Pagelaran Pertunjukan Tari dan Inklusivitas Jadi Rangkaian Pekan Kebudayaan Nasional  21 Oktober 2023  ← Back



Jakarta, Kemendikbudristek –
Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2023 yang diselenggarakan pada tanggal 20-29 November 2023, menyuguhkan serangkaian pameran dan acara bagi publik. Salah satunya adalah Lokakarya, kelas terbuka umum Tari dan Inklusivitas oleh Gigi Art of Dance di Museum Kebangkitan Nasional pada Sabtu (21/10).
 
Sejumlah pemerintah daerah bersama dengan dewan kurator melaksanakan lokakarya bersama tentang Kuratorial Pekan Kebudayaan Nasional 2023. Pameran dari beragam kuratorial membawa pengunjung untuk menelusuri berbagai jejak budaya Nusantara. Mulai dari kuliner Nusantara, literasi dolanan, persembahan tari hingga pemutaran film.
 
Direktur artistik Gigi Art of Dance, Gianti Giadi, bercerita soal keterlibatan Gigi Art of Dance pada Pekan Kebudayaan Nasional di Museum Kebangkitan Nasional.

“Kami mempertunjukan hasil karya anak-anak yang memang terbuka dan tentunya mengikuti tema merawat kebudayaan. Tetapi, yang paling berkesan adalah kami memberikan panggung untuk teman-teman disabilitas dan nondisabilitas,” ujar Gianti, di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Sabtu (21/10).

Pagelaran pertunjukan tari inklusif ini menghadirkan enam komunitas berbeda dari seluruh Indonesia. Tujuannya, untuk bersama-sama mengenal budaya dan kesenian daerah.
 
Pendiri Theo Dance Family, Theodora Melsasail, mengatakan bahwa dengan terlibatnya pada acara Pekan Kebudayan Nasional memberikan banyak manfaat khususnya bagi generasi muda.
 
“Dengan terlibatnya pada acara ini, saya mendapatkan banyak manfaat. Memiliki banyak relasi, berkenalan untuk saling berbagi cerita, pengetahuan, dan pengalaman. Kegiatan ini juga menjadi wadah untuk mengekspresikan kebudayaan supaya lebih dikenal secara luas,” tuturnya. 
 
Pada kesempatan yang sama, Guru Gigi Art of Dance, Karina Syahna, menyampaikan harapan dari terselenggaranya Pekan Kebudayaan Nasional 2023.
 
“Saya harap Pekan Kebudayaan Nasional 2023 bisa terus berlanjut dan kolaborasi antardaerah dapat terjalin semakin erat guna menciptakan karya-karya terbaik untuk Indonesia,” ucap Karina.
 
Salah satu pengisi acara pada Pekan Kebudayaan Nasional adalah penyandang down syndrom yang bernama Namira Zania. Perwakilan orang tua peserta tersebut, Nini Andirini, menyampaikan manfaat yang didapatkan dengan mengikuti acara ini.
 
“Anak saya, Namira Zania, menambah banyak ilmu, semakin banyak bertambah teman, memahami tentang budaya Indonesia, kesenian di berbagai daerah dan semakin cinta dengan  Indonesia karena dengan mengenal kebudayaannya lebih dekat lagi,” ungkap Nini.*** (Penulis: Maureen Chika/Editor: Denty A.)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 345 kali