Selimut Nusantara Hadirkan Keangungan Keragaman Wastra Indonesia di Carrousel du Louvre, Paris  17 November 2023  ← Back



Jakarta, Kemendikbudristek
- Perancang busana ternama Indonesia, Edward Hutabarat, akan menampilkan keindahan seni tenun Indonesia dalam pameran bertajuk "Selimut Nusantara". Acara ini akan berlangsung pada tanggal 28 November 2023 - 3 Januari 2024 di Carrousel du Louvre, Paris. Pameran ini akan menyoroti kain-kain dari seluruh Indonesia; Tenun Ikat dari Sumba dan Timor (Nusa Tenggara Timur) serta Bali dan Sumbawa (Nusa Tenggara Barat), Ulos dari Samosir dan Tenun Songket (Keduanya dari Sumatra). Pameran ini juga akan menjelaskan keindahan Candi Borobudur sebagai candi Buddha terbesar di dunia.
 
Edward Hutabarat, yang terkenal dengan kontribusi kreatifnya pada fesyen Indonesia, secara konsisten menampilkan keindahan dan keragaman tanah airnya. Dalam upaya terbarunya ini, Hutabarat mengeksplorasi makna budaya dari Tenun, khususnya dari Nusa Tenggara Timur.
 
"Indonesia dikenal dengan keistimewaan sandang, pangan, dan papannya, dan inilah yang membentuk peradaban merekam," ujar Edward di Jakarta, yang menamai kain-kain tersebut dengan sebutan "Selimut Peradaban".
 
Bersama dengan kain-kain ini, terdapat pula foto-foto Edward Hutabarat yang memberikan gambaran sekilas mengenai asal-usul dan proses pembuatannya yang kompleks. Foto-foto ini diambil dalam berbagai perjalanannya ke berbagai daerah di Indonesia selama dua dekade terakhir, di mana ia menyelami sejarah panjang pembuatan kain. Foto-foto ini menjadi saksi dari kehidupan dan komunitas yang membuat dan melingkupi kain-kain ini.
 
Dengan belasan ribu pulau dan ratusan kelompok etnis dan bahasa, Indonesia dikenal sebagai negara maritim, dengan banyak nelayan dan petani. Dalam kehidupan sehari-hari, kain merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakatnya. Kain ini berfungsi sebagai selimut membaluti tubuh yang lemah.
 
Kain ini juga dibawa oleh para nelayan ke laut, dibasuh oleh air laut, dan kemudian dijemur di bawah teriknya matahari di Indonesia Timur. Seperti yang dijelaskan oleh Hutabarat, "Peradaban Indonesia sangat erat kaitannya dengan ‘selimut’ (kain) namun, ‘selimut’ di Indonesia dikenal dengan nama-nama lain seperti sarung (selembar kain yang kedua ujungnya dijahit menjadi satu), jarit (kain katun tipis, biasanya berupa Batik atau Lurik), dan masih banyak lagi," jelasnya.
 
Selain itu, pameran ini juga mengekspresikan rasa hormatnya pada Candi Borobudur yang megah di Jawa Tengah. Ia menciptakan peragaan busana dari beberapa kainnya pada bulan November 2022, dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
 
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, juga menyatakan antusiasmenya mendukung  proyek baru ini. "Selimut Nusantara didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, berkolaborasi dengan perusahaan rintisan digital yang berbasis di Paris, Best of Indonesia,” ujarnya.
 
Secara keseluruhan, koleksi ini menjanjikan untuk mengungkap keindahan, kekayaan, keterampilan, dan kearifan budaya Indonesia, khususnya dari Sumba. Selimut yang ditenun seluruhnya dari bahan alami, telah memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari dan budaya selama berabad-abad. Namun, dengan "Selimut Nusantara", Edward Hutabarat mendobrak batas dan menantang peran "selimut peradaban" ini dalam konteks internasional.
 
"Saya ingin selimut ini menjadi bagian dari gaya hidup di ranah internasional. Dalam mengembangkan warisan budaya Indonesia, saya selalu berfokus pada empat aspek utama, yaitu identitas, kualitas, kreativitas, dan kesederhanaan. Dengan poin-poin ini, saya menciptakan skenario Timur-bertemu-Barat. Tren yang tak mengenal gender ini hadir dengan cita rasa dan perasaan, mencerminkan harmoni, bukan ambisi atau emosi," terang Edward.
 
Melalui Selimut Nusantara, ia membayangkan, betapa indahnya mereka di bawah matahari terbit, terbenam, atau bulan. Mereka dapat dibawa ke mana saja; untuk berjalan-jalan di kota, atau dalam perjalanan mewah di mana mereka dimandikan di laut lepas dan dijemur di galangan kapal.
 
Pameran "Selimut Nusantara" menjanjikan sebuah perjalanan visual dan budaya kepada publik internasional di Paris - menangkap esensi dari warisan Indonesia yang kaya melalui lensa Edward Hutabarat dan ketertarikan abadi terhadap craftmanship dan komunitas.*** (Penulis: Tim Ditjen Kebudayaan/Editor: Denty A.)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 335 kali