Partisipasi Vokasi dalam Kampus Mengajar  09 Juni 2023  ← Back



Jakarta, Kemendikbudristek
- Nama Program Kampus Mengajar sangat identik dengan dunia pendidikan dan pengajaran. Kata “engajar” yang melekat pada salah satu Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) miliki Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini tidak hanya bisa diikuti oleh peserta yang berasal dari perguruan tinggi akademik, terutama rumpun pendidikan. Namun juga melibatkan mahasiswa vokasi dari Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Vokasi (PTPPV) di seluruh Indonesia.
 
Program Kampus Mengajar Vokasi yang erat dengan praktik industri, sejak tahun 2022 sudah menelurkan ratusan mahasiswa vokasi. Mereka terjun langsung ke berbagai sekolah sasaran dan berperan aktif dalam menyusun strategi pembelajaran inovatif bersama guru dan kepala sekolah. Lalu, bagaimana sebenarnya kontribusi vokasi dapat diterapkan dalam Program Kampus Mengajar?
 
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, menyebutkan bahwa peran mahasiswa peserta Program Kampus mengajar adalah menjadi kader pendidikan di sekolah penempatan. “Adik-adik mahasiswa akan mendapatkan kesempatan untuk berkontribusi secara langsung bagi pendidikan bangsa. Anda secara langsung akan berinteraksi, berkolaborasi, bekerja sama, dan bersinergi bersama para guru dan siswa,” terang Kiki pada acara Pelepasan Mahasiswa Program Kampus Mengajar Angkatan 5 (17/02/2023).
 
Peran aktif mahasiswa vokasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia melalui Program Kampus Mengajar bisa dilihat dari praktik baik yang telah dilakukan oleh Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi). Bersamaan dengan kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) yang dilaksanakan pada 22 - 25 Mei 2023,  Tim Program Kampus Mengajar mendapatkan kesempatan untuk berdialog dan berdiskusi secara langsung dengan Poliwangi yang dihadiri oleh Wakil Direktur I Bidang Akademik, Koordinator Perguruan Tinggi, Dosen Pembimbing Lapangan, dan Tim Monitoring Evaluasi Kampus Mengajar.
 
Diskusi yang dikemas sebagai sharing session ini menceritakan praktik baik yang sudah berhasil dilakukan oleh Poliwangi dan capaian yang sudah diraih oleh mahasiswanya melalui Program Kampus Mengajar. Selain itu juga mengupas tuntas berbagai kiat pendaftaran Kampus Mengajar Angkatan 6 pada Senin (22/05).
 
Poliwangi sendiri baru mengikuti kegiatan Program Kampus Mengajar pada angkatan keempat dengan mengirimkan mahasiswa sebanyak delapan orang. Namun, pada angkatan kelima, pendaftar Program Kampus Mengajar di Poliwangi meningkat secara signifikan yaitu sebanyak 125 mahasiswa pendaftar. Dari jumlah tersebut, 80 mahasiswa dinyatakan lulus dengan mahasiswa terbanyak berasal dari Sarjana Terapan (D4) Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak sebanyak 67 mahasiswa. Sisanya berasal dari D4 Agribisnis dan D4 Teknologi Pengolahan Hasil Ternak.
 
“Kami membedah dan melakukan simplifikasi dalam proses rekognisi SKS mahasiswa yang dibahas dalam forum seluruh dosen. Selain itu, kepada mahasiswa kami menekankan untuk membuat program atau karya berbasis proyek di sekolah yang relevan dengan jurusan mereka. Misalnya, program studi Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak salah satu contohnya membantu membuatkan aplikasi/web sederhana untuk sekolah,” jelas Nurul selaku Koordinator Perguruan Tinggi Poliwangi untuk Program Kampus Mengajar.
 
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur I Bidang Akademik, Abdul Rohman, menambahkan bahwa saat ini Poliwangi juga mewajibkan seluruh program studi (prodi) untuk mengirimkan minimal satu mahasiswa mengikuti Program Kampus Mengajar. Poliwangi juga memiliki tim monev khusus untuk Program Kampus Mengajar. Tim monev ini ada untuk turut memantau perkembangan program dan keaktifan mahasiswa Poliwangi di sekolah penugasan dengan mendatangi sekolah sasaran.
 
“Kami ingin adik-adik mahasiswa juga memiliki pengalaman dan merasakan dampaknya secara langsung bagaimana terjun ke masyarakat terlebih lagi lintas bidang namun tetap mengaplikasikan pembelajaran yang mereka dapatkan di kelas dan menjadi wajah baru dalam dunia vokasi. Hal ini menunjukan bahwa mahasiswa vokasi bisa berdaya di mana pun dalam bidang apa pun,” terang Ninik, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Poliwangi.*** (Penulis: Tim MBKM/Editor: Denty)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 429 kali