Atdikbud RI Canberra Bersama UPI Gelar Lokakarya Pengajaran BIPA Berbasis Kearifan Lokal  31 Oktober 2023  ← Back



Canberra, Kemendikbudristek –
 Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra bekerja sama dengan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (FPBS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), menyelenggarakan lokakarya pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Kegiatan yang berlangsung pada 27 s.d. 28 Oktober 2023 ini melibatkan Balai Bahasa Indonesia Australian Capital Territory (BBI-ACT) serta Modern Language Teacher Association (MLTA) Canberra.
 
Lokakarya bertempat di Balai Kartini KBRI Canberra dengan tema “Local Wisdom-Based Instruction in Indonesian for Foreign Learners”. Tema ini diangkat mengingat integrasi kearifan lokal dalam pembelajaran BIPA sangat penting dalam membantu peserta didik memahami budaya Indonesia secara lebih baik. Selain itu, integrasi kearifan lokal juga dapat membantu meningkatkan minat peserta didik dalam mempelajari bahasa Indonesia dan memperkaya pengalaman belajar mereka.
 
Kegiatan diikuti oleh 35 orang guru bahasa Indonesia yang umumnya mengajar di sekolah-sekolah Canberra. Pada hari pertama, kegiatan dibuka Atdikbud KBRI Canberra, Mukhamad Najib. Selanjutnya, penyampaian materi kearifan lokal dan integrasi kearifan lokal dalam pembelajaran BIPA. Pada hari kedua, kegiatan melanjutkan pembahasan integrasi kearifan lokal dalam pembelajaran BIPA hingga praktik simulasi mengajar. Lima dosen FPBS-UPI bertindak sebagai instruktur dalam lokakarya ini, yaitu Tri Indri Hardini, Yulianeta, Yanti Wirza, Dadang Sunendar, dan Eka Rahmat Fauzy.
 
Dalam pembukaan acara, Atdikbud Najib mengungkapkan komitmennya membantu guru-guru di Australia untuk meningkatkan kapasitasnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Menurut Najib, guru bahasa Indonesia saat ini berperan sangat penting di Australia, selain mengajarkan bahasa Indonesia, guru juga berperan dalam peningkatan literasi tentang Indonesia. Oleh karena itu, tambah Najib, guru juga perlu mengenal lebih banyak mengenai masyarakat dan budaya Indonesia.
 
“Guru memiliki peran sentral dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Australia, guru menjadi jembatan antar budaya, dan dapat merekatkan hubungan Indonesia-Australia. Oleh karena itu kami terus berusaha membantu para guru agar dapat optimal dalam melaksanakan tugasnya. Kami memberikan pelatihan, membantu menyediakan bahan ajar, serta siap mengirimkan asisten guru bahasa Indonesia, agar bisa membantu guru dalam mengajarkan dan mempromosikan bahasa Indonesia di sekolah,” terang Najib pada saat membuka lokakarya di Balai Kartini KBRI Canberra, pada Jumat (27/10).
 
Lokakarnya ini juga merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat FPBS UPI. Menurut  Dekan FPBS-UPI, Tri Indri Hardini, pengabdian kepada masyarakat (PkM) di luar negeri sudah menjadi komitmen UPI, khususnya dalam membantu internasionalisasi Bahasa dan Budaya Indonesia. Australia, menurutnya sangat dekat, dan UPI siap membantu penguatan promosi bahasa dan budaya Indonesia di Australia.
 
Sementara dalam materinya, Yulianeta menyampaikan bahwa dalam pembelajaran BIPA, penting untuk memperhatikan karakteristik pembelajar asing, seperti ketidaktahuan mereka tentang budaya dan tata bahasa Indonesia, sehingga dapat menghindari kesalahan dalam berbahasa. Lokakarya Local Wisdom-Based Instruction in Indonesian for Foreign Learners diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan wawasan kebahasaan dan kebudayaan Indonesia serta penguatan keterampilan mengajar bagi para pengajar BIPA di Australia.
 
Para guru mengaku senang bisa memperoleh pengayaan metode pembelajaran BIPA yang langsung dapat dipraktikkan di sekolah. Salah seorang guru dari Burgmann Anglican School, Naomi, mengaku senang bisa mengikuti kegiatan ini karena memperoleh hal baru dan menarik untuk diterapkan dalam pembelajaran di sekolah. Sementara Richard, guru Trinity Christian School mengaku tertarik dengan metode pembelajaran BIPA dengan pendekatan kearifan lokal. Hal senada juga dikatakan oleh Steven, guru di Gold Greek School. Steven mengaku merasakan manfaat yang besar dari lokakarya yang berlangsung selama dua hari ini.
 
Dalam rangkaian kegiatan lokakarya tersebut, juga dipentaskan tari tradisional dari Riau “Mak Inang Pulaiu Kampai”. Tarian daerah yang ditampilkan oleh mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Marsyanda Sandy ini berhasil memukau para peserta dengan keindahan gerak dan musik tradisionalnya. Pertunjukan busana adat dari Suku Dayak Kenyah, Kalimantan Timur, yang ditampilkan oleh mahasiswa UNJ, Tsamratul Aisyah, juga menjadi sorotan utama, memperlihatkan kearifan lokal serta kekayaan warisan budaya Indonesia.
 
Tidak hanya itu, lagu daerah "Apuse" dari Papua dan "Kicir-Kicir" dari Jakarta yang dinyanyikan oleh mahasiswa UNJ, Gloria Angelin Damamain, turut menghiasi kegiatan pelatihan BIPA berbasis kearifan lokal dengan semangat. Para peserta dari berbagai daerah di Australia menyambut penampilan ini dengan antusiasme, bahkan ikut serta bernyanyi dan menari bersama. (Atdikbud Canberra/Editor: Rayhan Parady, Seno Hartono)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 254 kali