Gelar Karya Beasiswa Indonesia Maju Hadirkan 145 Proyek Sosial   10 November 2023  ← Back



Jakarta, Kemendikbudristek
- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Prestasi Nasional mengadakan kegiatan Gelar Karya Beasiswa Indonesia Maju (BIM) yang diselenggarakan pada tanggal 1 - 2 November 2023, di Kantor Kemendikbudristek, Jakarta. Gelar Karya BIM merupakan  salah satu media diseminasi proyek kebaikan (proyek sosial) yang dibuat oleh peserta BIM Non Gelar (Program Persiapan Sarjana Luar Negeri) Angkatan 3. Salah satu program pengayaan yang diberikan yaitu proyek sosial.
 
Para peserta diberikan tantangan untuk peka terhadap permasalahan sosial yang ada di lingkungan sekitar dan mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan sosial yang ada. Dalam proyek sosial ini peserta ditantang untuk dapat bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk turut serta mendukung proyek sosial yang mereka buat.
 
Staf Ahli Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Bidang Manajemen Talenta, Tatang Muttaqin  menyampaikan bahwa anak-anak membutuhkan kemampuan lain di luar akademik untuk masa depan. “Ada aktivitas-aktivitas yang tidak hanya akademik tapi juga melibatkan social skills dan keterampilan-keterampilan yang sangat dibutuhkan di masa depan,” ujar Tatang, pada Rabu (1/11).
 
Terkait Beasiswa Indonesia Maju, Tatang berharap mampu memfasilitasi talenta-talenta muda untuk belajar di kampus-kampus terbaik dunia dan membawa perubahan ke Indonesia.
 
“Beasiswa Indonesia Maju ini memfasilitasi talenta-talenta ini untuk memilih kampus-kampus terbaik di dunia, agar nantinya mereka betul-betul bisa melakukan tidak hanya belajar tapi benchmark dan juga menemukan hal-hal baru sehingga nanti pulang ke Indonesia bisa menjadi lokomotif perubahan,” tegas Tatang.
 
Aktivitas proyek sosial ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan empati, leadership, teamwork, proyek management, dan problem solving. Kegiatan ini diadakan untuk memberikan kontribusi yang nyata bagi bangsa untuk mewujudkan Indonesia yang maju.
 
Dalam kesempatan yang sama, Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Prestasi Nasional, Hendarman, menjelaskan proyek sosial ini menjadi hal yang menarik dan telah dipersiapkan selama sepuluh bulan. Proyek sosial ini diadakan sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat dan lingkungan.
 
Hendarman menambahkan, bahwa anak-anak diharapkan mampu mengidentifikasi masalah apa yang perlu dicarikan solusinya sesuai dengan kesepakatan kelompok. “Kita mengajak anak-anak ini karena ada persepsi bahwa anak-anak milenial itu tidak peduli masyarakat, tidak peduli lingkungan,” ucap Hendarman.
 
Dalam Gelar Karya BIM 2023, terdapat 145 proyek kebaikan yang dipamerkan dari berbagai bidang, yaitu 75 proyek pendidikan, 33 proyek lingkungan, 15 proyek kesehatan, 9 proyek ekonomi, 7 proyek teknologi, dan 6 proyek sosial budaya.
 
Salah satu stan yang ada di Gelar Karya BIM 2023, yaitu stan kulakinaja.id. Stan ini berfokus kepada bidang ekonomi yang tujuannya untuk membantu terkait rebranding dan marketing produk-produk yang masih jarang diketahui masyarakat luas.
 
“Jadi bukan hanya dari produknya yang kami bantu tapi juga dari sumber daya internalnya kami bantu, agar produknya ini lebih meluas,” ujar Vira Giatyffany asal SMAN 1 Madiun.
 
Menurut Vira, proyek sosial ini memberikan dampak secara langsung kepada masyarakat khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah “Harapannya proyek sosial ini akan terus berlanjut karena dampaknya juga terasa di masyarakat dan juga terus membantu Indonesia terutama untuk di bidang ekonomi,” jelasnya.
 
Selain itu, ada juga Innovare, proyek sosial yang bergerak di bidang ekonomi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan entrepreneur dan mengembangkan edukasi tentang dunia bisnis di Indonesia.
 
Tsaqif Ammar, siswa SMA IAS Al-Jannah Depok, mengungkapkan bahwa edukasi terkait entrepreneur di Indonesia masih kurang. Innovare memiliki salah satu inovasi yaitu mengolah limbah karat menjadi sebuah motif yang diolah di sebuah kain.
 
“Gen Z ingin sekali mengubah bisnis, namun ternyata kemampuan manajemennya mereka itu masih kurang dan juga sekarang beberapa perusahaan kurang sustainable di Indonesia khususnya, sehingga itu yang memotivasi saya bersama teman-teman untuk menjalankan proyek sosial ini,” terang Tsaqif.
 
Selain itu, terdapat juga stan yang mengambil tema proyek lingkungan yaitu Trash2Treasure. Proyek yang didirikan  oleh lima co-founder yang berasal dari sekolah yang berbeda di Surabaya ini bergerak di bidang limbah makanan dan limbah fesyen.
 
Salah satu pendiri Trash2Treasure, Clarissa Aurelia, mengatakan bahwa tujuan mengangkat tema lingkungan adalah selain mengurangi limbah, di Surabaya sudah banyak kesadaran masyarakat mengenai masalah lingkungan dan permasalahan plastik saat ini sudah sering dibahas.
 
“Jadi hal-hal yang biasanya tidak dipakai orang-orang di rumah, itu kita olah kembali. Karena Indonesia saja sudah habis 552 triliun per tahunnya untuk limbah makanan sendiri,” ujar siswi SMA Cita Hati Surabaya.
 
Terakhir, terdapat juga stan proyek sosial yang bergerak di bidang teknologi. Technovation merupakan hasil proyek sosial dari siswa-siswi SMPN 109 Jakarta.  Salah satu siswa SMPN 109 Jakarta, Farrel Arifandi, mengungkapkan tujuan dari proyek sosial ini ialah untuk melakukan survei ke lapangan dan membantu anak Indonesia yang tertarik untuk belajar tentang teknologi tetapi tidak memiliki akses media dengan cara datang ke sekolah-sekolah.
 
“Kami mau datang ke sekolah-sekolah dan mengajari ini, pertama mulai dari proyek sederhana, contohnya ini kayak ada sensor kelembaban Itu nanti mereka bisa mengembangkan dan berkreasi membuat proyek sendiri lebih kompleks, contohnya ini bisa dikembangkan jadi kayak Robot penyiram tanaman,” pungkas Farrell.
(Penulis: Cheyne Grizelda Faustine, Syifa Albalqis Danayomi/Editor: Rayhan Parady)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 166 kali