GSVI 2024: Informasi Menarik terkait Ekosistem Teknologi Pendidikan Tinggi di Indonesia 02 Oktober 2024 ← Back
Sanur, Bali, Kemendikbudristek — Ekosistem pendidikan tinggi di Indonesia memiliki sejumlah tantangan dalam rangka meningkatkan daya saing. Terdapat tiga hal utama yang perlu diperhatikan, yaitu bagaimana agar lulusan universitas mampu mendapatkan pekerjaan dengan pendapatan layak, bagaimana mendorong lebih banyak kesempatan ataupun dukungan finansial terhadap riset di kampus, serta bagaimana melakukan pemerataan terhadap kualitas pendidikan di universitas.
Untuk itu, Kampus Merdeka hadir sebagai solusi. Kampus Merdeka terdiri dari enam program utama yang dibiayai oleh pemerintah, yaitu Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), Kampus Mengajar, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Praktisi Mengajar, Indonesia International Student Mobility Award (IISMA), dan Wirausaha Merdeka.
Staf Khusus Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Pramoda Dei Sudarmo, menjelaskan bahwa ada persepsi di kalangan industri agar mau menerima anak magang dalam jumlah besar, seperti Google yang menerima 9.000 peserta dalam setahun. Oleh karena itu, pemerintah memberikan insentif, misalnya dalam bentuk gaji yang dibayarkan kepada peserta magang agar mereka mendapatkan kesempatan belajar di industri.
Sejumlah delegasi asing dan perwakilan organisasi internasional yang hadir dalam sesi Deep Dive 2 Gateways Study Visit Indonesia 2024 yang bertajuk “Higher Education Tech Ecosystem: Democratizing access to opportunities through Technology” mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi dan berbagi pandangan terkait isu ini dalam kelompok. Mereka diminta melakukan analisis terhadap masalah-masalah di Indonesia yang sudah dipaparkan sebelumnya, kemudian memaparkan hasil diskusi.
Tiga delegasi memberikan ide mengenai apa yang bisa dilakukan Indonesia di tengah keterbatasan anggaran, seperti mengundang praktisi ke kampus untuk mengajar, mengajak industri ikut mengembangkan kurikulum, mendorong wadah-wadah pembinaan wirausaha, program magang bagi mahasiswa vokasi dan universitas, serta insentif pajak bagi perusahaan yang memilih dan mengimplementasikan proyek-proyek pemerintah, terutama dalam riset dan inovasi.
Sebagai informasi, saat ini, lebih dari 2 juta mahasiswa sudah berpartisipasi sejak program dijalankan pada 2020. Perinciannya, sebanyak 462.753 mahasiswa dibiayai oleh Kemendikbudristek (2020–2024) dan 1.550.000 lainnya dilakukan secara mandiri (2021–2024). Beberapa mitra ternama yang digandeng, antara lain Samsung, NVIDIA, Huawei, BRI, Pertamina, dan Sido Muncul. (Tim Ditjen PDM / Editor: Stephanie, Denty)
Sumber :
Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 232 kali
Editor :
Dilihat 232 kali