Ni Luh Putu Meisya Sari Suputri, Aktivis Muda Pemerhati Lingkungan Asal Pulau Dewata  04 Mei 2024  ← Back



Bali, Kemendikbudristek --- “Ini merupakan suatu kesempatan besar bagiku karena melanjutkan kuliah di luar negeri adalah impianku sedari SMP,” ucap Meisya, siswi SMAN 1 Singaraja, awardee Beasiswa Indonesia Maju (BIM) Program Persiapan S-1 Luar Negeri Angkatan Ketiga, ketika ditanya bagaimana perasaannya sebagai salah satu penerima beasiswa.
 
Meisya merupakan medalis Perak Kebumian OSN 2023 dan finalis OSN Kebumian 2022. Ketertarikannya dalam bidang lingkungan sangat besar. Selain mengikuti OSN, ia juga aktif mengajar di Rumah Edukasi, Our Education–BIM, dan Klub Kebumian di sekolahnya.
 
Selain aktif dalam akademis, Meisya juga aktif berorganisasi. Ia merupakan Ketua Forum Anak Daerah (FAD) Kabupaten Buleleng dan Anggota PMR Wira SMAN 1 Singaraja. Saat ini ia akan mengikuti Pemusatan Latihan Nasional dan baru saja menerima Letter of Acceptance dari Wageningen University and Research, Belanda.
 
Deretan prestasi Meisya merupakan buah dari kedisiplinannya dalam belajar dan mengikuti berbagai perlombaan. Namun, dukungan dari pihak keluarga dan sekolah juga ikut berkontribusi. Sejak kecil, Meisya suka ikut kakeknya yang seorang kepala sekolah dasar bekerja. Sejak itulah ia termotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh.
 
“Saat TK, saya berusaha aktif di kelas untuk mendapat stiker tempel dari guru. Saya juga senang belajar sepulang sekolah sehingga mama dan bapak mengusahakan agar saya bisa lebih berkembang, yaitu dengan mendaftarkan saya ke beberapa tempat kursus Matematika dan Bahasa Inggris,” jawabnya dalam sesi wawancara.
 
Dari kekonsistenan belajarnya, ia berhasil menjadi juara kelas dan angkatan sehingga ia dipercayai oleh guru untuk mewakili sekolah dalam perlombaan. Setelah berhasil menjuarai perlombaan, ia menggunakan sertifikatnya untuk mendaftar ke BIM. Selain sebagai support system, bagi Meisya keluarga adalah motivasi terbesarnya. Ia ingin membahagiakan dan membantu keluarganya. Mama Meisya berpesan kepadanya untuk selalu melakukan sesuatu yang positif karena masa depannya berada di tangannya sendiri. Sejak pandemi COVID-19, ayah Meisya tidak memiliki pekerjaan tetap. Beliau menjual hasil sawah dan kebunnya serta menjadi tukang pijat.
 
“Saya menyadari bahwa satu-satunya cara untuk kuliah adalah dengan mendapatkan beasiswa atau masuk kedinasan. Karena saya punya dua adik, untuk kuliah akan sulit jika dengan biaya sendiri. Namun, dukungan dari sekolah dan kesempatan dari pemerintah sangat membantu saya untuk mendapatkan informasi. Saya memperjuangkan beasiswa ini dengan konsisten belajar,” ujarnya.
 
Kepala SMAN 1 Singaraja, Made Sri Astiti, menceritakan keseharian Meisya selama di sekolah. “Kesehatannya baik sekali sehingga ia mampu berkegiatan dengan baik dan semangat. Meisya disiplin dan mampu membagi waktu dengan baik.”
 
Sri Astiti menjelaskan bahwa bentuk dukungan dari sekolah dalam memfasilitasi anak-anak berprestasi adalah dengan memberikan ruang untuk mereka berlatih saat pembinaan dan mendukung dana serta fasilitas lainnya yang diperlukan. “Apa yang dibutuhkan Meisya selama seleksi tetap didukung,” jawab Sri Astiti. Kepada generasi muda Sri berpesan untuk mempunyai fondasi karakter yang kuat, tahan terhadap tantangan, mandiri, bekerja keras, belajar dengan baik, dan memiliki integritas yang baik serta jujur. “Selalu berusaha dan berjuang untuk mengisi diri sehingga mampu bersaing di tingkat internasional.” tutupnya.
 
Meisya memilih jurusan Environmental Sciences di Wageningen University and Research karena sesuai dengan minat dan cita-citanya. “Saya bercita-cita untuk berkontribusi di bidang manajemen lingkungan di Indonesia, seperti menjadi aktivis, penyuluh, dan konselor lingkungan,” jawab Meisya terkait mimpinya.
 
Sri Astiti berharap Meisya dapat kuliah di luar negeri dengan tepat waktu dan jika sudah tamat dapat kembali ke Indonesia untuk berkontribusi memajukan bangsa. Ia juga berharap keberhasilan Meisya dapat menginspirasi adik-adik kelasnya bahwa tidak ada kata menyerah untuk berprestasi walaupun terdapat kendala secara ekonomi. Sri percaya bahwa pendidikan mampu merubah keadaan.
 
Selain keluarga dan sekolah, Meisya mengungkapkan keberhasilannya saat ini juga berkat adanya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Ia menyampaikan bahwa Merdeka Belajar patut untuk dilanjutkan karena memberikan pilihan kepada siswa untuk belajar mata pelajaran yang diminati. Meisya berharap, semoga proyek yang dilakukan siswa bisa didukung dari sisi finansial.
 
Pada kesempatan ini, Meisya berpesan kepada sesama generasi muda untuk tetap semangat dalam meraih cita-cita. “Kesuksesan dapat diraih melalui banyak jalan, asalkan tetap teguh dalam berusaha dan jangan minder.
 
Meisya menambahkan, “Untuk teman-teman yang juga ingin berkesempatan menjadi penerima BIM, khususnya untuk teman-teman kelas 11, jangan lupa untuk ikuti terus informasi-informasi dari Pusat Prestasi Nasional karena akan ada gelombang-gelombang berikutnya yang menanti kalian!” pesannya. (Shafira Ramadhani / Editor: Denty)
 

Sumber :

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 597 kali