Chloe Xing, Insan Muda asal Kalimantan, Penerima BIM yang Memiliki Banyak Prestasi dan Penuh Simpati 05 Juni 2024 ← Back
Pontianak, Kemendikbudristek — “Saya sangat bersyukur karena cita-cita saya sejak kecil akhirnya terwujud berkat Beasiswa Indonesia Maju. Saya berkomitmen untuk belajar dengan tekun dan mempertahankan nilai-nilai yang saya anut. Saya juga berencana untuk mengikuti program penelitian dan kegiatan student union di UC Berkeley,” ucap Chloe Xing, siswi SMAK Santu Petrus Pontianak, penerima Beasiswa Indonesia Maju yang akan melanjutkan pendidikannya di University of California, Berkeley, jurusan Environment, Economics, and Policy. Setelah lulus, ia berencana memasuki dunia karier dan berjuang keras untuk menjadi staf ahli di Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Pemudi kelahiran 2006 ini hobi membaca buku, menonton kartun, dan mengajar anak-anak. Selain memiliki hobi, Chloe juga memiliki segudang prestasi, baik di tingkat internasional maupun nasional. Ia pernah menjadi satu dari tiga TechGirls Indonesia yang diundang oleh The United States Department of State’s Bureau of Educational and Cultural Affairs untuk belajar di Amerika selama satu bulan.
Di tingkat internasional, ia berhasil menjadi medalis perak International Economics Olympiad Winter Challenge 2023, juara kedua Business Case Competition International Economics Olympiad Winter Challenge 2023, dan juara 1 Wardaya College Business Plan Competition oleh Wardaya Festival & University of Southampton UK. Di samping itu, ia juga terpilih sebagai penerima AFS STEM ACCELERATORS 2022 oleh AFS dan University Of Pennsylvania, USA.
Adapun prestasinya di tingkat nasional tak kalah banyak. Tahun 2022, ia diamanahkan menjadi Parlemen Remaja oleh DPR RI. Di tahun yang sama, ia berhasil menjadi finalis Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) 2022, juara 1 PBCC Business Case Competition oleh DANA & Paragon, Top 2 LPDP Festival Business Plan Competition 2023 mewakili Kalimantan Barat, juara 1 TSM National Economics Competition 2022 oleh Universitas Trisakti, penerima Beasiswa Semarak Pelajar 2021 oleh Detik.com dan Asus Indonesia, juara 1 Economics Banking Olympiad 2023 oleh FEB Universitas Tanjungpura, dan masih banyak lagi.
"Sudahlah, anak daerah tidak akan pernah bisa berkarya sejauh itu." Kalimat tersebut sering menghantuinya sejak kecil. Saat itu, Chloe merasa sangat tidak mungkin baginya dapat belajar di luar negeri. Situasi memburuk ketika ia mengalami perundungan di sekolahnya, saat itu ia kelas dua SMP. Hal tersebut membuatnya tidak percaya diri dan meragukan dirinya.
Namun, saat pandemi, Chloe mendengar sebuah lagu dari grup musik favoritnya semasa kecil, yaitu Coboy Junior. Lirik lagu tersebut memotivasinya. Tak perlu tunggu hebat, untuk berani memulai apa yang kau impikan. Hanya perlu memulai, untuk menjadi hebat raih yang kau impikan. Sejak itu, ia mulai merefleksikan diri dan mengubah mindset negatifnya.
Tahun 2021, ia mendirikan organisasi bernama LightPillar yang berfokus pada kesehatan mental remaja. LightPillar memberikan konseling gratis dan konseling sesama bagi para remaja yang mengalami masalah kesehatan mental. Ia juga meluncurkan kampanye bernama #WhoamI yang menjadi sumber harapan bagi banyak orang. Pengalaman perundungan pada masa silam membuat Chloe semakin kuat dan tidak takut untuk mencoba hal baru. Setelah mendirikan Lightpillar, ia aktif mengadvokasi suara para remaja melalui Gebrasi Pontianak.
“Bersama dengan saudari kembar saya, Claire, dan teman baik saya, Mayra, kami berhasil membangun taman baca keliling atau perpustakaan kecil di Taman Catur Pontianak. Proyek kami menjadi representasi dalam acara Gelar Karya Expo Beasiswa Indonesia Maju 2023 di bidang pendidikan,” cerita Chloe yang rupanya seorang anak kembar.
“Dengan semangat dan keinginan untuk terus belajar, serta membantu sesama, saya diundang oleh Departemen Negara Amerika Serikat untuk mengikuti program TechGirls. Program yang mempertemukan anak perempuan dari seluruh dunia. Saya menjadi perempuan pertama dari pulau Kalimantan yang diundang untuk belajar dan melakukan penelitian di sana. Melalui TechGirls, saya menemukan minat baru dalam teknik lingkungan. Sebagai proyek akhir dari TechGirls, saya berhasil membangun sebuah situs web bernama Semua Ada Indonesia untuk memberikan informasi tentang bisnis lokal di Pontianak dan mendukung UMKM setempat.” ucap Chloe menceritakan pengalamannya sebagai TechGirls Indonesia.
Saat ini, Chloe telah menerima Letter of Acceptance untuk berkuliah di luar negeri. “Dengan Beasiswa Persiapan Indonesia Maju, saya berhasil mendapatkan Surat Penerimaan di University of California, Berkeley.”
Orang tua Chloe selalu mengajarkan pentingnya berbagi dan membantu sesama. Ia dan keluarganya sering mengunjungi panti asuhan di Siantan dan menghabiskan waktu bersama para anak di sana. Pengalaman ini membentuk empati dalam dirinya. “Saya menyadari bahwa hidup saya bukan hanya tentang meraih kesuksesan pribadi, tetapi juga tentang menjadi Agent of Change yang memberikan manfaat bagi banyak orang. Saya yakin dengan memegang teguh nilai-nilai tersebut, saya dapat terus berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih baik untuk semua orang,” tutur Chloe.
Seperti manusia pada umumnya, Chloe juga menghadapi berbagai tantangan, dan yang terbesar baginya adalah perasaan kurang percaya diri dan pikiran negatif. Ia sering merasa tidak mampu untuk berkarya dan mencapai tujuan yang diinginkan. “Namun, saya selalu berusaha untuk memelihara pola pikir positif dan terus berbagi cerita dengan orang tua saya karena mereka merupakan pendukung terbesar bagi saya. Tanpa dukungan mereka, saya tidak akan mencapai titik ini. Mereka tidak hanya memberikan dorongan moral, tetapi juga memberikan arahan dan motivasi yang sangat berarti dalam perjalanan hidup saya”.
“Ketika tidak ada orang yang memercayai kita, itu adalah saat yang tepat untuk kita semakin percaya pada diri sendiri. Alasan saya berbagi kisah saya adalah saya ingin anak-anak di daerah terpencil atau kota kecil di Indonesia, tidak kehilangan semangat dan terus berkarya untuk negara ini. Ingatlah, ketika kita merasa ingin menyerah, selalu ingat mengapa kita memulainya. Always remember, nothing is impossible as long as you keep trying.” pesan Chloe untuk anak-anak Indonesia.
Pada FIKSI 2022, ia mempersembahkan produk inovasi bernama Krispang Kite (Keripik Pangsit Lidah Buaya Rasa Bubur Pedas Pontianak). Chloe ingin memperkenalkan keunikan kuliner asal daerahnya. Ia ingin orang lain juga bisa merasakan kelezatan bubur pedas khas Pontianak.
Dalam wawancara tersebut, Chloe juga mengapresiasi Kurikulum Merdeka Belajar. Sebagai siswa yang selama ini mengikuti kurikulum nasional, ia melihat bahwa Kurikulum Merdeka Belajar merupakan terobosan penting dalam dunia pendidikan di Indonesia. Sebagai contoh, dalam Kurikulum Merdeka Belajar, siswa kelas dua SMA diberi kesempatan untuk memilih mata pelajaran sesuai minat mereka.
“Contohnya, saya yang memiliki minat pada bidang biologi dan ekonomi merasa sangat terbantu oleh fleksibilitas ini. Saya juga sangat menyukai program P5 dalam Kurikulum Merdeka Belajar karena program ini mendorong kolaborasi. Meskipun awalnya sulit bekerja sama dengan teman-teman yang belum saya kenal, tetapi pada akhirnya saya berhasil menjalin hubungan baik melalui proyek-proyek yang kami kerjakan bersama.” ucap Chloe.
Sebagai seorang siswa yang sebelumnya mengikuti Kurikulum 2013 (K13), ia merasa bahwa Program Merdeka Belajar telah mengajarkannya pentingnya berkolaborasi dan melatih gaya komunikasi. Dengan adanya Kurikulum Merdeka Belajar, Chloe menjadi lebih terampil dalam berinteraksi dengan berbagai macam teman sebaya saya. Menurutnya kemampuan ini akan sangat berguna di masa depan, terutama dalam dunia kerja. (Penulis: Raden Roro Shafira Nur Ramadhani/Editor: Denty A.)
Sumber :
Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 1232 kali
Editor :
Dilihat 1232 kali