Berbekal Tekad dan Inovasi, Guru Penggerak di Kabupaten Wonogiri Sukses Menjadi Kepala Sekolah 07 Desember 2023 ← Back
Wonogiri, Kemendikbudristek – Berjuang menyelesaikan pendidikan menjadi Guru Penggerak angkatan keempat di tengah pandemi COVID-19, bukan hal yang mudah untuk dijalani. Namun, demi meningkatkan kompetensi diri sebagai guru, Soeharmani rela melakukannya.
Ia telah menjadi guru bantu jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) sejak 2004 di Taman Kanak-Kanak (TK) Negeri Pembina Girimarto, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Menyadari pentingnya peningkatan kapasitas, Soeharmani mengikuti program Guru Penggerak angkatan keempat pada Oktober tahun 2021. Selama sembilan bulan ia menempuh pendidikan. Meskipun didera berbagai tantangan, namun ia tetap bersemangat menjalani setiap tahapannya.
“Keterbatasan dukungan tidak menyurutkan tekad saya untuk menjadi Guru Penggerak,” ucapnya mantap.
Selama mengikuti program, hari-hari Soeharmani disibukkan dengan berbagai macam tugas. Hal ini mendorongnya untuk aktif bertanya, berdiskusi, dan mencari sumber ilmu agar bisa lulus hingga tahap akhir.
Setelah mengikuti dan mengimplementasikan materi yang diperoleh dari program Guru penggerak, Soeharmani merasakan banyak perubahan terhadap pola mengajarnya. “Sebelumnya cara mengajar yang dilakukan saya sangat monoton kepada anak-anak,” ucapnya.
Hasil pendidikan dari program Guru Penggerak diakui Soeharmani memberikan banyak perubahan positif sehingga guru menjadi lebih kreatif dan hasilnya anak-anak lebih menikmati proses pembelajaran tersebut.
Metode belajar sambil bermain dipilih Soeharmani dalam mengajar anak-anak didiknya. Para siswa tidak hanya dirangsang kemampuan literasi, numerasi, dan komunikasinya, melainkan juga diberi kebebasan untuk belajar sesuai minat melalui pola permainan.
“Metode ini memberikan dampak positif dalam pengembangan karakter kemandirian anak,” kata Soeharmani yang menyampaikan bahwa menciptakan media ajar bagi anak bisa dengan benda sederhana yang mudah ditemui di sekitar.
Metode yang dilakukan Soeharmani ini ternyata menginspirasi guru-guru lain di Kabupaten Wonogiri untuk mengembangkan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik di sekolah masing-masing. “Dengan metode ini, anak-anak didiknya lebih suka untuk belajar karena dibalut dengan aktivitas seru seperti menggambar, bercerita, dan menghitung,” jelasnya.
Inovasi yang dilakukan Soeharmani inilah yang meringankan langkahnya menjadi kepala sekolah di TK Negeri Pembina, Girimarto, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, pada tahun 2022. Menurutnya, menjadi kepala sekolah bukanlah prioritas utama melainkan bagaimana menciptakan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik.
Oleh karena itu, kesempatan sebagai pemimpin pembelajaran dimanfaatkan Soeharmani untuk mengembangkan metode yang lebih baik lagi bersumber dari materi yang diperoleh dari Guru Penggerak. Tidak hanya cara pengajarannya saja yang dilakukan, perbaikan sarana dan prasarana sekolah dilakukan juga menjadi perhatian Soeharmani.
“Kepada teman-teman guru dan semua murid agar terus semangat bergerak mewujudkan Merdeka Belajar. Suasana belajar yang merdeka merupakan peluang bagi peserta didik mengenyam ilmu pengetahuan dengan cara yang menyenangkan. Ini juga menjadi peluang bagi guru menggali potensi, bakat, dan minat belajar anak,” imbau Soeharmani yang berkeyakinan bahwa program Guru Penggerak akan membuka masa depan pendidikan di Indonesia menjadi lebih maju, berkembang, dan berkualitas.
Soeharmani menjadi satu-satunya guru dari Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah yang mengikuti program Guru Penggerak dan berhasil lulus pada angkatan keempat.*** (Penulis: Darmawan S./Editor: Denty A.)
Sumber :
Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 1091 kali
Editor :
Dilihat 1091 kali