya kepada guru untuk menjadi seorang pengajar yang baik harus siap menerima kritik sebagai bahan evaluasi diri serta siap melayani murid dengan berbagai karakter dan kemampuan. “Yang terpenting guru mau patuh pada asas ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Dengan begitu, mudah-mudahan layanan pendidikan kita makin berkualitas,” tuturnya.

Selanjutnya, pemenang pertama artikel dan karya jurnalistik untuk kategori artikel opini umum, Anggi Afriansyah, juga menyampaikan rasa senang dan bangga atas apresiasi yang diberikan Kemendikbudristek pada artikel opini yang dibuatnya. Di dalam artikel opininya yang berjudul “Guru yang Membaca”, Anggi memaparkan pemikirannya bahwa banyak guru yang belum membaca pikiran-pikiran Ki Hadjar Dewantara.

Selain terkait pemikiran Ki Hadjar Dewantara, pada artikel opini tersebut Anggi juga menyampaikan penting bagi guru untuk aktif membaca buku. Sebab, membaca buku merupakan fundamen penting dari pendidikan itu sendiri. “Tak mungkin mendambakan siswa-siswa yang tekun membaca jika para guru sendiri tak pernah membaca buku,” ungkap Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang karyanya dimuat di Harian Kompas, 2 Februari 2023 yang lalu. (Denty, Editor: Danasmoro)





Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id

#MerdekaBelajar
#AnugerahMerdekaBelajar
#SemarakkanMerdekaBelajar
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 252/sipres/A6/V/2023

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 863 kali