Singkirkan Keterbatasan melalui Beasiswa ADik, Dua Mahasiswa Asal Papua Ingin Bangun Tanah Kelahiran  17 November 2023  ← Back


Yogyakarta, Kemendikbudristek
--- Program Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) merupakan salah satu bentuk bantuan Pemerintah kepada mahasiswa yang kondisi dan letak geografisnya sulit mengjangkau akses pendidikan tinggi. Selain ADik Repatriasi yang diperuntukkan bagi calon mahasiswa yang orang tuanya merupakan Pegawai Migran Indonesia di Malaysia, beasiswa ADik juga diperuntukkan bagi calon mahasiswa asal Papua.

Anugrah Amin Ignatius dan Juan Anugrah Resmol, keduanya merupakan para penerima beasiswa ADik Papua yang kini menempuh pendidikan tinggi di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.

Anugrah Amin Ignatius adalah penerima beasiswa ADik Papua tahun 2020. Ia berasal dari Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua. Anu sapaan akrabnya, kini sedang menempuh pendidikan jurusan Ilmu Hubungan Internasional. “Saya bangga karena berhasil dan menjadi yang pertama masuk UGM dari SMA-nya, bahkan satu-satunya dari Kabupaten Biak Numfor pada tahun 2020,” ujar Anu saat ditemui tim dari Kemendikbudristek, di kampus UGM, Yogyakarta, pada Selasa (14/11).

Anu bercerita, jika kesenjangan pendidikan di Yogyakarta dan Papua sangat tinggi. “Sebagus-bagusnya nilai kami di Papua, itu tetap rendah jika dibandingkan di sini,” ucap Anu.

Anu mengaku, keterbatasan akses menjadi salah satu penyebabnya. Namun, melalui beasiswa ADik ini, Anu menjawab tidak ada lagi keterbatasan untuk meraih cita-cita yang diinginkannya.

Seperti di Program Studi Hubungan Internasional yang dia tempuh, bahasa Inggris menjadi bahasa pengantar perkuliahan. Padahal, di SMA-nya dulu pembelajaran bahasa Inggris masih di tahap pengayaan kosa kata, sehingga dirinya harus mengejar ketertinggalan tersebut ketika masuk program studi yang ia pilih. “Jika mahasiswa lain belajar dua kali, saya harus belajar empat kali,” ujarnya.

Motivasi Anu mengambil program studi Ilmu Hubungan Internasional adalah berpikir global dengan aksi lokal. Hal ini juga sejalan dengan keinginannya untuk membangun Papua, dia ingin membenahi aspek sumber daya manusia (SDM) terlebih dahulu melalui penyediaan akses pendidikan yang merata dan berkualitas.

Mahasiswa penerima ADik Papua berikutnya adalah Juan Anugrah Resmol yang berasal dari Kota Jayapura. Juan mengaku bersyukur bisa mendapat beasiswa pada tahun 2022. Pasalnya, melalui beasiswa ini membuat dia akhirnya bisa berkuliah di UGM.

Menurut kisahnya, Juan sadar berasal dari keluarga yang perekonomiannya terbatas, sehingga orang tuanya mendesak dirinya untuk masuk Sekolah Kedinasan karena masa depannya lebih terjamin.

Namun setelah menerima informasi terkait beasiswa ADik, Juan akhirnya mencoba untuk mengikuti programnya dan berhasil masuk UGM beasiswa ADIK 2022. Ia sempat berkecil hati untuk berhasil masuk UGM, tetapi setelah merenungkan matang-matang, ia akhirnya terus mencoba.

“Awalnya saya tidak yakin akan berhasil masuk UGM, namun saya pikirkan matang-matang dan berusaha untuk terus mecobanya,” ujar mahasiswa lulusan SMA Negeri 4 Jayapura tersebut.

Ia pun berharap, anak-anak lain yang memiliki latar belakang ekonomi yang terbatas bahkan kurang untuk tidak putus asa. Lantaran ada banyak beasiswa yang disediakan pemerintah untuk bisa berkuliah.

Ia sendiri sempat gap year sebelum akhirnya masuk UGM tahun 2022. Sebelumnya, ia sempat lolos seleksi masuk Universitas Indonesia (UI) namun karena keterbatasan dana untuk membayar uang kuliah tunggal (UKT) yang ditetapkan, ia pun terpaksa harus mengundurkan diri.

Alasan Juan memilih program studi Pembangunan, karena menurutnya wilayah Papua itu memiliki kontur yang beragam seperti banyak pegunungan, sehingga perlu usaha lebih keras lagi untuk pembangunan fasilitas dan teknologi di sana, tidak seperti pulau Jawa yang segala fasilitasnya tersedia. Maka itu menjadi tantangan baginya ketika ia lulus nanti. Selain itu Juan memiliki motivasi untuk mengangkat derajat orang tuanya dan tentunya membangun wilayah Indonesia Timur. (Rendy Manorek/Editor: Dennis)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 408 kali