Penjajakan Kemitraan WSC 2024, Puspresnas Berkolaborasi dengan Berbagai Lini Ekosistem Pendidikan  15 Desember 2023  ← Back

Jakarta, 15 Desember 2023 – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) membangun kolaborasi dengan berbagai mitra untuk bergerak bersama melahirkan talenta berprestasi baik di tingkat nasional maupun global. Strategi mewujudkan komitmen ini dilakukan melalui kegiatan "Penjajakan Kemitraan untuk Fasilitas Karier Belajar Peserta Didik Berprestasi melalui Ajang World Skills Competition (WSC) 2024".

Acara yang digelar pada 12-14 Desember 2023 di Jakarta ini, merupakan persiapan Puspresnas dalam menyiapkan delegasi siswa berprestasi Indonesia di ajang WSC 2024 yang akan digelar di Lyon, Prancis. Sebanyak 32 mitra dari kementerian dan lembaga pemerintah maupun dari dunia industri turut hadir dalam forum diskusi yang digelar.

Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Talenta, Kemendikbudristek, Tatang Muttaqin mengedepankan pentingnya semangat gotong royong dalam pengembangan talenta di Indonesia. "Dalam konteks ini Puspresnas menjadi bagian dari grand design Manajemen Talenta Presiden Joko Widodo. Dalam implementasinya ada sekitar 16 kementerian yang akan ikut mendukung," ungkap Tatang Mutaqqin ketika membuka acara pada Rabu (13/12).

"Harapannya apa yang kita miliki (talenta prestasi) itu kariernya berkelanjutan, tidak berhenti pada lomba atau identifikasi prestasi saja," imbuh Tatang lebih lanjut.

Ia juga menjelaskan, dalam menyiapkan WSC ini Puspresnas melibatkan akademisi dan dunia industri untuk melakukan penajaman dan penguatan secara intensif untuk menghasilkan kualitas terbaik dalam melakukan pengukuran talenta di tingkat Asia maupun dunia.

Dalam kesempatan sama, Kepala Puspresnas, Maria Veronica Irene Herdjiono, menyampaikan, “Puspresnas mengemban tugas mencari, mengembangkan, dan membina talenta hingga menyalurkan talenta untuk mengambil peran dalam pembangunan.”

"Dalam menjalankan tugasnya ini, Puspresnas tidak dapat melakukannya sendiri. Perlu kolaborasi, sinergi dan kerja sama dengan mitra kementerian lembaga lain, industri, dan masyarakat. Ini menjadi tugas bersama mengembangkan talenta di Indonesia," jelasnya.

Irene menambahkan, ada berbagai program kerja sama yang dapat dilakukan bersama mitra. Ia menilai, mitra dapat memberikan dukungan dalam penyelenggaraan lomba, dukungan pada anak-anak peserta lomba, atau bahkan dapat menampung para pemilik talenta untuk masuk ke dalam dunia kerja.

Sinergi Lintas Lembaga/Kementerian dan DUDI
Lebih jauh, Irene juga menyinggung pentingnya membangun ekosistem pembinaan talenta prestasi bersama para pemangku kepentingan. "Dukungan ekosistem ini selain dana ada pula pembinaan. Pembinaan ini bukan hanya tugas Puspresnas yang menjalankannya melainkan juga melibatkan akademisi dan dunia industri hingga ke tingkat internasional," tutupnya.

Upaya Puspresnas membangun kolaborasi ini mendapatkan respons positif lintas kelembagaan/kementerian dan juga dari dunia usaha dunia industri (DUDI). Salah satunya adalah Martha Tilaar Group. "Selama ini kami dari Martha Tilaar Group melalui Akademi Martha Tilaar dan Puspita Martha International Beauty School berkomitmen dalam pendidikan di Indonesia khususnya bidang vokasi kecantikan," ungkap Direktur Puspita Martha International Beauty School, Pinkan.

Saat ini melalui Puspresnas, talenta prestasi Indonesia lebih terjaga dan dapat dikelola lebih baik. Pada kesempatan ini, Pinkan menyampaikan bahwa Martha Tilaar Group memberi dukungan dalam bentuk pelatihan dan menyediakan tenaga ahli.

"Kami sebagai lembaga pendidikan dan DUDI dapat memberikan dukungan secara penuh melalui Puspresnas. Harapannya pengembangan talenta menjadi tanggung jawab kita bersama sehingga generasi mendatang yang telah menjalani proses pendidikan harus bisa dipastikan terserap di dunia usaha industri, baik di dalam maupun luar negeri," ujarnya.

Pinkan melanjutkan, "Bicara soal world skills competition maka benchmark-nya adalah bagaimana menyiapkan individu bertalenta agar memiliki kompetensi tingkat internasional sehingga terserap pasar tenaga kerja lokal maupun global,” jelasnya.

Hal senada disampaikan Koordinator Standar Kompetensi dan Kualifikasi Nasional dan Pembinaan Talenta, Direktorat Jenderal Pembinaan, Pelatihan dan Vokasi, Kementerian Tenaga Ketenagakerjaan, Lamria Napitupulu. "Kita ingin melakukan peningkatan kemampuan anak-anak Indonesia. Dan yang ingin kita lakukan sekarang untuk mengirimkan anak-anak Indonesia ke kancah internasional. Kita ingin kolaborasi terkait dengan training center, peralatan, dan expert untuk persiapan WSC ini," jelasnya.

"Kolaborasi antarkementerian dan lembaga sangat dibutuhkan, tidak bisa dilakukan secara parsial. Kalau kita masih melakukan masing-masing kementerian saya yakin kita tidak akan mampu menghasilkan SDM yang berdaya saing," tegasnya.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya kerja sama dengan dengan DUDI dan lintas kementerian karena kolaborasi tersebut mendorong pencapaian hasil yang lebih baik lagi dibandingkan mengusahakan sesuatu secara parsial. “Semua sektor harus terlibat dalam membangun talenta-talenta muda," tutup Lamria.

Dari dunia pendidikan dan akademisi tepatnya perwakilan dari Insititut Pariwisata Trisakti Jakarta, Robiatul Adawiyah menyampaikan dukungan kepada talenta juara Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Nasional dalam bentuk beasiswa. "Kami bersama Puspresnas membentuk ekosistem untuk menunjang dan mendorong penuh lomba-lomba yang ada di Puspresnas untuk mencapai prestasi tertinggi bagi Indonesia," ujarnya.

"Kita harus membuat kolaborasi yang cantik dengan melibatkan unsur pemerintah, industri, dan juga unsur pendidikan. Ini tidak bisa dilepaskan satu sama lain untuk menghasilkan generasi Indonesia Emas 2045," tegasnya.

Adawiyah menilai bahwa SDM Indonesia tidak kalah saing dengan SDM negara lain. Menurutnya, potensi anak Indonesia luar biasa tidak kalah dengan negara lain. Tinggal bagaimana kita melakukan pendampingan baik hard skills maupun soft skills dengan pembangunan karakter yang baik," tambahnya.

"Harapannya, masing-masing penta helix maupun hexa helix, serta seluruh pemangku kepentingan bisa terus bersinergi melihat kiprah Merah Putih membangun generasi Indonesia Emas yang membanggakan dan dapat diperhitungkan oleh negara lain," tutup Adawiyah. (Tim Puspresnas/Editor Denty, Azis P.)